Kedatangan Teddy

2.8K 235 29
                                    

  "Kamu udah gak sakit lagi kan? Mari kita pulang," ajak Aris sambil mengulurkan tangan nya kehadapan Ayu. Ayu pun tersenyum dan mengangguk.

  Tapi bukan tangan Ayu yang menyambar tangan Aris, melainkan sebuah tangan yang lumayan kekar yang menepis tangan Aris.

  "Bang Teddy?" Ucap Ayu terperangah melihat Teddy ada disini. Teddy menatap tajam Aris begitu juga Aris.

  "Ayu tanggung jawab saya! Kamu pergi saja sana!" Usir Teddy sambil tetap menatap Aris dengan tajam. Otomatis Aris mulai naik pitam dengan Teddy ini.

  "Tanggung jawab apa yang anda maksud, pak? Bukan nya anda harus menjaga milik anda jangan sampai jatuh ketangan orang lain?" Tanya Aris sambil tersenyum tipis.

  "Melindungi memang tanggung jawab saya, tapi dia sudah dewasa! Sudah bisa menjaga diri dan kehormatan nya sendiri!"

  Aris pun geram dan makin meradang mendengar ucapan Teddy. Sebenarnya Aris ingin sekali meraih leher Teddy untuk digantung di tiang selasar rumah sakit, tapi dirinya agak sedikit mundur karena tau ia hanya sebatas teman untuk Ayu meskipun dirinya pernah singgah dihati Ayu.

  "Dewasa? Mau sudah dewasa atau tidak, menjaga harta yang paling berharga adalah tanggung jawab seorang pria sejati! Meskipun pangkat Kapten tapi tidak bisa menjaga perempuan yang anda sayangi, tetap saja dianggap pecundang!" Tegas Aris. Bukan nya memihak Teddy atau melerainya, Ayu malah tertegun mendengar ucapan yang Aris keluarkan. Ayu percaya bahwa cinta Aris untuknya tak akan padam meskipun diterpa badai sekalipun.

  Teddy pun murka dan menarik baju yang Aris kenakan sambil mendorongnya ketembok ruangan Ayu,"kamu anak kemarin sore kok gak punya sopan santun!"

  Otomatis Ayu segera beranjak melerai pertengkaran Teddy dan Aris. Beruntung nya Ayu berhasil memisahkan mereka berdua dan segera menggenggam tangan Teddy agar tidak melukai Aris. Aris menatap nanar tangan Ayu yang menggenggam erat tangan Teddy.

  "Aku mohon, jaga nama baik kalian masing-masing. Jangan seperti ini! Kalian sudah dewasa, bukan anak kecil.. Mas Aris, makasih udah nolongin Ayu. Tapi Ayu harus pergi," ujar Ayu yang membuat Aris tersenyum tipis.

  "Abang antarkan kamu pulang. Ayo!" Seru Teddy sambil menarik tangan Ayu. Aris hanya bisa menatap dan menatap Ayu sampai Ayu menghilang dari pandangan nya.

  "Seenggak nya kamu udah tau kalo cinta ku tak akan padam untuk mu.."

....

  "Kamu.. Kamu kenapa bertemu dia lagi sih!? Sudah abang bilang kan, bahwa kamu tak usah ketemu sama dia lagi!?" Tanya Teddy dengan intonasi yang agak tinggi. Ayu hanya mengeryitkan dahi sambil menunjuk pelipisnya yang diperban.

  "Enggak liat ini?"

  Teddy hanya menatap sekilas pelipis Ayu lalu kembali fokus menyetir, "acara apa sih dia pake ketemu sama kamu!"

  "Lho memang orang lain gak boleh ketemu sama aku? Apa semua orang salah dimata kamu, bang? Bahkan kalo aku ketemu sama rekan satu abituren pun gak boleh, gitu?" Tanya Ayu sinis.

  "Bukan begitu. Hanya saja--"

  "Ada apa sih kesini? Bukan nya tadi bilang lagi sibuk!?" Tanya Ayu kesal.

  "Abang hari ini mau ke Jakarta karena abang dipromosikan jadi Ajudan Menhub. Dan sekalian saja mampir kesini dulu jenguk kamu."

  Ayu hanya mendengus sebal sambil memalingkan wajah nya. Bukan nya Teddy tak tau gelagat tak nyaman Ayu, dirinya sudah tau. Hanya saja ia mencoba bertahan dan mempertahankan Ayu yang sudah ia dapatkan dengan perjuangan yang bukan main. Tapi apa merebut dinamakan perjuangan meskipun sudah putus? Lalu yang Aris lakukan mati-matian demi Ayu apa namanya?

  Sesampainya di mess Ayu, Teddy segera berangkat lagi ke Jakarta setelah mengantarkan Ayu.

  "Abang pergi ke Jakarta dulu ya. Kalau ada apa-apa telepon saja," gumam Teddy sambil tersenyum.

  "Hati-hati disana."

  Teddy mengangguk dan segera masuk lagi kedalam mobil nya. Ayu juga segera pergi menuju mess nya, sebenarnya ia masih ingin bersama Aris. Tapi entah bagaimana selalu ada halangan nya yang membuat Ayu kesal.

  09 : 30 PM

  Aris sedang memainkan gitar nya meskipun ini sudah malam, tapi entah kenapa Aris kesusahan untuk tidur. Hatinya merasa sedikit bahagia bisa berbincang dengan Ayu berdua meskipun terbilang singkat. Tak kurang dari satu jam dan tak lebih dari satu jam.

  "Hei!" Sapa Morang kepada Aris yang tengah bersenandung diiringi gitar. Aris menoleh dan mengangkat sebelah Aris nya kepada Morang.

  "Nyanyi apa sih kau? Kudengar kau cuma nyanyi nuhunahinu hunahinu gitu.. Mau nyaingi Mawang ya kau?" Canda Morang sambil tertawa.

  "Nuhunahinu hunahinu hyyaa!! Wanuhunahinu hunahinu uuuaa!" Ujar Aris menirukan Morang. Alhasil mereka berdua tertawa terbahak-bahak.

  "Nampak bahagia kali ya kau? Cerita lah."

  "Gak ah! Nanti kau ngiri," ejek Aris sambil menjulurkan lidahnya meninggalkan Morang sendirian di teras mess nya.

  "Dasar bucin!" Gerutu Morang.

  To be continue..

Haloo!! Maaf agak telat sedikit karena saya lagi buat draf cerita FanFic😄 terima kasih sudah membaca dan see youuu


 
 

 

Be With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang