"Selamat pagi!" Sapa Ayu yang kali ini tengah mempersiapkan regu nya karena hari ini ia menjabat sebagai pelatih.
Dengan mengenakan PDL dan topi bermotif sama tak lupa ban lengan berwarna merah bertuliskan pelatih dan papan tulis kecil untuk menilai kelihaian anggota.
"Pagi, pagi, pagi luar biasa huuu haa!!!"
"Hari ini kita akan melaksanakan pelatihan tembak masing-masing prajurit dengan senapan yang sudah berjajar disana. Tentu nya prajurit Artileri tidak hanya mampu dalam mengawaki ranpur tapi harus bisa juga bertempur menggunakan senjata," jelas Ayu yang nampak sangar dibanding biasanya.
"Ambil senjata kalian masing-masing dan mulai lah menembak saat saya sudah meniupkan peluit!"
"Siap!" Dengan segera para prajurit bergegas mengambil senapan nya dan membentuk formasi merangkak terlebih dahulu. Ayu juga ikut andil dalam membetulkan posisi menembak yang tepat kepada para prajurit yang ia latih.
"Kaki nya jangan ditekuk! Pandangan fokus kearah sasaran!" Tegas Ayu. Dan setelah dirasa anggota sudah siap, Ayu pun meniupkan peluit nya.
Dor!
Dor!
Para prajurit langsung menghujani papan sasaran dengan tembakan. Ayu pun menuliskan sesuatu dikertas penilaian yang ia bawa. Setelah peluit berhenti ditiupkan, Ayu pun berjalan menuju papan sasaran untuk melihat semampu apakah prajurit mengenai sasaran nya.
Saat Ayu tengah melihat-lihat papan sasaran, tiba-tiba salah seorang prajurit memanggil Ayu.
"Letda Rahayu, ada seseorang yang mau bertemu!"
Ayu pun menoleh dan berpikir sebentar tentang siapa yang ingin bertemu dengan nya. Dan dugaan Ayu itu mungkin Aris, "bilang saja saya lima menit lagi kesana!"
"Siap bu!"
...
Setelah selesai melatih para prajurit menembak, Ayu pun pergi menuju ruangan nya yang tak jauh dari garasi kendaraan tempur milik batalyon nya.
Ayu dibuat terkejut oleh orang yang menemui nya itu, karena orang yang menemui nya itu adalah Alma. Mau apa Alma kesini?
"Akhirnya, maaf ya aku jadi ganggu pelatihan kamu, Yu!" Ucap Alma yang dibalas senyuman oleh Ayu.
"Nggak apa-apa. Ayo masuk!"
Alma pun mengangguk dan berjalan mengikuti Ayu kedalam ruangan nya. Alma lumayan takjub dengan sosok Ayu karena ia sangat tangguh, apalagi saat dirinya dihina oleh Alma justru membuat Ayu makin nekad masuk kedunia militer.
"Ada apa nih kak? Memang gak dinas ya?" Tanya Ayu. Alma pun menggelengkan kepala nya sambil tersenyum, "lagi libur dulu."
"Gimana kabar kamu sama Teddy?" Tanya Alma yang membuat Ayu sedikit tersentak. Bagi Ayu, menanyakan kabar Teddy agak sedikit asing apalagi dirinya sebenarnya tidak ingin mengulik tentang Teddy dulu.
"Baik.. Mungkin."
Alma hanya tersenyum lebar mendengar hal itu. Dugaan nya perlahan mulai terbukti, Alma mengetahui ada yang merenggang diantara Ayu dan Teddy lalu perlahan Aris masuk.
"Apa komunikasi kamu sama Aris baik juga?"
Nah, disini Ayu mulai tak nyaman dengan pertanyaan-pertanyaan aneh Alma. Sebenarnya ingin sekali Ayu menyuruh pergi Alma dari sini karena pertanyaan nya itu.
"Ya bisa dibilang begitu. Memang ada apa?" Tanya Ayu mulai dingin kepada Alma. Alma yang merasa Ayu tak nyaman pun langsung memindahkan topik meskipun topik nya tetap masalah Aris dan Teddy.
"Aku sebenernya udah gak tahan liat kamu tersiksa gini gara-gara Teddy. Tapi kalo aku ceritain ini nanti aku malah rusak hubungan kalian," ucap Alma. Ayu pun menatap tajam Alma yang sedari tadi membuatnya pusing tujuh keliling karena pertanyaan-pertanyaan aneh itu.
"Maksud nya gimana?"
"Yakin kamu dengerin ini? Apa kamu yakin gak bakal sakit hati?" Tanya Alma sekali lagi untuk memastikan Ayu. Ayu makin geram kepada Alma karena Alma berhasil membuatnya geram.
"Ya, aku yakin!"
To be continue..
Haloo!! Ciee yang penasaran kelanjutan nya😝 tunggu besok aajjaa... Terima kasih sudah membaca dan see youuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Be With You [END]
ChickLit🍀Sequel dari Tentara Wanita Bagi seorang tentara, pilihan hanya ada "ya atau tidak" tidak ada abu-abu. Salah pilih fatal akibat nya. Sebuah pilihan yang sulit antara memilih orang yang membantu nya dari nol atau memilih orang yang menikmati hasil...