ANGKANA 38•

6.3K 320 6
                                    

Namun bolehkan sekali saja aku menangis? Untuk kembali membohongi diri..

•••

Pagi ini Seyna tengah siap dengan pakaian sekolah, dan kini ia tengah menyiapkan nasi goreng untuk sarapan sebelum pergi ke sekolah.

Ia sedikit rusuh saat mengaduk nasi goreng yang masih ada di wajan itu, karena ia teringat kejadian semalam yang sangat membuatnya kesal.

Bunyi wajan dan spatula yang beradu kencang terdengar nyaring di dapur bahkan terdengar hingga kamar, dan itu membuat Angkasa heran mengapa Seyna masak seheboh itu.

Angkasa yang belum selesai memasang dasi pun langsung beranjak keluar dari kamar, lalu dengan langkah besarnya menghampiri Seyna.

"Kamu kenapa? Heboh banget masaknya?" tanya Angkasa begitu ia berdiri di belakang Seyna.

"Gapapa." balas Seyna dengan ketus tanpa menoleh.

Melihat respon Seyna membuat Angkasa semakin bingung, cowok itu menaikan satu alisnya, lalu ia melangkah sedikit ke arah kiri, mencondongkan tubuhnya untuk melihat ekspresi wajah Seyna yang terlihat sangat kesal.

"Hei? Kamu kenapa?" tanya Angkasa lagi.

"Ck," Seyna berdecak keras. "Kan, aku udah bilang, aku gapapa." ucapnya seraya memindahkan nasi goreng yang sudah matang ke atas dua piring.

"Terus kenapa muka kamu keliatan kesel kayak gitu? Kamu kesel sama aku?" tebak Angkasa walau sebenernya ia tidak merasa melakukan sesuatu yang bisa membuat Seyna kesal.

Seyna melirik sinis Angkasa. "Iya, kesel sama kamu."

Lalu Seyna membawa dua piring itu ke meja makan, dengan Angkasa yang mengikut di belakang dengan wajah heran, ia membuat kesal Seyna apa?

Angkasa menatap Seyna yang meletakan piring di atas meja dan menuangkan air ke dalam gelas, selepas itu saat Seyna hendak membalik tubuhnya, Angkasa lebih dulu memeluknya dari belakang.

"Aku buat kamu kesel kenapa? Aku ada salah pagi ini?" tanya Angkasa dengan lembut.

Seyna menggeleng cepat, lalu berusaha melepaskan pelukan mereka. "Lepasin, kita harus cepet, nanti telat."

"Gapapa." Angkasa semakin mengeratkan pelukannya. "Gapapa kita telat sebentar, yang penting aku tau kenapa kamu kesel kayak gini."

"Atuh kamu! Semalem kenapa harus ngajak temen kamu ke sini, kan, aku jadi emosi banget sama cewek yang namanya Laras itu." seloroh Seyna dengan kesal, bahkan ia mencubit lengan Angkasa yang melingkar di perutnya, tapi cowok itu tidak meringis.

Oh, karena itu. Pikir Angkasa, ia kira pagi ini membuat masalah, taunya karena hal semalam.

Angkasa sedikit membungkuk, meletakan dagunya pada bahu kanan Seyna. "Aku minta maaf, ya? Kamu pasti marah banget sama ucapan Laras. Setelah ini aku bakalan jauhin Laras, aku janji."

"Harus itu, kamu harus jauhin cewek itu, dia ada potensi ngerusak hubungan kita, apa lagi dia udah tau kita suami-istri." ucap Seyna dengan menggebu-gebu.

Cup!

"Kalau urusan Laras dan temen aku yang udah tau kalau kita suami-istri itu nanti aku yang bakalan urus supaya mereka tutup mulut, kamu tenang aja, oke?" kata Angkasa setelah ia mengecup singkat pipi kanan Seyna.

ANGKANA [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang