14. pick up the phone

8.7K 1.9K 68
                                    

/

cuaca pagi ini kurang bersahabat, membuat jaehyuk agak malas-malasan untuk berangkat ke sekolah. di luar mendung, lebih enak sembunyi di balik selimut dan lanjut tidur.

alhasil, jaehyuk agak telat sampai di sekolah, detik-detik terakhir sebelum gerbang ditutup.

sampai di kelas pun, yang ia lihat hanyalah teman-temannya yang bermalas-malasan dan tidur di bangkunya masing-masing. apalagi kim junkyu, sudah nyenyak banget tidurnya.

tapi, mata jaehyuk tidak menangkap sosok asahi. ia sedikit melirik jam tangannya. padahal, ia sudah paling telat tadi, tapi asahi tidak biasanya lebih telat dari jaehyuk.

"asahi belum dateng?" tanya jaehyuk pada mashiho yang kebetulan sibuk dengan ponselnya. mashiho sih nggak ngantukan kayak junkyu.

mashiho menggeleng, "belum tuh."

"hm, yaudah." balas jaehyuk singkat, meskipun ia sedikit bingung.

jarinya baru saja akan menekan tombol free call, tapi seorang guru masuk ke kelasnya.

jaehyuk menghela nafas berat. ia memutuskan untuk mengirim pesan singkat, menanyakan keberadaan asahi. setelah itu, dengan ogah-ogahan, ia mulai bersiap untuk pelajaran pertama.

namun, jaehyuk tidak bisa fokus. ia menengok kanan kirinya, memperhatikan teman-temannya yang ternyata juga sama-sama menahan kantuk.

ia juga beberapa kali mengalihkan fokusnya pada ponsel, siapa tau asahi sudah membalas pesannya. tapi, hingga akhir pelajaran pun jaehyuk belum mendapat balasan apapun.

"lah, asahi gak masuk?" tanya junkyu, saat pergantian jam pelajaran.

"kemana aja lo baru sadar?" jawab jaehyuk.

"ya maaf tadi udah sampe kutub utara,"

"tidur mulu,"

"dih kayak lo enggak aja!"

mashiho membalikkan badannya, ikut nimbrung pembicaraan junkyu dan jaehyuk, "tapi tumben asahi nggak masuk kenapa ya?"

"gatau." timpal jaehyuk, "dichat juga gak dibales."

"sakit?"

"hus. omongan lo tolong yang bagus bagus aja."

"iya iya," junkyu menghela nafas, cemberut (gemas), "lo mah kalo soal asahi sensi amat."

"lo kalo soal mashi juga sensi tuh,"

"dih? napa bawa bawa mashiho?"

"noh, sensi."

junkyu menghela nafas sekali lagi, namun tidak ingin melanjutkan perdebatan konyolnya dengan jaehyuk.

"tapi syukur dah asahi gak masuk,"

"maksud lo apa hah?" tangan jaehyuk sudah mengepal, siap memukul junkyu kapan saja.

"EEH sabar sabar. maksud gue, biar haruto gak nanyain gue terus." junkyu menunjukkan wajah kesalnya, "tuh bocah ngechat gue mulu nanyain asahi. ntar kalo dia chat lagi kan gue tinggal bales asahi enggak masuk."

"eh tapi taruhan, haruto bakal nyamperin ke apart asahi apa gak? kalo gue bilang sih, iya." timpal mashiho.

"gak gak gak. haruto gak tau unit apartnya."

"apa guna hape. pasti ditelfon lah."

"gak. haruto gak bakal nyamperin."

"iya, sabar, jangan sewot dong..." junkyu tertawa kecil melihat perubahan raut wajah jaehyuk.




hingga sore hari, tidak ada satupun notifikasi dari asahi yang masuk ke ponsel jaehyuk. tadinya, ia berniat untuk datang ke apartemen asahi, tapi ternyata jaehyuk baru ingat kalau ada remidi di jam pulang sekolah.

aigoo. . .

jaehyuk baru menyelesaikan remidinya pukul setegah 5 sore dan akhirnya memutuskan untuk langsung pulang.

meskipun sampai di rumah, ia masih berusaha untuk menghubungi asahi yang belum ada kabar.

tapi akhirnya, jaehyuk memutuskan untuk menghubungi junkyu kali ini.

"kyu," sapa jaehyuk melalui telepon.

"kenapa jae?"

"lo dichat haruto gak?"

junkyu terdiam beberapa saat. sebenarnya, di seberang sana junkyu cukup terkejut karena jaehyuk tiba-tiba menanyakan haruto.

"hah? haruto?"

"iya haruto,"

"hmm seharian ini gak ngechat sih."

"dia gak nanyain asahi?"

"ooh," junkyu mulai mengerti arah pembicaraan jaehyuk, "nggak jae. tadi gue sama haruto ketemu pas di sekolah, trus ngobrol bentar. itu juga sekalian gue bilangin kalo asahi gak masuk."

"trus dia gak ngechat lo lagi gitu? nanyain unit apartnya asahi atau apa gitu dah. siapa tau dia nyamperin ke sana."

"enggak, jae. halah, haruto juga mana mau bela belain dateng kesana."

"yaudah, kyu..."

"eh eh— ini lo nanya ginian berarti asahi belom ada kabar?" tanya junkyu sebelum jaehyuk memutuskan panggilan.

"belom, mungkin besok gue samperin mumpung sabtu." kata jaehyuk.

"yaudah kalo gitu."

"hm, thanks kyu."

jaehyuk menghela nafas berat. ia bingung, agak bertanya-tanya juga ke dirinya sendiri; apa ia terlalu panik, padahal belum satu hari ia tidak mendapat kabar.

dan banyak kemungkinan asahi tidak bisa memberi kabar. sakit; jadi malas ngapa-ngapain. atau sedang ada urusan mendadak yang jaehyuk tidak tau.

but well, jaehyuk lebih mementingkan rasa khawatirnya daripada rasa lelahnya. sebelum semakin terlalu malam, ia akhirnya memutuskan untuk menuju ke apartemen asahi.

sayangnya, jaehyuk hanya bisa menunggu di area parkir. karena ia bukan penghuni di sana dan tidak ada janji apapun dengan asahi. apalagi ini sudah malam.

"lo kemana sih, ah." gerutu jaehyuk, sembari mengecek ponselnya.

ia melihat ke arah jendela di lantai 7 yang merupakan milik unit apartemen asahi. tapi terlihat gelap sejak jaehyuk baru datang.

"angkat sa, duh. lo kemana anjir." gerutu jaehyuk lagi, saat panggilan teleponnya tak kunjung dijawab.

tangan jaehyuk sudah dingin, ia juga terlihat tidak tenang. sesekali, jaehyuk menggigit bibir bawahnya.

namun, sudah hampir 2 jam jaehyuk hanya menggerutu dan gelisah sendiri di motornya. tidak ada panggilan masuk, maupun hanya sekedar pesan singkat.

"ck," jaehyuk berdecak. lalu, ia menghela nafas panjang, mencoba menenangkan dirinya sendiri yang sudah seharian ini panik dan gelisah tidak jelas.

"asahi pasti balik."







\

double update.
scroll scroll scroll

error   /   jaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang