Posessif

3.9K 293 17
                                    

  Hari ini Ayu tengah disantai kan oleh beberapa tugas yang tak terlalu banyak. Hanya pengarahan regu tembak nya dan pengecekan berkala alat tempur. Dan jika tank keluar garasi setelah dipakai latihan maka wajib hukum nya untuk membersihkan tank nya sebelum masuk garasi.

   "Jangan sampai terkilir ya bersihin nya!" Ujar Ayu.

  "Siap Ndan!"

  Ayu pun berjalan menuju kedalam garasi untuk mengecek keadaan disana, apakah ada sedikit masalah atau tidak. Dan tiba-tiba saku nya bergetar lalu itu adalah ponsel nya yang berdering.
 
  "Bang Teddy?"

  Ayu segera menjawab telepon Teddy dan berharap tidak ada masalah yang terjadi.
 
  "Halo bang? Kenapa?"

"Kamu kemana aja!? Abang telpon dua kali gak dijawab!"

  "Maaf bang, Ayu tadi lagi sibuk.."

  "Kamu akhir-akhir ini kenapa selalu sibuk sih!? Memang tugas mu apa sih? Belum jabat danki juga, baru danru udah sibuk sampai gak sempetin buat kasih kabar!"

  "Ya kan aku tentara bang! Emang kenapa sih kalo gak kasih kabar sehari aja? Emang kalo gak dikasih kabar bikin mati gitu?"

  "Kamu kok malah bentak-bentak abang!? Kamu sekarang jadi beda sih!"

  "Kalo mau ribut nanti kalo aku lagi gak tugas bang, sekarang aku masih sibuk! Wassalamualaikum!" Tegas Ayu sambil mematikan ponsel nya lalu ia berjalan dengan cepat menuju ruangan nya.

  Disisi lain ada seseorang yang menguntit pembicaraan Ayu tadi. Nampak nya ada seseorang yang menyuruh untuk menguntit Ayu dan entahlah siapa yang menyuruh nya.

  Ddrrtt

  Ponsel Ayu kembali bergetar membuat empu nya meradang dan hampir saja ingin membanting ponsel nya, tapi telepon itu bukan berasal dari Teddy.

  "Bang Rama? Tumben," ucap Ayu.

  "Halo assalamualaikum bang? Tumben nih inget sama adik angkat."

  "Kapan abang lupa sama adek angkat? Eh ita deh, abang lupa gara-gara jadi pacar nya Arizka. Maaf ya adik kuu.."

  "Terus gimana hubungan abang sama kak Ika?"

  "Alhamdulillah baik. Oh iya! Besok abang mau tunangan, kamu datang ya! Awas aja kalo gak datang!!"

  "Udah mau tunangan aja? Kenapa gak langsung nikah aja sih bang?"

  "Nikah itu emang gampang sist? Modal nikah abang belom cukup."

  "Ya elah.. Yaudah besok aku minta izin cuti aja demi abang angkat."

  "Adik teladan! Eh kamu sibuk gak disana?

"Enggak sibuk, cuma padet aja tugas nya hehehe."

  "Abang berangkat kesana, abang mau ngomong sesuatu."

"Hhmm.. Baiklah."

...

Rama berjalan dengan tergesa-gesa menuju tempat parkir motor nya. Tak disangka ada Aris didekat parkiran sedang mengobrol dengan rekan nya.

  "Eh, Ram? Mau kemana lo?" Tanya Aris melihat Rama yang nampak buru-buru. Rama hanya tersenyum tipis lalu mengenakan helm nya.

Motor Rama melaju cepat menjauhi batalyon sehingga membuat Aris keheranan. Lantas ia pun kembali berbincang santai dengan rekan nya.

  "Suh, jangan takut! Kalo kamu udah berusaha kayak shalat di sepertiga malam, berdoa dan usaha pasti akan hasil kok!"

  Aris hanya menaikan sebelah alis nya. Seperti nya Aris sedang membicarakan tentang masalah asmara nya, "apa masalah gue terlalu norak gak sih?"
 
  "Norak?" Tanya rekan Aris.

  "Iya.. Gue nanya, apa yang gue lakuin ini norak gak? Normal gak sih atau lumrah gak sih?" Tanya balik Aris.

  "Ya enggak lah! Nih ya, yang kayak lo itu masalah nya banyak!! Tapi ada beberapa yang beda juga,"

  "Apa yang beda?" Tanya Aris.

  "Kau kan merelakan dan ngasih kesempatan! Itu masalah nya!" Tegas rekan Aris yang membuat Aris tersadar, masalah ini berakar dari kebaikan Aris yang disalahgunakan oleh orang tak bertanggung jawab.

  Tapi bukankah ini salah Aris juga? Kenapa dirinya mau merelakan Ayu dan pada akhirnya Ayu sudah pergi jauh bersama orang lain, setelah itu Aris ingin kembali menarik nya? Bukan kah itu nama nya perusak?

  "Selesaikan dan cepat perbaiki! Masih ada waktu sebelum janur kuning melengkung, masih bisa kau tikung oke?"

  Aris mengangguk sambil tersenyum tipis.

"Aku menunggu mu dengan tabah dan tak lupa kulantun kan juga doa agar impian kita segera menjadi nyata.."

.
.

 
  "Gimana kabar kamu, Yu? Baik?" Tanya Rama sambil menepuk pundak Ayu. Ayu pun tersenyum lebar, "baik lah bang."

  "Sering kerumah gak?" Tanya Ayu.

  "Abang jarang, tapi Aris yang sering. Setiap dia pulang dinas mau malem atau sore pun dia sering main, dia juga tau kalau kamu mau renovasi rumah," gumam Rama sambil menatap wajah Ayu yang berubah ekspresi.

  "Ngapain dia sering main kerumah..?" Tanya Ayu dengan nada yang ditekan kan. Rama hanya tersenyum melihat ekspresi Ayu.

  "Ya memang kenapa, Yu? Mungkin dia masih peduli sama kamu," lirih Rama yang hanya dibalas sunggingan senyum malas dari Ayu.

  "Emang gitu caranya peduli? Enak banget ya," ketus Ayu mulai memanas. Rama pun mencoba menenangkan Ayu sebelum Ayu lepas kendali dan malah menyemprot Rama habis-habisan.

  "Dia udah putus sama Jiani.. Baru banget," ujar Rama. Percaya atau tidak Rama memang bisa membaca ekspresi orang lain dan ada perasaan tersembunyi dibalik ekspresi marah nya, dan ekspresi itu muncul sesudah Rama mengatakan hal itu.

  "Sama yang didepan mata aja lah," tukas Ayu.

  "Ya itu terserah kamu. Abang gak mihak siapapun," jawab Rama singkat.

  "Tapi kamu tau gak? Orang yang sabar dan tabah menunggu itu pasti doa nya dikabul dan ia akan menerima balasan yang setimpal dengan sesuatu yang selalu ia tunggu.."

  To be continue....

Haloo!! Tumben update siang? Menebus kemarin gak update dan doain aja bisa double part hari ini ya. Terima kasih sudah membaca dan see youuuu..
 
 

 

 

 

Be With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang