16. final exam

8.8K 1.9K 278
                                    

/

sudah hampir satu minggu pelaksanaan ujian akhir semester, yang dimana ini akan menjadi uas terakhir untuk kelas 12. karena setelah ini, hari-hari mereka akan diisi dengan intensif untuk mempersiapkan ujian nasional.

"sa, lo bawa buku seni budaya yang semalem gue bilang?" jaehyuk yang baru masuk ruangan, langsung duduk di bangku kosong di samping asahi.

ruangan ujian mereka diacak dan kebetulan mereka satu kelas, meskipun tidak bersebelahan.

asahi mengangguk, lalu memberikan buku yang dimaksud.

"eh, gausah. lo bawa dulu aja. hari ini ada acara nggak?"

"ujian."

"saaaa," jaehyuk memberikan tatapan sinis, "abis pulang sekolah maksudnya, ya tuhan."

"nggak ada," asahi menggelengkan kepalanya.

"oke, lo pulang ikut gue ya ke twelve cafe. ajarin buat mata pelajaran besok." kata jaehyuk.

"jaehyuk kan jago seni budaya?"

jaehyuk menggelengkan kepalanya cepat, seakan benar-benar menyangkal pernyataan asahi, "pokoknya gue mau diajarin lo, sa."

"iyaa deh."

jaehyuk menyunggingkan senyumnya. setelahnya, ia masih berdiam di tempatnya, enggan untuk ke bangku yang seharusnya ditempati. toh, mumpung murid yang duduk di bangku itu belum datang.

mata jaehyuk secara bergantian menatap asahi dan layar ponselnya. entah, ia hanya ingin dekat dengan asahi meskipun tidak melakukan apa-apa.

asahi juga sibuk sendiri dengan bukunya, padahal menurut jaehyuk, asahi tidak perlu belajar sebegitunya karena— ya, asahi sudah pintar. nggak. jenius, deh kayaknya.






tepat pukul 12 siang, ujian di hari itu selesai, menyisakan satu hari lagi sebelum weekend.

jaehyuk mengumpulkan lembar jawabannya dengan cepat, ingin segera keluar dari kelas sebelum orang-orang di sekitarnya membahas jawaban ujian.

jaehyuk duduk di bangku depan kelas sembari menunggu asahi yang masih membereskan alat tulisnya. dan satu hal tiba-tiba membuatnya kesal.

haruto lewat di depannya, berdiri di samping pintu ruangan ujiannya sembari melihat-lihat ke dalam kelas. tapi, jaehyuk pura-pura masa bodoh, ia berkutat dengan ponselnya.

"kak asa," suara berat haruto terdengar jelas di samping jaehyuk.

"kak, mau pulang bareng nggak?" tanya haruto.

mata jaehyuk berusaha tidak melihat ke sampingnya dan hanya menunggu jawaban asahi.

"ehmm, enggak bisa." balas asahi.

"oh? kenapa kak? ada acara?"

"kepo amat." batin jaehyuk. kalau saja jaehyuk berani— dan yang terpenting... kalau saja jaehyuk punya hubungan dengan asahi, ia sudah jelas akan melontarkan kata-kata itu di depan haruto.

"iya, ada janji sama jaehyuk."

"HAHAHAHA MAMPUS." jaehyuk masih menunduk memandang ponselnya, ia menggigit bibir bawahnya berusaha untuk tidak menunjukkan ekspresi apapun.

"oh, yaudah kak. hati-hati ya, kak asa." haruto kemudian melengang pergi. detik berikutnya, jaehyuk langsung mendongakkan kepalanya. tidak bisa dipungkiri, senyum manis terlukis di wajahnya.

"udah sa? yuk." kata jaehyuk.

asahi mengangguk, "iya, jae."

jaehyuk beranjak dari tempatnya, lalu melingkarkan tangannya pada asahi; merangkulnya seperti yang ia pernah lakukan sebelumnya. seperti biasa, asahi pun juga tidak protes.






"kok diem aja sa?"

sudah sekitar sepuluh menit asahi dan jaehyuk saling terdiam, sembari menikmati minuman mereka masing-masing.

jaehyuk memposisikan tubuhnya ke samping, menghadap asahi, dan menunggu asahi menjelaskan sesuatu. tapi, crush-nya itu tidak kunjung mengatakan sesuatu padahal daritadi membolak-balikkan halaman.

"ehmm... bingung." balas asahi.

jaehyuk tertawa kecil, "bingung apanya? kan lo tinggal jelasin aja ke gue."

asahi mengalihkan pandangannya pada jaehyuk, membuat jarak di antara wajah mereka cukup dekat dan mata mereka bertemu.

"jelasinnya gimana?"

jaehyuk masih terdiam untuk beberapa saat, karena asahi juga masih menatapnya bahkan setelah ia menyelesaikan kalimatnya.

"mata lo bagus sa."

kalimat jaehyuk membuat asahi semakin lekat menatap jaehyuk. ia terdiam dan mengerjapkan matanya beberapa kali; bingung.

akhirnya, jaehyuk menyunggingkan senyumnya, "indah banget sa. coklat," lalu setelahnya, ia langsung mengalihkan pandangannya dan tertawa kecil karena malu dengan pernyataannya barusan.

"jaehyuk juga."

jaehyuk meneguk minumannya.

nggak. nggak sanggup...

"apaan, enggak. udah ini gimana sa seni budayanya? gue cuma paham dikit, coba deh lo jelasin aja pelan-pelan."






< keesokan harinya, setelah ujian selesai. >

jaehyuk dan asahi kembali ke kelas asalnya, tak jauh dari ruangan ujiannya tadi, hanya untuk sekedar menyapa mashiho yang ruangan ujiannya di kelasnya sendiri.

"gimana gimana?" tanya mashiho.

"ah, udah udah gausah dibahas." jaehyuk mengibaskan tangannya, tanda 'skip', ingin mengalihkan ke topik yang lain.

"dih, sensi amat."

"biarin— eh tapi yang kemaren lo jelasin keluar semua tuh sa." jaehyuk menengok ke arah asahi.

"lah lo berdua kemaren belajar bareng?"

jaehyuk hanya mengangguk.

"GAK NGAJAK."

"LO KAN SAMA JUNKYU."

"enggak. males males ah gue bete sama junkyu :("

"HAHAHA KENAPA"

"NOH TANYA SENDIRI ORANGNYA BARU DATENG."

mereka sontak mengalihkan pandang ke arah pintu kelas dimana junkyu baru saja masuk dan terlihat bingung.

"a-apa neh... perasaan gue ga enak."

"lo ngapain mashi?" tanya jaehyuk.

"YA TUHAAAAN. gue tuh kemaren pinjem buku catetannya mashi, tapi kena aer.... TAPI UDAH GUE JEMUR KOK, UDAH KERING! catetannya terselamatkan, masih bisa dibaca!"

"MAMPUS LO."

"MALES GUE SAMA JUNKYU."

"udah, sa. pulang yuk. biarin ini orang dua perang dunia." jaehyuk menarik lengan asahi pelan, sambil tertawa kecil.

"e-eh bentar bentar. btw lo ikut privatnya pak mino gak?" tangan junkyu menahan jaehyuk.

jaehyuk hanya memandang junkyu dengan tatapan wajah yang flat, padahal habis ketawa-ketiwi.

"JAWAB ANJIR MALAH DIEM."

"coba lo liat."

"apaan?"

"apakah muka gue terlihat seperti orang yang bakal bela-belain ikut les privat?"

"gak..."

"YA ITU TAU."

"SANTAI DONG."







\

error   /   jaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang