Pagi yang cerah membuat Aris membuka mata nya perlahan. Ia tidak tidur diatas kasur bersama istri nya dan hanya tidur diatas sofa tanpa mandi dan ganti baju. Bagaimana Aris bisa mengganti baju nya karena pintu kamar nya dikunci oleh Ayu.
"Aduh. Pada pegel-pegel sih badan tidur di sofa," gerutu Aris. Tak lupa ia juga garuk sana sini karena kebiasaan nya kalau tidur tidak memakai baju alias telanjang dada. Mana tak mandi lagi.
Sementara Ayu masih tertidur lelap. Aris juga tau bahwa istri nya pasti belum bangun, jadinya ia segera mandi saja. Dan Aris juga cuti satu hari untuk merawat istri nya ini.
Selesai nya mandi di pagi hari Aris langsung duduk diatas sofa dengan handuk bewarna putih masih melingkar dipinggang nya. Ia bingung setelah mandi bagaimana ia akan mengenakan pakaian kalau pakaian nya saja ada dikamar.
"Aku mau pake baju apa? Daleman pun gak ada, astagfirullah..." gumam Aris sambil menggaruk rambut nya yang basah.
Tiba-tiba Aris mendapatkan sebuah ide. Dengan segera ia berlari menuju kamar nya meskipun hanya sampai pintu. Sesampai nya disana, Aris menghela napas terlebih dahulu.
Aris mengetuk pintu kamar perlahan. Ia tau bahwa Ayu sudah bangun dan pasti sedang membereskan kamar tidur nya.
"Yu! Ayu!" Panggil Aris. Sementara di dalam kamar, Ayu berjalan perlahan mendekati sumber suara. Kedua pasangan suami istri ini sama-sama sedang berdiri menghadap satu sama lain hanya saja terhalang oleh pintu.
"Ngapain sih?" Batin Ayu.
"Mm––mas butuh pakaian. Mas kedinginan, Yu!" Ucap Aris. Ayu hanya mendengus sebal dan memunggungi pintu.
"Seengak nya sempak sama celana gitu. Kasian kan kedinginan–—" Aris tak melanjutkan ucapan karena mendengar ada suara langkah kaki menjauhi pintu. Ia tersenyum, pasti Ayu sedang membawakan apa yang ia minta.
Tak lama gagang pintu bergerak, Aris sudah bersiap didepan kamar hingga akhirnya...
"Nih," gumam Ayu sambil memberikan celana berwarna hitam milik Aris. Tapi itu hanya alasan Aris dan ia langsung saja menahan pintu dengan lengan nya yang kekar sehingga Ayu terkejut.
Perlahan tapi pasti Aris berhasil masuk kedalam kamar sehingga Ayu terpojok oleh kelakuan suami nya. Aris menatap tajam wajah Ayu, begitu juga dengan Ayu.
"Nggh... Lepas!" Ucap Ayu mencoba melepaskan kedua tangan Aris dari lengan nya.
"Mas harus apa, Yu. Mas cuma mau kamu banyak istirahat jangan sampai kamu dan bayi nya kenapa-kenapa. Soal omongan mas kemarin, mas minta maaf. Mas gak bermaksud gitu sama kamu, Yu. Mas minta maaf!" Seru Aris. Ayu hanya menatap nanar suami nya, bagaimana pun ego Ayu sebenarnya ia juga merasa bersalah kepada suami nya ini.
"Aku cuma mau jadi istri yang baik! Gak lebih dari itu mas. Aku masih takut kalo kejadian kayak dulu ke ulang lagi, meskipun kamu bilang itu misi mulia tapi aku masih takut!" Jawab Ayu. Aris agak terkejut dengan pernyataan Ayu, ternyata kisah kelam itu masih membayangi istri nya selama ini.
"Jadi kamu masih terus kepikiran itu?" Tanya Aris.
"Ya gimana gak kepikiran mas!? Kamu ninggalin aku pas hari setelah Praspa ku dulu, harus nya kamu sama aku pas pembagian wilayah tugas. Sampai sekarang pun aku gak pernah lupa hal itu," jawab Ayu dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Mas minta maaf, Yu. Gak ada jalan lain selain itu. Mas udah banyak nyakitin kamu, mas minta maaf. Kamu udah terlalu banyak mas sakitin tanpa mas sadari," ucap Aris.
"Enggak mas. Aku yang salah, aku gak nurut sama perintah kamu. Aku yang harus nya minta maaf! Aku minta maaf mas."
Ayu langsung memeluk tubuh suami nya meskipun sedikit kesusahan karena perut nya menghalangi. Aris tersenyum tipis lalu merangkul juga istri nya.
"Iya. Mas tau ibu hamil memang suka egois kadang-kadang. Tapi mas juga lakuin itu demi kebaikan kamu juga," bisik Aris. Ayu pun melepaskan pelukan nya berniat memberikan celana kepada Aris tapi Aris malah jongkok dan mencium perut istri nya.
"Jagoan papa apa kabar? Papa sama mama udah gak sabar lihat jagoan kecil ini," gumam nya. Ayu hanya bisa tersipu melihat tingkah suami nya.
"Nih mas, celana mu."
Aris mengangkat kepala nya. Ia pun beranjak berdiri bermaksud untuk mengambil celana nya tapi.
"M––as... Itu––handuk kamu..."
Aris mengangkat alis nya sebelah lalu menatap kebawah. Pipi nya dibuat memerah akibat malu melihat sesuatu milik nya sendiri, "ehehe... Merosot. Maaf ya, hehehe."
"MAS ARIS!!"
To be continue...
Haloo!! Gak bisa berkata-kata deh🤐 terima kasih sudah membaca dan see youuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Be With You [END]
Chick-Lit🍀Sequel dari Tentara Wanita Bagi seorang tentara, pilihan hanya ada "ya atau tidak" tidak ada abu-abu. Salah pilih fatal akibat nya. Sebuah pilihan yang sulit antara memilih orang yang membantu nya dari nol atau memilih orang yang menikmati hasil...