"Aku sebenernya udah gak tahan liat kamu tersiksa gini gara-gara Teddy. Tapi kalo aku ceritain ini nanti aku malah rusak hubungan kalian," ucap Alma. Ayu pun menatap tajam Alma yang sedari tadi membuatnya pusing tujuh keliling karena pertanyaan-pertanyaan aneh itu.
"Maksud nya gimana?"
"Yakin kamu dengerin ini? Apa kamu yakin gak bakal sakit hati?" Tanya Alma sekali lagi untuk memastikan Ayu. Ayu makin geram kepada Alma karena Alma berhasil membuatnya geram.
"Ya, aku yakin!" Ucap Ayu dengan tegas. Alma pun menundukan kepala nya dan menghela napas panjang.
"Baiklah.. Aku adalah adiknya Jiani, Jiani anak tertua dari 3 bersaudara dan aku anak kedua," gumam Alma tapi respon Ayu masih santai karena belum ada informasi yang membuatnya terkejut.
"Adiknya mbak Jiani? Pantesan mirip," lirih Ayu dingin.
"Mirip apanya maksud mu, Yu?"
"Mirip itu lho wajahnya. Memang nya apa?" Tanya Ayu sambil tersenyum tipis. Yang ada dibenak Alma adalah mirip yang Ayu maksud adalah kelakuan nya yang sama-sama mengincar Aris.
"Jadi, kalo adik kakak sama-sama suka satu cowok yang sama gimana?"
Alma hanya tertunduk. Dirinya tidak memiliki perasaan apapun kepada Aris, tapi entah bagaimana pertanyaan Ayu itu tepat untuk dirinya.
"Sudah kubilang bukan? Aku tidak menyukai Aris. Aku hanya disuruh untuk mendekati Aris agar kamu jauh darinya."
Sontak Ayu mulai meradang dengan ucapan Alma, tapi ia berusaha menahan emosinya dan biar Alma sendiri yang mengakui segala informasi itu.
"Siapa yang menyuruh hal itu?!" Tanya Ayu dengan intonasi yang agak tinggi. Alma pun tersenyum sambil mencoba menenangkan Ayu.
"Mbak ku.... Jiani..."
Mata Ayu langsung membulat memandang Alma, tapi ia lagi-lagi menahan amarahnya dan memalingkan pandangan nya dari Alma. Alma pun melihat betapa murka nya Ayu sampai-sampai tulang rahang Ayu terlihat saking marah nya.
"Maafin aku, Yu.. Saat itu aku gak tau gimana konsekuensi nya nanti, apalagi aku dibayar dulu.."
Ayu langsung mendelik tajam menatap Alma. Lalu ia tiba-tiba berdiri dengan wajah yang nampak sangat-sangat marah sambil tetap menatap Alma.
"Jadi di suap begitu!?" Tanya Ayu. Sementara Alma hanya mengangguk pelan.
"Kakak itu perwira Polisi, kenapa sedari dini sudah memakan suap, huh!? Ah sudahlah! Lagipula Jiani atau Aris tetap akan bersama, sementara bagianku hanya tersiksa saja!" Tegas Ayu kembali duduk dikursi nya.
"Enggak! Aris enggak bakal balik sama Jiani, aku yakin itu!" Seru Alma berusaha meyakinkan Ayu.
"Asal kamu tau, yang Aris selalu ucapkan saat sebelum dia pacaran dengan mbak ku itu yang misi mulia itu maksud nya masalah ini!" Tegas Alma yang membuat Ayu kaget, sekaget-kagetnya. Dari dulu ia selalu bertanya-tanya maksud misi mulia itu dan perlahan semua tanda tanya itu terungkap.
"Masalah ini?"
"Teddy mu itu! Ya, Teddy yang kau miliki itu sama-sama penjahat seperti kakak ku! Aris bukan seperti yang kamu pikirkan, Yu! Jika kamu berpikiran Aris bukan pria setia, kamu salah besar! Dan Teddy juga bukan seperti yang kamu pikirkan!" Seru Alma.
"Aris selalu sayang sama kamu. Hanya aja dia lagi menjauh sebentar, menepi dulu dari hujan deras ini. Tapi sebenarnya dia punya misi yang pasti membuatmu juga kagum. Karena Aris orang nya out of the box. Jika ingin tau lebih detail nya tentang misi mulia Aris, tanyakan saja pada orangnya. Tapi aku tau betul rencana kedua curut ini!" Tambah Alma yang nampak menggebu-gebu menceritakan ini.
"Kedua curut? Maksudnya Jiani dan Teddy?" Tanya Ayu sedikit kebingungan.
"Ya!"
"Dua curut itu satu paham dan satu tujuan! Yang satu menginginkan kam---"
Ponsel Alma tiba-tiba berdering membuat Alma berhenti berbicara dan menjawab telepon itu yang nampak sangat penting sekali. Setelah selesai, Alma nampak buru-buru sekali pamit dari batalyon, "Yu! Aku harus pulang dulu. Orang tuaku sakit dan mungkin besok aku cerita lagi, maaf ya aku pamit dulu."
"Oh.. Baiklah."
....
"Ris! Aris!" Panggil Rama sambil berlari mengejar Aris yang sedang berjalan santai.
"Kenapa lo? Kayak dikejar setan gitu?" Tanya Aris. Rama hanya menggelengkan kepalanya lalu mengeluarkan sebuah surat yang masih terbungkus plastik.
"Nih buat lo."
Aris pun kebingungan dengan surat undangan yang Rama berikan itu, "surat undangan siapa?"
"Baca ajalah! Yaudah, gue ngelayang lagi ya!"
Aris hanya menggelengkan kepala nya melihat Rama berlari lagi entah kemana itu. Dan ia pun membuka plastik surat undangan itu dan ternyata....
To be continue..
Haloo!! Ada yang udah bertraveling gak tuh otak nya? Apa jangan-jangan Ayu nih nikah sama Teddy. Ada yang mau tebak-tebakan? Terima kasih sudah membaca dan see youuu..
KAMU SEDANG MEMBACA
Be With You [END]
ChickLit🍀Sequel dari Tentara Wanita Bagi seorang tentara, pilihan hanya ada "ya atau tidak" tidak ada abu-abu. Salah pilih fatal akibat nya. Sebuah pilihan yang sulit antara memilih orang yang membantu nya dari nol atau memilih orang yang menikmati hasil...