ANGKANA 08•

9.4K 565 16
                                    

Kunci kegagalan adalah disaat kita terlalu fokus pada hidup orang lain.

•••

Aku gak tau kalian suka apa enggak sama cerita ini, tapi kalau kalian suka dan nunggu kelanjutannya jangan lupa komen dan vote, ya!

Btw, kalian pembaca baru apa lama nih?

Kalo pembaca baru, kalian tau cerita ini dari mana?

Apa pendapat kalian tentang cerita ini?

•••


Mengapa waktu rasanya berjalan begitu cepat, sudah seminggu berlalu namun Angkasa masih belum bisa menemukan keberadaan Seyna. Pernah beberapa hari yang lalu Angkasa melihat salah satu media sosial milik Seyna sempat aktif, namun ia terlambat 10 menit.

Kini Angkasa benar-benar sudah tidak tau apa yang bisa ia lakukan, jadi ia meminta bantuan sang Mamah. Ia meminta Vina untuk datang ke apart-nya, dan sudah 20 menit berlalu sejak Angkasa meminta Vina datang, jadi beberapa menit lagi mungkin Vina akan sampai.

Adrian dan Varo pun tak henti membantu Angkasa untuk mencari Seyna walau mereka berdua pun tidak tau alasan mengapa Seyna menghilang begitu saja, bukan hanya Seyna tapi satu keluarga.

Sebenarnya Angkasa sempat curiga jika Seyna selama seminggu ini tinggal di Apartemen milik Arland, itu hanya tebakan Angkasa saja, karena sejujurnya ia pun tidak tau Arland memiliki Apartemen atau tidak, lagi pula kalau pun punya ia tidak tau letaknya di daerah mana.

Sedangkan, Citra, gadis itu nampak santai-santai saja seperti tidak ada yang terjadi, Angkasa jadi curiga kalau gadis itu mengetahui keberadaan Seyna tapi setiap di tanya ia selalu menjawab tidak tau, bahkan pernah tiba-tiba gadis itu menamparnya tanpa alasan yang jelas, juga selalu berbicara ketus padanya. Itu sih sudah dipastikan Citra sudah mengetahui semuanya namun ia menutupi.

Cklek

Lama melamun di atas kasur membuat Angkasa tidak sadar bahwa pintu kamar telah terbuka, menampilkan Vina yang tersenyum lembut menatap Putranya itu.

"Sayang.." suara lembut Vina mencoba memanggil Angkasa, membuat cowok itu sedikit tersentak

Angkasa menoleh, matanya langsung menatap Vina dengan sendu. "Mamah." ia memanggil dengan lirih.

"Kenapa? Kamu kenapa, sayang?" tanya Vina lembut, ia berjalan menghampiri Angkasa, lalu ketika telah berada di samping kasur ia mengelus rambut lebat milik Angkasa.

Angkasa menggeleng pelan, ia langsung memeluk tubuh Vina, membuat wanita berusia 40 tahun itu mengernyit bingung, karena jarang sekali Angkasa bersikap seperti ini.

Dengan lembut Vina mengusap punggung tegap milik Angkasa, "Ada apa? Ayo, cerita sama Mamah."

Tidak ada jawaban, Angkasa hanya diam seraya masih memeluk tubuh Vina, membuat wanita itu ikut terdiam membiarkan anaknya itu tenang lebih dulu.

"Aku mau cerita," Angkasa mendongkak menatap wajah sang Mamah. "Tapi, aku takut Mamah marah." cicitnya.

Vina tersenyum manis, lengannya mengusap singkat rambut Angkasa. "Cerita aja, Mamah gak akan marah kok."

ANGKANA [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang