Satu bulan telah berlalu semenjak pertarungan sengit melawan Eren dan Zeke. Meskipun pada akhirnya pergerakan Wall Titan dapat berhenti atas perintah Eren, dunia tetap mengecam perbuatan pemuda itu sehingga dia tetap mendapatkan hukuman yakni pengasingan di wilayah selatan pulau Paradise dengan penjagaan yang ketat dari Pasukan Pengintai. Sedangkan Zeke dijatuhi hukuman mati atas perbuatannya selama ini yang telah menyebabkan banyak kekacauan di pulau Paradise.
Setelah kejadian itu pula terbentuklah perjanjian internasional antara seluruh negara di dunia dengan para penduduk Eldia dalam tembok yang melarang penggunaan kekuatan titan di luar pulau tersebut.
Kejadian yang sukses menghancurkan Kota Liberio itu membuat para pejuang Marley yang tersisa yakni Falco, Gabi, Reiner, Annie, dan Pieck diberikan hak tinggal yang dilindungi oleh Ratu Historia sebagai permintaan maaf atas peristiwa tersebut. Mereka juga diberikan penghargaan dari sang ratu bersama Rachel dan Prajurit Pasukan Pengintai lainnya atas bantuan mereka dalam melawan Eren.
〰️
Setelah pertempuran itu selesai, Rachel lebih memilih untuk tinggal di rumah lamanya bersama para pejuang Marley daripada tinggal di rumah Erwin. Meskipun Erwin sudah menyuruhnya untuk tinggal bersama, dia tidak mau merepotkan kakaknya itu yang kini telah berkeluarga. Apalagi dia juga harus menjaga Falco dan Gabi karena merasa bertanggung jawab atas kedua bocah itu.
Sebulan juga telah berlalu semenjak pemakaman Raven dilaksanakan, Rachel lebih sering menghabiskan waktunya di kamar untuk menenangkan diri. Bayang-bayang tentang kematian kakaknya itu selalu terputar dengan jelas di kepalanya membuatnya sedikit tertekan akan hal itu.
Namun pagi ini dia berusaha untuk ikut makan bersama di ruang makan dengan yang lainnya, membuat mereka semua sempat terkaget dengan kehadirannya.
"Rachel-san! Akhirnya kau mau makan bersama kami!" Teriak Falco senang.
Keadaan bocah itu sudah jauh lebih baik darinya membuat Rachel tersenyum tipis. "Ya, kurasa sudah saatnya aku mengikhlaskan kepergiannya." Ujar Rachel pelan.
Reiner yang berada tepat disampingnya menepuk kepala gadis itu pelan sambil tersenyum, "Syukurlah. Aku sempat khawatir kalau kau akan melakukan hal gila di dalam sana." Canda Reiner.
"Reiner-san! Jangan bicara yang aneh-aneh!" Tegur Gabi.
Rachel tersenyum miring mendengar perkataan tersebut, "Mungkin akan kupertimbangkan tentang hal itu." Balasnya enteng.
"Eh, kau tidak serius kan?" Tanya Reiner panik.
Rachel memandang Reiner malas dan menggelengkan kepalanya. Dia mengalihkan pandangannya kepada Pieck yang tengah memperhatikannya membuat wanita itu tersentak kaget di tempatnya.
"Pieck-san, terima kasih telah menjaga bocah-bocah ini selama ini." Katanya tulus.
Pieck melemparkan senyumannya, "Tidak apa-apa Rachel. Aku tahu kau membutuhkan waktu setelah kepergian Raven. Lagi pula si bodoh Reiner ini sangat tidak bisa di andalkan karena terus mengkhawatirkanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTANCE // Levi Ackerman
Fanfiction[Sequel of SPECTRUM - Dalam tahap revisi] Semua ini hanyalah perihal jarak dan waktu yang memisahkan kita. Namun sebuah perasaan tidak akan pernah berbohong dengan apa yang telah dilaluinya. Cerita ini adalah tentang aku dan dia. Aku yang selalu ber...