epilog

8.4K 1.7K 294
                                    











jaehyuk menyimpan ponselnya di saku, setelah memutar lagu favoritnya.

lalu, ia mengenakan topi hitamnya dan berjalan menyusuri deretan toko-toko yang sudah mulai tutup.

sesekali ia menghela nafas. hari-harinya menjadi seorang barista cukup menyenangkan namun sama sekali tidak mudah. karena jaehyuk masih terbilang cukup baru di dunia itu.

jaehyuk berjalan dengan lambat, meskipun ia sudah sangat lelah. tapi, jaehyuk suka suasana malam di daerah itu.

hal itu juga yang membuat jaehyuk beberapa kali tidak membawa kendaraan sendiri untuk pergi bekerja. karena ia cukup menikmati perjalanannya dari coffee shop menuju halte bus di malam hari.

jaehyuk baru saja akan berbelok agar ia bisa sampai di halte bus.

namun, matanya dibuat silau oleh salah satu toko yang papannya masih menyala terang di seberang jalan.

pipo cafe.

"ah, americano." gumam jaehyuk.

mumpung besok jaehyuk libur, ia ingin menonton semalaman untuk menghibur diri; pikirnya.

jaehyuk mengurungkan langkahnya untuk ke halte bus dan memilih untuk mendatangi cafe.

jaehyuk baru saja akan menyebrang, saat seseorang keluar dari cafe tersebut untuk membuang sampah.

tubuh jaehyuk membeku. ia memegang erat tali tas yang dibawanya. tidak ada yang bisa jaehyuk lakukan selain berdiri di tempatnya.

hingga seseorang itu kembali masuk ke cafe, jaehyuk berusaha keras menyadarkan dirinya.

ia melepas earphone-nya, dan sesegera mungkin bergegas menuju pipo cafe yang tinggal beberapa meter di depannya.

brak!—

jaehyuk membuka pintu cafe dengan keras, hingga membuat satu-satunya orang yang berada di dalam agak terkejut.

mereka saling menatap; hampir satu menit dibiarkan seperti itu.

"maaf. cafe-nya sudah tutup."

kata seseorang itu, sembari melepas apronnya.

dan— jaehyuk dapat melihat dengan jelas name tag yang tergantung di apronnya.

'asahi'.






;

error   /   jaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang