Joan Mir vs Aris

2.4K 212 26
                                    

Fyi: Halo🙋‍♀️udah hampir 5 hari ya gak update cerita ini, hehehe. Sebenernya gak update itu karena lagi berkabung beberapa hari belakangan itu, ya meskipun ada ide dikepala tapi males aja disebabkan lagi berkabung😞 maaf ya bikin kalian nunggu selama ini. I need your support😄 enjoy reading❤



..

"Ayu, hari ini mas mau kerumah mu. Kita urus sama-sama ya berkas nya. Mas gak tega kamu nanti jadi gak kuat karena persyaratan nya."

  "Aku kuat kok. Tapi ya kalo mau bantu mah gapapa, aku tunggu nih."

  "Good girl. Yaudah mas mandi dulu ya, wassalamualaikum.."

  "Waalaikum salam."

  Ayu tengah mendapatkan cuti dinas dan Aris juga. Mereka berdua berencana untuk mengurus berkas persyaratan pengajuan bersama-sama.

  Memang sangat ribet menikah dengan seorang prajurit. Tantangan menjalin cinta dengan seorang prajurit bukan hanya masalah tentang ldr tapi disaat pengajuan pun mental harus lebih disiapkan lagi.

Pengajuan tidak hanya sekedar mengajukan nikah, tapi pengajuan pun menyimpan segudang pelajaran dalam menjalin asmara. Sabar adalah kata pertama yang menggambarkan tentang pengajuan itu, pengajuan itu tidak mudah dan tidak singkat.

  Semua berkas harus dipersiapkan dengan baik, jangan sampai ada yang tertinggal. Ada yang membutuhkan waktu sampai 3 bulan bahkan ada yang sampai batal menikah saking berat dan banyak nya berkas.

  Tentu masalah itu bukan karena persyaratan, tapi karena mental. Jangan terpikat dengan seorang Abdinegara jika dirimu belum siap menghadapi semua rintangan nya.

  "Kalo berkas nya kurang gimana?" Tanya mak yang dibalas senyuman oleh Ayu.

  "Ya harus ngulang lagi sampai berkas nya komplit."

  "Gak nyangka anak abah bakal punya suami tentara, abah juga gak nyangka bakal punya menantu tentara. Padahal pas kamu sekolah di Akmil dulu abah mau jodohin kamu sama Fadhil lho!" Ujar abah yang membuat Ayu mengeryitkan dahi nya. Siapa lagi Fadhil?

  "Fadhil? Siapa?"

  Mak pun merangkul Ayu sambil tersenyum tipis, "Fadhil itu anak pak Azam. Dia sekarang kerja di Pemda, katanya lulusan STPDN."

  "Sekarang jadi IPDN mak," lirih Ayu. Saat keluarga kecil itu tengah mengobrol, tiba-tiba seseorang mengucapkan salam. Tak salah lagi, itu pasti Aris.

  Ayu langsung berlari membukakan pintu. Dirinya dibuat terkejut sekaligus kagum dengan Aris yang mengenakan kemeja berwarna merah kesukaan Ayu ditambah aroma maskulin dari parfum yang Aris pakai.

  "Hm?" Lirih Aris melihat Ayu yang terkesima. Ayu tidak bisa berkata-kata, ia hanya bisa menatap kagum sang calon imam nya ini.

  "Assalamualaikum." Sontak Ayu langsung membulatkan matanya dan salah tingkah karena Aris menatap nya.

  "Wa—waalaikum salam," jawab Ayu terbata-bata. Lantas Ayu pun mempersilahkan Aris untuk masuk kedalam rumah nya dan ia juga disambut hangat oleh kedua calon mertua nya.

  "Lagi ngobrol-ngobrol ya? Aris ganggu dong?" Tanya Aris ketika melihat mak dan abah tengah mengobrol.

  "Enggak lah! Ayo duduk!" Seru abah santai.

  "Jadi?" Tanya abah yang membuat Aris mengeryitkan dahi nya. Aris paling grogi jika berhadapan dengan abah, meskipun Ayu sudah menjadi milik nya dan sebentar lagi melaju ke pelaminan tapi entah bagaimana rasa grogi selalu menghantui Aris jika berhadapan dengan abah.

Be With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang