Tanggal muda

2.1K 205 17
                                    

  Sebelum pergi ke Disbintal, Aris dan Ayu akan pergi ke bank terlebih dahulu karena tanggal 1. Yang berarti gaji mereka akan cair. Satu bulan Aris dan Ayu mengumpulkan berkas ini itu dan pergi kesana-kesini untuk pengajuan. Bisa dibilang waktu ini lumayan cepat dibanding pengaju yang lain, karena kekompak kan Aris kepada Ayu atau sebalik nya.

  Dan tidak sengaja Ayu berpapasan dengan Rama yang ada di bank juga mengambil uang. Ingat kepada janji nya, Ayu langsung mencegat langkah Rama yang membuat Rama terkejut.

  "Eh? Ayu? Pake baju Persit?" Tanya Rama kebingungan. Aris pun menghampiri Rama lalu menggandeng tangan Ayu.

  "Kan lagi pengajuan," jawab Aris sambil tersenyum smirk. Rama hanya menggelengkan kepala nya melihat tingkah kedua orang ini.

  "Gimana, Arizka udah ngisi?" Tanya Aris.

  "Belum sih. Tapi Insyaallah lah ngisi," sahut Rama.

  "Eh bang! Kamu ya yang ngajarin mas Aris hal bukan-bukan!?" Tanya Ayu dengan nada tegas. Rama dan Aris langsung membulatkan mata nya karena terkejut.

   "Perbanyak istigfar, Ris. Disaat begini godaan nya lebih berat," gumam Rama yang membuat Aris membulatkan mata nya dan memukul punggung Rama dengan keras sehingga tercipta suara yang lumayan keras juga.

  Otomatis Rama meringis kesakitan karena Aris. Ayu hanya bisa menggelengkan kepala nya melihat tingkah kedua tentara ini dan meninggalkan mereka berdua.

  "Lo ngomong apa sama adik angkat gue, huh!?" Tanya Rama. Aris pun mengeryitkan dahi kebingungan.

  "Gue gak ngomong apa-apa lho. Sumpah gak ngomong aneh-aneh! Pikiran dia agak sengklek kemarin, gara-gara dibawa ke RS TNI," ujar Aris yang dibalas tawa oleh Rama.

  "Oh ya, ya. Gue tau! Arizka juga gitu sih," sahut Rama.

  "So? Gak ada yang perlu dikhawatirkan bukan? Gue itu orang nya baik ya! Tidak akan melakukan sesuatu sebelum waktu nya! Jadi lo gak perlu khawatir," ujar Aris.

  "Awas kalo Ayu sampe laporan lagi!" Ancam Rama.

  "Iya bang jago.. Eh, beruntung banget sih menurut gue hari ini," gumam Aris.

  "Beruntung kenapa?"

  "Kemarin duit gue sisa seratus ribu, itu juga selembar-lembar nya lagi. Terus Ayu pengen makan bakso ya kepotong lah empat puluh ribu, terus kepotong lagi beli bensin dua puluh dan masih banyak lagi.. Nyisain tinggal lima ribu," gumam Aris yang membuat Rama tertawa.

  "Udah nyisa lima ribu, kusut lagi duit nya!"

  Mereka berdua pun tertawa. Sehingga membuat pengunjung lain kebingungan, "sabar.. Cinta itu butuh pengorbanan bro!"

  Aris pun tertawa kecil mendengar ucapan Rama. Ia tahu jika cinta butuh pengorbanan dan ia sudah banyak berkorban demi mendapatkan Ayu lagi.

  "Karena uang suami uang istri, uang istri ya uang istri.." celetuk Ayu yang sudah selesai mengambil uang nya. Aris dan Rama pun tersenyum tipis.

  "Kalo gitu gue jadi cewek aja deh. Enak jadi cewek mah, uang suami uang sendiri terus uang sendiri ya begitu.." sahut Rama.

  "Istigfar, Ram. Jangan ngondek lagi ya? Kan udah janji sama papa gak bakal ngondek lagi," balas Aris yang membuat Ayu keheranan dengan tingkat kedua tentara ini.

  "Kok pada papa mama sih? Hey kalian berdua! Istigfar!" Seru Ayu.

  "Uppss, kita ketauan!" Gumam Rama sambil tertawa kepada Aris. Begitu juga dengan Aris yang menertawai tingkah Ayu.

  "Gak bener nih. Yaudah aku batal pengajuan sama kamu, lebih baik aku pengajuan sama dokter Ivan aja! Ngeri liat kalian berdua!" Seru Ayu sambil meninggalkan Aris.

  "Ehehe, Ayu! Tunggu, Yu! Mas cuma bercanda!!"

...

 Sesampainya di Makorem, Aris langsung mengisi daftar tamu lalu diarahkan menuju ruangan khusus Disbintal yang dimana para pasangan yang akan pengajuan akan ditanyai tentang kepribadian mereka masing-masing dan pengetahuan umum tentang agama yang dianut.

  Disana ada beberapa orang yang sama-sama tengah menunggu giliran dipanggil oleh petugas. Sambil menunggu, Ayu berusaha berkenalan dengan seorang calon Persit sama seperti dirinya.

  "Permisi mbak, kenapa mbak gak bahagia gitu?" Tanya Ayu. Perempuan itu pun menoleh lalu tersenyum kepada Ayu.

  "Nama saya Mila, kamu?"

  "Wah nama saya Rahayu boleh panggil Ayu aja mbak." Mila pun tersenyum lalu menggenggam tangan Ayu dengan erat sehingga Ayu kebingungan.

  Perlahan Mila mendekatkan wajah nya kedekat telinga Ayu. Sesuatu akan diceritakan oleh Mila tapi dengan cara berbisik.

  "Sebenernya saya gak mau nikah," bisik Mila yang membuat Ayu terkejut.

  "Kok bisa?"

  "Saya dijodohkan. Padahal saya sudah punya pasangan sendiri, tapi ego orang tua saya yang sama-sama juga tentara lebih besar. Akhirnya saya dijodohkan dengan calon suami saya."

  Ayu mengangguk, "tapi kalau dijodohkan nya juga baik kenapa harus menolak? Calon suami mbak itu sudah Mayor, atasan calon suami saya kemungkinan. Mungkin orang tua mbak ingin mbak punya masa depan yang baik."

  "Saya juga bingung mau gimana," jawab Mila. Ayu pun menepuk pelan bahu Mila untuk menguatkan teman baru nya ini.

  "Ikutin aja dulu alur nya gimana mbak. Kalau alur nya bagus nanti mbak juga nyaman," gumam Ayu sembari tersenyum lebar. Mila pun mengangguk.

  "Kamu kerja dimana?"

  Ayu pun tersenyum tipis, "saya kerja di Yonarmed 4."

  Sontak Mila terkejut. Ternyata orang yang sedang mengobrol dengan nya adalah prajurit wanita yang sebentar lagi akan menjadi anggota Persit.

  "Ang—anggota juga?" Tanya Mila terbata-bata. Ayu pun mengangguk pelan.

  "Mayor Yudistira dan ibu Mila, silahkan maju."

  Mila pun menoleh kearah petugas lalu berpamitan kepada Ayu. Ayu juga menyemangati Mila agar tidak putus asa karena dijodohkan oleh orang tua nya. Sementara Aris sedari tadi seperti ikan asin yang terus dijemur tanpa diangkat.

  "Yu, kamu ngobrol apa sama perempuan itu tadi?" Tanya Aris. Ayu hanya tersenyum lalu menggelengkan kepala nya.

  "Cowok gak boleh tau urusan pribadi perempuan!" Sahut Ayu sembari tersenyum manja sehingga membuat Aris tertegun. Baru pertama kali ia melihat Ayu tersenyum semanis ini.

  "Gula darah ku naik gak ya!? Aduduh.. Manis banget sih senyuman nya, seakan mengajak berumah tangga.." batin Aris.

  Aris bahagia mendapatkan Ayu lagi. Apalagi kalau sudah pengajuan seperti ini, tak akan ia biarkan Ayu lepas lagi dari sangkar nya seperti dulu.

  "Kira-kira si Teddy kabar nya gimana ya? Ah, bukan urusan gue ini. Bodo amat mau nangis bombay atau nangis darah seumur hidup juga lah."

  To be continue..

Haloo!! Maaf ya kalo kurang nyambung di part hari ini. Soal nya masih meler makanya kurang fokus🤧 terima kasih sudah membaca dan see youuu..

 
 

Be With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang