Di hari Minggu...
.
"Iya mak kebetulan hari ini Ayu lagi cuti dinas."
"Heem.. Pastilah Ayu kesana bareng mas Aris juga kalo dia gak sibuk, iya mak sama abah tunggu aja."
"Okelah, Ayu sekarang mau mandi dulu. Wassalamualaikum."
Hari ini Ayu akan pulang ke kampung halaman nya untuk menghadiri selamatan rumah baru kedua orang tua nya. Betapa bahagia nya Ayu menyambut hal ini dan pasti nya akan ada banyak makanan serta tamu.
Tak lupa Ayu juga sudah menghubungi Aris untuk datang kerumah orang tua nya apalagi mess Aris berdekatan dengan rumah mak dan abah.
Dan Aris hari ini tengah meminta izin keluar dulu kepada komandan nya untuk menghadiri selamatan rumah mak dan abah Ayu sekaligus calon mertua nya. Sementara Rama tidak bisa ikut karena masih cuti beberapa hari lagi menikmati suasana pengantin baru, sungguh menyebalkan kadang.
Setelah selesai meminta izin, Aris kembali ke mess nya menunggu Ayu. Aris bukan tak mau menjemput Ayu dari batalyon nya, tapi hari ini ia sedang tak ada uang karena sudah tanggal tua dan mobil-motor nya sudah mau kehabisan bensin.
Sesampai nya di mess, Aris celingak-celinguk melihat mess para tentara ini sepi seperti kota mati. Biasanya banyak orang sekarang sepi, ya itu karena semua teman nya sedang dinas dan hanya Aris saja yang sedang izin sebentar untuk keluar.
Karena sepi, Aris memutuskan untuk bermain gitar saja diteras mess nya sambil menunggu Ayu datang. Bukan Aris tak mau datang duluan ke rumah calon mertua nya, hanya saja Aris malu dengan adik abah yaitu Kang Oto yang suka menanyakan perihal hubungan nya dan Ayu.
"Pasti disana ada Kang Oto, duh gimana ya?" Ucap Aris. Saat Aris akan memulai bermain gitar, tiba-tiba ia dikejutkan oleh seorang ibu-ibu yang melintas didepan nya.
"A, teu dinas?" Tanya ibu itu menggunakan bahasa Sunda. Beruntung Aris paham dan memang sama-sama satu daerah kelahiran.
(A, gak dinas?)
"Nuju izin sakedap bu, bade angkat ka salametan bumi na bu Endah abdi teh," sahut Aris sambil tersenyum ramah.
(Lagi izin sebentar bu, mau berangkat ke selamatan rumah nya bu Endah saya tuh.)
"Hayu atuh sami-sami." Nampak nya ibu muda itu sedang berusaha membujuk Aris untuk ikut bersama nya. Siapa yang tak mau sih jalan bersama tentara, apalagi seorang perwira seperti Aris. Sayang nya tak ada yang menyadari siapa pemilik hati Aris yang sesungguhnya.
(Ayo dong sama-sama.)
Aris hanya tersenyum tipis menyadari tingkah nyeleneh mamah muda ini, "abdi nuju ngantosan rerencangan nu ti batalyon sanes."
(Saya lagi nunggu temen yang dari batalyon lain.)
Ibu muda itu pun mulai kesal dan berjalan menjauhi mess tentara yang berderet rapi itu tanpa permisi lagi. Aris hanya menggelengkan kepala nya, ternyata seorang wanita yang sudah diperistri pun masih tergoda dengan pria lain seperti dirinya. Sungguh terlalu.
Dan Aris pun melanjutkan lagi bermain gitar nya, bahkan kemampun ny sekarang sudah bertambah. Aris bisa memainkan petikan yang sulit dengan mudah sekarang, itu karena ia sering mengasah kemampuan nya. Lihat saja pisau, jika sering diasah akan semakin tajam bukan? Sama seperti bakat kita sendiri. Semakin diasah maka akan semakin tajam.
Isn't she lovely?
Isn't she wonderful?
Isn't she precious?
KAMU SEDANG MEMBACA
Be With You [END]
ChickLit🍀Sequel dari Tentara Wanita Bagi seorang tentara, pilihan hanya ada "ya atau tidak" tidak ada abu-abu. Salah pilih fatal akibat nya. Sebuah pilihan yang sulit antara memilih orang yang membantu nya dari nol atau memilih orang yang menikmati hasil...