Hari demi hari telah dilalui indah oleh Ayu dan Aris. Lalu hari ini mereka berdua sedang cuti dulu untuk mengurus persiapan lamaran, lamaran dulu baru pengajuan kalau kata Rama.
Ayu tidak berada di mess nya, ia berada di rumah nya menunggu rombongan keluarga pihak laki-laki datang. Tidak banyak ornamen hiasan seperti lamaran Rama, hanya bergelar karpet lalu beberapa makanan, pemuka agama setempat dan beberapa seserah sebagai balasan seserahan pihak pria.
Ayu yang merancang hal ini agar tidak didatangi banyak orang dan biar pernikahan nya nanti lah yang harus didatangi banyak orang. Ayu nampak cantik dengan balutan pakaian gamis dan tentu nya memakai kerudung yang senada dengan gamis nya, yaitu abu-abu.
"Aduh anak mak yang mau lepas masa lajang sekarang gak tomboy lagi ya," canda mak sambil memeluk Ayu yang tengah duduk menunggu sang pujaan hati datang.
"Enggak lah mak! Ayu tetep suka musik rock, korps Ayu tugas juga jarang ada wanita lho! Terus sekarang juga kena demam Motogp!" Jawab Ayu dengan antusias. Abah hanya menggelengkan kepala nya, meskipun akan segera melepas masa lajang nya tapi Ayu tidak banyak berubah.
Baik mak atau abah sebenarnya sedih melihat putri tercinta nya akan segera melepas masa lajang nya dan akan segera diperistri oleh lelaki lain. Tapi itu sudah garis takdir Tuhan.
Sama seperti burung dan anak burung. Sang induk akan senantiasa merawat dan menjaga sang anak sampai sang anak benar-benar mampu hidup sendiri dan menemukan pasangan nya. Lalu setelah sang anak burung sudah dewasa dan mampu untuk hidup sendiri, anak burung akan pergi terbang meninggalkan sarang nya. Begitu juga dengan orang tua.
"Ayu anak abah, kamu benar-benar siap jadi istri? Menjalani rumah tangga yang sesungguh nya?" Tanya abah sambil menggenggam tangan Ayu. Ayu pun tertunduk lalu tersenyum yakin.
"Insyaallah Ayu siap."
"Jadi istri bukan hanya tentang menjalani peran, tapi tentang bagaimana lahir dan batin mu siap menjalani kehidupan bersama suami mu dan anak mu nanti. Jadi istri dan ibu bukan peran untuk satu dua tahun, tapi selama nya sampai maut memanggil!" Ujar mak.
"Rumah tangga tak semanis yang dipikirkan. Ada saat nya susah, amarah, kecewa kalian lalui bersama. Disitulah ujian untuk menguji apakah kalian kuat atau tidak? Mak bukan menakuti mu tentang rumah tangga yang sesungguh nya, tapi kamu belum berpengalaman dan sudah kewajiban kami sebagai orang tua menasehati dan menuntun anak nya. Karena setelah rumah tangga nanti, orang tua tidak bisa ikut campur diantara masalah suami istri dan kalian berdua lah yang harus menyelesaikan nya sendiri. Orang tua hanya sebagai penasehat atau tempat disaat anak nya butuh solusi," tambah mak sambil memeluk tubuh Ayu. Ayu tak mampu berkata banyak ia hanya menangis karena dirinya juga berat meninggalkan kedua orang tua nya.
"Mak, abah, Ayu pasti akan berusaha jadi istri yang baik kepada suami dan menuruti perkataan nya. Tapi jika ada yang keliru Ayu tak akan segan mengoreksi nya!" Ujar Ayu sambil memeluk kedua orang tua nya. Dan saat Ayu tengah memeluk kedua orang tua nya rombongan keluarga pria pun datang.
Mobil yang Aris bersama keluarga nya bawa tidak bisa masuk karena akses menuju rumah Ayu hanya bisa untuk motor. Jadi mobil ia titipkan. Karena ibunda Aris sudah meninggal, Aris datang bersama bibi nya yang tinggal di Bandung. Terhitung ibunya Aris mempunyai 1 kakak dan 1 satu adik dan ini adiknya yang tinggal di Bandung dan akan mengurus pernikahan Aris yang sudah ia anggap anak sendiri.
"Assalamualaikum."
Pihak keluarga Ayu pun langsung menyambut kedatangan keluarga Aris yang membawa beberapa seserahan. Ayu langsung tersipu dengan kedatangan Aris yang memakai kemeja lengan panjang bermotif batik yang berwarna coklat dan hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be With You [END]
ChickLit🍀Sequel dari Tentara Wanita Bagi seorang tentara, pilihan hanya ada "ya atau tidak" tidak ada abu-abu. Salah pilih fatal akibat nya. Sebuah pilihan yang sulit antara memilih orang yang membantu nya dari nol atau memilih orang yang menikmati hasil...