Yang ditunggu-tunggu akhirnya terlaksana. Hari ini dikediaman Ayu akan digelar prosesi adat menjelang nikah menggunakan adat Sunda. Dikediaman Aris di Bandung juga sama. Akan digelar acara siraman.
Awal dari prosesi adalah pengajian terlebih dahulu. Semua orang hadir dirumah Ayu. Semua nya tengah khusyuk mengaji tiap surah-surah suci Al-Quran. Perwakilan keluarga Aris juga ada dikediaman Ayu dan perwakilan keluarga Ayu juga ada di kediaman Aris.
Sementara Ayu berada didalam kamar nya, ia sedang dipakaikan rangkaian bunga melati yang dianyam menyilang. Ayu nampak cantik sekali, andaikan Aris nya ada disini.
Tak lupa sahabat dekat Ayu dari SMP yaitu Yuli juga ikut mendandani Ayu. Bahagia sekali tentu nya Ayu dipakaikan rangkaian bunga melati oleh sahabat nya.
"Yu, urang mah teu nyangka ih!" Gumam Yuli menggunakan bahasa Sunda. Ayu tertawa sambil menatap Yuli dari cermin.
*(Yu, aku sih gak nyangka ih!)
"Teu nyangka naon? Gaduh calon suami tentara kitu?" Tanya Ayu seraya tersenyum manis.
*(Gak nyangka apa? Punya calon suami tentara gitu?)
"Lain! Teu nyangka urang mah sakeudeung deui anjeun dipika istri ku lalaki. Pan saapal urang mah, anjeun jiga nu teu resep lalaki," sahut Yuli. Yuli sahabat Ayu dari SMP, jadi ia tahu bagaimana pandangan Ayu kepada pria.
*(Bukan! Gak nyangka aku sih sebentar lagi kamu diperistri sama laki-laki. Kan sepengetahuan ku, kamu kayak gak suka laki-laki.)
"Ngaco ah maneh! Tenang, Yul. Maneh hayang boga kabogoh tentara oge? Hayu dikenal keun ku urang!" Seru Ayu antusias. Lagi-lagi pipi Yuli merona, siapa yang tidak mau dikenalkan dengan tentara bukan?
*(Ngaco ah kamu! Tenang, Yul. Kamu mau punya pacar tentara juga? Ayo dikenalin sama aku!")"Gak mau ah, sieun aku teh sama yang gituan mah."
*(Gak mau ah, takut aku tuh sama yang gituan sih.)
Ayu hanya menggelengkan kepala nya. Tiba-tiba pintu kamar Ayu diketuk, Yuli pun membuka pintu dan ternyata itu adalah mak. Dalam prosesi siraman adat Sunda, mak akan menggendong Ayu dari kamar dikawal oleh abah di depan mak membawa lilin menuju tempat sungkeman. Dan prosesi ini dinamakan Ngecakeun Aisan.
Ayu pun digendong oleh mak dengan perlahan. Mak berjalan mengikuti abah didepan yang membawa lilin menuju tempat sungkeman. Dan Ayu pun sampai ditempat sungkeman, sementara mak dan abah langsung duduk karena Ayu akan sungkeman.
Ayu pun memohon izin kepada mak terlebih dahulu sebagai seorang ibu. Tangis Ayu pecah saat sungkeman kepada mak begitu juga mak. Selesai sungkem, Ayu mencuci kaki sang ibu sampai bersih diiringi air mata.
Lanjut, Ayu sungkem kepada abah sebagai ayah. Baru kali ini seumur hidup Ayu ia melihat abah menitikan air mata. Bahkan pada saat Ayu dilantik menjadi perwira, abah hanya berkaca-kaca. Tidak mengeluarkan air mata, tapi saat Ayu sungkeman perlambang memohon izin untuk berumah tangga, abah menangis.
Menangis memang hal yang wajar dialami oleh manusia. Apalagi melepas anak tercinta untuk hidup bersama pria pilihan hati nya. Sama hal nya seperti anak burung. Suatu saat nanti anak burung beranjak menjadi burung dewasa dan terbang meninggalkan sarang nya.
Selesai acara sungkem dan mencuci kaki kedua orang tua nya, Ayu beranjak pergi menyimpan wadah yang dipakai untuk mencuci kaki orang tua nya. Sementara mak dan abah pergi menuju tempat siraman untuk mencampur air kedalam bokor tak lupa ditambahkan bunga 7 rupa yang wangi.
Lanjut, pencampuran telah selesai. Para pemain musik mulai menabuh musik nya diawali oleh suara suling, perias mengantar Ayu menuju tempat siraman dengan menginjak 7 helai kain yang sudah disiapkan.
Dan Ayu pun duduk diatas kursi yang dibelakang nya sudah dihiasi ornamen bunga berwarna putih dan hijau. Mak pun bersiap untuk menyirami Ayu. Setelah ibu calon pengantin selesai berlanjut ke ayah calon pengantin dan para sesepuh.
–Di kediaman Aris–
Di kediaman Aris di Bandung, siraman telah dilaksanakan. Dan Aris sedang beramah-tamah dengan tamu yang hadir. Rama ada disana, tapi Arizka tidak ikut karena sedang bertugas.
Rama pun berjalan mendekati Aris yang masih mengenakan pakaian dari rajutan bunga melati, alhasil tubuh nya yang atletis lumayan tersorot mata.
"Kasep euy," goda Rama dengan menggunakan bahasa Sunda yang ia pelajari sebentar dari para tamu.
*(Ganteng duh)
"Tibareto ge," bisik Aris sambil tersenyum bangga.
*(Dari dulu juga)
"Selamat ya. Sebentar lagi lo gak jomblo lagi!" Seru Rama sangat antusias. Siapa yang tidak bahagia mendapati sahabat dekat yang akan melepas masa lajang nya.
"Iya dong. Aris Araga Nuransyah gitu lhoo."
"Nah nikah nya kapan?" Tanya Rama. Aris terdiam sebentar, ia lupa akad nikah nya dilaksanakan kapan.
"Bentar gue tanya bibi dulu. Abis siraman jadi lupa ya?" Gumam Aris sambil berlalu didepan Rama. Rama hanya menggelengkan kepala nya.
"Oy, Ram! Tiga hari dari sekarang! Berarti hari... Minggu ya?" Tanya Aris dari kejauhan.
"Iya, hari Minggu!"
Aris mengacungkan ibu jari nya dan pergi ke kamar untuk berganti baju mungkin. Rama hanya bisa tersenyum melihat semua ini.
"Do'a lo terwujud, Ris."
To be continue...
Halooo!!! Pada kangen gak nih sama penulis nya? Eh cerita nya? Tiap baca part selanjut nya kalian ambil posisi yang nyaman ya, karena part nanti pasti bikin kalian senyum sendiri atau baper sendiri. Terima kasih sudah membaca dan see youuu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Be With You [END]
ChickLit🍀Sequel dari Tentara Wanita Bagi seorang tentara, pilihan hanya ada "ya atau tidak" tidak ada abu-abu. Salah pilih fatal akibat nya. Sebuah pilihan yang sulit antara memilih orang yang membantu nya dari nol atau memilih orang yang menikmati hasil...