Hari ini Ayu terbilang sangat sibuk, selain dihadapkan untuk membina para prajurit lain Ayu juga ada pelatihan tempur menggunakan meriam.
Semua bersiap dengan tugas masing-masing. Dan tank pun berjalan menuju lapangan tempur yang tak jauh dari Batalyon.
.
.Suara tembakan dari alat peluncur menggema diseluruh penjuru lapangan tembak, mungkin pemukiman warga yang tak jauh dari kawasan lapangan pun mendengar hal itu dan itu sudah lumrah bagi warga sekitar.
"PUTAR! PUTAR!" Ucap prajurit lain yang bertugas sebagai pengarah. Ayu pun mengendalikan meriam lalu meriam berputar 360 derajat dan menembak kan mortir.
Siang hari yang terik ini tak menggoyahkan semangat para prajurit untuk berlatih meskipun tau resiko nya yaitu kulit akan hitam akibat latihan dibawah terik matahari.
...
3 jam berlalu setelah latihan tempur dilapangan tembak, Ayu masih belum lepas dari kesibukan nya. Apalagi sekarang Ayu harus menelepon atasan dari Kodam III Siliwangi karena akan melaksanakan rapat jajaran.
Ayu segera meraih ponsel nya dan mencari nomor atasan nya dengan buru-buru tanpa melihat nama-nama kontak dengan detail.
Ayu segera menekan tombol panggilan dan telepon pun langsung tersambung dengan tangan Ayu tidak berhenti untuk membereskan lampiran-lampiran.
"Halo, pak.."
"Saya Letda Arm. Rahayu Kusumah dari yonarmed 4 105/ GS.. Saya utusan batalyon untuk memberitahukan bahwa batalyon kami akan mengadakan rapat jajaran dan bapak diundang untuk menghadiri rapat,"
Tiba-tiba Ayu berhenti berbicara saat orang yang ia telepon menyahuti nya dengan suara yang berbeda.
"Saya Lettu Aris Araga Nuransyah. Kamu salah sambung,"
Ayu pun melepas ponsel nya dari telinga nya dan melihat nama kontak itu adalah Aris. Ingin segera dimatikan tapi terlihat tidak sopan, dan jika terus dilanjutkan juga terkesan masih mengharapkan Aris.
"Siap salah pak. Saya buru-buru jadi saya salah pencet kontak," sahut Ayu.
"Baiklah,"
"Eh, Ayu, tunggu.."
Ayu menggertakan gigi-gigi nya. Baru kali ini ia bertelepon lagi dengan Aris setelah hampir 2 tahun tak berkomunikasi, dan Aris kembali memanggil nama nya.
"Siap pak,"
"Maaf saya membuat mu kecewa.. Kini misi mulia 2 tahun itu sudah selesai. Mas akan tepati janji dua tahun yang lalu itu. Sekali lagi mas mi--"
"Siap izin pak, saya masih banyak tugas dan saya harus segera pergi. Terima kasih atas waktu nya,"
Ayu segera mematikan ponsel nya dan juga mematikan data seluler nya menghindari panggilan tak terduga lagi. Dan berharap agar Aris tak merasa diberi angin segar oleh Ayu karena hanya hal sepele tadi.
"Kenapa pake salah pencet juga sih! Ah, nyebelin kan," ketus Ayu sambil merapikan lampiran-lampiran berkas militer. Dan ia pun berjalan menuju ruangan komandan.
...
Aris masih tak habis pikir dengan tingkah dirinya dan apalagi tingkah Ayu yang sudah ia maklumi. Kenapa dirinya jadi sebegitu formal dengan Ayu? Ya harusnya fine-fine saja kan?
"Dasar gak becus! Kenapa sih gue selalu nyia-nyia in kesempatan emas sih?" Gerutu Aris. Ia pun mengacak-acak rambut cepak nya dan sesekali melihat ponsel nya yang berwallpaper foto dirinya dan Jiani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be With You [END]
ChickLit🍀Sequel dari Tentara Wanita Bagi seorang tentara, pilihan hanya ada "ya atau tidak" tidak ada abu-abu. Salah pilih fatal akibat nya. Sebuah pilihan yang sulit antara memilih orang yang membantu nya dari nol atau memilih orang yang menikmati hasil...