6. Unexpected

1.9K 274 96
                                    

Erwin dan Levi di buat kebingungan dengan tingkah Rachel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Erwin dan Levi di buat kebingungan dengan tingkah Rachel. Memang mereka tahu bahwa gadis itu akan sangat terkejut apabila mengetahui fakta bahwa Erwin masih hidup. Namun, bukannya memeluk Erwin atau apa gadis itu malah menangis sesegukan sambil berjongkok di tempatnya.

"Levi." Erwin memberikan sinyal kepada Levi untuk masuk terlebih dulu ke rumahnya. Pria itu langsung mengangguk dan segera masuk ke rumah Erwin untuk memberikan waktu kepada sepasang kakak-adik itu.

Erwin menghela napasnya pelan, lalu dia mengambil posisi berlutut tepat di hadapan Rachel. Kedua lengannya dia arahkan untuk menangkup pipi Rachel agar bisa melihatnya. Mata gadis itu memerah dan masih setia mengeluarkan air matanya dari sana. Erwin yakin, adiknya itu pasti sangat menderita selama ini karena mengira dirinya telah mati dalam misi perebutan Dinding Maria. Dirinya pun juga merasakan hal yang demikian rupa saat mengetahui bahwa Rachel telah pergi ke luar pulau bersama kakak kandungnya. Dia bahkan tidak pernah menyangka bahwa mereka akan bertemu kembali hari ini.

Pria itu melemparkan senyum manis nan hangat miliknya kepada Rachel. Matanya memandang lembut adiknya yang sudah empat tahun tak pernah dia lihat itu.

"Hey, gadis kecil." Panggil Erwin lembut,

Rachel yang sedari tadi memalingkan matanya ke berbagai arah langsung memberanikan diri untuk menatap Erwin setelah pria itu memanggilnya dengan panggilan kesayangannya.

"Erwin-niisan, hiks... apa kau berpura-pura mati waktu itu? Hiks... kau bahkan sekarang mempunyai dua tangan lagi! Hiks..." Erwin sontak tertawa saat mendengar perkataan polos Rachel.

Pria itu menghapus jejak air mata yang berada di pipi Rachel. "Aku selamat berkat dirimu." ujarnya.

"–apa kau tidak merindukanku?" Lanjutnya sambil membuka lebar kedua tangannya, mengharapkan pelukan adiknya itu.

Rachel langsung memeluk tubuh Erwin dengan erat. Sudah lama sekali dia tidak merasakan pelukan ini. Rasanya seperti kembali ke suasana beberapa tahun yang lalu. Rachel benar-benar merindukan kakaknya itu.

"Apa kau membaca tulisanku?" Tanya Rachel di sela-sela pelukannya.

"Tentu saja. Aku bahkan mengikuti apa yang gadis kecil ini suruh dalam surat itu." Erwin melepaskan pelukan mereka sebelum melanjutkan ucapannya.

"Kakakmu ini sudah menikah satu setengah tahun yang lalu tahu." Lanjut Erwin bangga.

Rachel langsung membulatkan matanya sesaat mendengar perkataan Erwin. Raut wajah gadis itu yang awalnya suram berganti menjadi cerah karena kabar tersebut. "Dengan siapa?" Tanyanya antusias.

DISTANCE // Levi AckermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang