ANGKANA 20•

7.5K 365 4
                                    

Cinta sejati itu seperti hantu, hampir semua orang membicarakannya tetapi hanya sedikit orang yang benar benar pernah menjumpainya.

•••

Angkasa membuka pintu apartement miliknya, ia menatap sekeliling ruangan, ia menatap Seyna yang ternyata tengah menonton televisi, ia mulai melangkah masuk dan tak lupa ia menutup pintu, itu membuat Seyna menoleh, menatap tajam Angkasa karena ia merasa cowok itu keluar cukup lama pahadal cuman lari pagi dan membeli bubur.

"Hehehe..." Angkasa terkekeh pelan, lalu berjalan menghampiri Seyna, ia menaruh satu kantong plastik berisi bubur pesanan Seyna. "Ini pesenan lo." seru Angkasa.

Seyna mendongkak menatap Angkasa yang masih menyengir kuda, ia tau cowok itu merasa tidak enak karena terlalu lama. "Ngapain dulu lo di sana? Lama amat perasaan, sampe tiga jam lebih." gerutu Seyna.

Angkasa menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal, ia hanya merasa gugup entah kenapa. "Gua habis ngobrol sama Maura di CFD." jawab Angkasa dengan jujur.

Mendengar itu Seyna langsung menghentikan gerakan tangannya yang hendak menggapai plastik yang Angkasa bawa itu. "Maura?" Seyna menyebut ulang nama yang di sebut oleh Angkasa umtuk memastikan, dan di balas anggukan singkat oleh Angkasa.

"Maura mantan lo pas kelas sepuluh?" tanya Seyna kembali memastikan. dan lagi, Angkasa hanya mengangguk sebagai jawaban.

Seyna nampak menghela nafas, ia menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa, ia juga melipat kedua tangannya di depan dada. "Kok dia bisa ada di sini?"

Angkasa merasa aura tidak enak, sepertinya istrinya itu marah karena ia berkomunikasi dengan Maura yang notabene-nya mantan kekasih dirinya. "Gua boleh mandi dulu gak sih? Gerah banget soalnya." pinta Angkasa.

Seyna tak langsung menjawab, ia diam terlebih dahulu beberapa saat sebelum akhirnya ia mengangguk singkat.

Tak mau berlama-lama, Angkasa langsung berlari masuk ke dalam kamar mandi. sedangkan Seyna ia mulai membuka sterofom berisi bubur itu, saat melihat bubur itu, Seyna langsung menghela nafas pelan. "Ngobrol sama mantan bikin lupa sama pesenan gua, kah?" gerutu Seyna pelan. Nampaknya Angkasa lupa bahwa Seyna memesan untuk tidak memakai kacang pada buburnya.

Walaupun merasa dongkol tapi Seyna tetap akan memakan bubur itu walau harus susah payah memisahkan kacangnya. Sebenarnya ia tidak marah jika Angkasa bertemu dengan Maura, ia hanya kesal karena Angkasa tidak memberi kabar padanya, sehingga ia harus menunggu lama hanya untuk satu porsi bubur.

Karena Seyna sekte pemakan bubur yang di aduk, jadi sebelum ia memakan bubur itu jelas ia mengaduknya lebih dahulu hingga tercampur dengan rata, tapi jelas ia harus menyingkirkan beberapa butir kacang dulu baru mengaduk bubur itu.

Setelah sudah sesuai dengan keinginannya, Seyna mulai makan dengan lahap, matanya terus menatap televisi yang menayangkan film kartun Upin dan Ipin, karena sejujurnya Seyna tak menyukai film sinetron ataupun ftv.

15 menit kemudian Seyna sudah selesai makan dan itu bertepatan dengan Angkasa yang keluar dari dalam kamar mandi, handuk berwarna coklat melingkar di pinggang cowok itu, dan Seyna menatapnya dengan biasa saja, lagi pula tidak ada roti sobek pada perut suaminya itu, hanya perut yang terlihat rata.

ANGKANA [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang