Pagi hari telah tiba, menampakkan sinar matahari yang menyinari dunia. Hari ini merupakan hari dimana Hanji mengumpulkan para titan shifter untuk membicarakan beberapa hal penting mengenai penelitiannya.
Levi melangkah keluar dari kamarnya menuju ke lantai bawah, namun langkahnya terhenti tepat di depan kamar Emma. Dia memandang pintu kamar itu cukup lama sambil menimbang-nimbang apa yang akan dilakukan olehnya. Sebenarnya dia berniat untuk menggeledah kamar ini setelah pulang dari rumah Rachel, namun ternyata dia malah bertemu dengan Emma di lorong ini yang langsung membuatnya mengurungkan niatnya.
Pria itu melangkah maju dan memegang kenop pintu kamar tersebut. Apa yang harus dia lakukan jika ternyata gadis itu ada di dalam? Apa dia akan berpura-pura bahwa tak sengaja membuka kamar ini? Akan sangat mencurigakan jika dia bersikap seperti itu.
Tapi masa bodo, Levi tidak peduli. Dengan hari-hati dia membuka pintu kamar tersebut sepelan mungkin. Dia langsung membuang nafasnya lega saat mendapati bahwa kamar itu kosong. Tanpa menunggu lama dia langsung masuk dan mengunci kamar tersebut dari dalam.
Mata pria itu mengedar ke seluruh ruangan, dengan cepat dia mulai membongkar barang-barang yang ada disana, mencoba untuk menemukan petunjuk dari identitas gadis bermarga Becker itu.
Namun nihil. Dia tidak dapat menemukan petunjuk apapun di kamar itu. Levi mendesah berat sambil mendudukkan dirinya di lantai–menyandar dengan tempat tidur. Apakah selama ini dia hanya salah prasangka? Tapi kenapa gadis itu akhir-akhir ini terlihat sangat mencurigakan? Apakah perasaannya salah mengenai gadis itu?
Srek
Tangan Levi tak sengaja menyentuh suatu benda dari bawah kolong tempat tidur. Pria itu langsung menurunkan badannya untuk melihat benda tersebut. Alisnya reflek mengangkat saat melihat sebuah buku yang tergeletak begitu saja di lantai bawah tempat tidur ini. Tanpa basa-basi dia langsung mengambil buku tersebut dan membukanya.
"Buku harian?" Gumam Levi saat membaca halaman pertama buku itu.
Dia membuka satu per satu halaman dan membacanya dengan seksama. Melihat dari tulisannya yang kurang rapih di halaman-halaman awal, dia yakin bahwa buku ini sudah diisi sejak gadis itu kecil.
Tidak ada yang spesial, hanya sebuah curhatan seorang gadis kecil yang menceritakan kesehatiannya lewat buku itu. Dahi Levi mengernyit saat melihat salah satu halaman yang diisi oleh coretan penuh amarah. Tulisannya sudah jauh lebih rapih dari sebelumnya–menandakan bahwa Emma yang sudah tumbuh dewasa lah yang menulisnya.
Benci!
Benci!
Aku benci melihat Ayah yang sedih karena kondisi kakiku!
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTANCE // Levi Ackerman
Fanfiction[Sequel of SPECTRUM - Dalam tahap revisi] Semua ini hanyalah perihal jarak dan waktu yang memisahkan kita. Namun sebuah perasaan tidak akan pernah berbohong dengan apa yang telah dilaluinya. Cerita ini adalah tentang aku dan dia. Aku yang selalu ber...