ANGKANA 23•

6.4K 370 3
                                    

Cintaku tak perlu banyak bicara hanya ingin memilikimu hingga akhir usia.

•••

Angkasa menggandeng lengan kanan Seyna, mereka jalan berdampingan menuju parkiran sekolah karena bel pulang sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu.

Angkasa sedikit menunduk menatap Seyna. "Lo mau gua anter apa mau naik angkot aja?" tanya Angkasa, biasanya sih Seyna akan naik angkot pulang ke Apartemen tapi siapa tau hari ini gadis itu malas naik angkot dan ingin di antar olehnya.

Seyna mendongkak sekilas lalu kembali menatap depan. "Gua naik angkot aja seperti biasa, kalo lo nganter gua dulu, lo bisa telat." balas Seyna, ia tak mau membuat Angkasa capek bulak-balik mengantarnya ke Apartemen lalu sehabis itu baru berangkat ke pabrik.

"Beneran? Kagak mau gua anter aja?" tanya Angkasa sekali lagi untuk memastikan.

Seyna mengangguk. "Iya beneran gua naik angkot aja." ujar Seyna dengan yakin.

Mereka menghentikan langkah karena sudah berada di parkiran sekolah, Angkasa memutar tubuh Seyna agar gadis itu berhadapan dengannya. "Seperti biasa, lo jangan matiin data hape lo, lo harus langsung telpon gua kalau ada apa-apa." pesan Angkasa yang selalu ia ucapkan jika Seyna akan naik angkot, ia takut sang istri kenapa-napa di angkot karena sudah banyak kejadian yang menyeramkan terjadi di mobil angkutan umum itu.

Jelas Seyna langsung tersenyum senang mendengarnya, entahlah, ia selalu suka saat Angkasa mengkhawatirkan dirinya, jadi ia mengangguk lalu membalas. "Iya, gua gak bakalan lupa sama pesan lo yang ikut." ungkap Seyna.

"Bagus." Angkasa tersenyum hangat, lalu lengannya mengelus singkat pucuk rambut Seyna.

"Yaudah, gua duluan ya?" pamit Angkasa, ia hendak berjalan ke arah motornya yang terparkir tak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Eh, bentar!" tahan Seyna, ia menahan salah satu lengan Angkasa. "Gua lupa mau bilang sama lo, gua gak langsung pulang ya, gua mau ke salon dulu." ujar Seyna, ia menyengir di akhir kalimat karena hampir saja lupa memberitahu Angkasa.

Angkasa menatap bingung Seyna. "Ngapain ke salon? Mau potong rambut?" tebak Angkasa yang langsung di angguki oleh Seyna.

Gadis itu menyentuh sisi rambut sebelah kiri. "Rambut gua udah lumayan panjang banget, gerah, gua mau potong sedikit lah." Karena kini panjang rambut Seyna yang hampir se-bokong jadi ia memutuskan untuk memotongnya sebatas dada saja.

"Yah," Angkasa terlihat sedikit kecewa. "Padahal gua seneng banget ngeliat lo rambut panjang kayak gini." Cowok itu mulai mengelus rambut bagian belakang milik Seyna.

Seyna mengernyitkan dahinya. "Lo gak ngizinin gua buat motong rambut?" tanya Seyna dengan nada tidak suka, ia beneran merasa ribet sekali dengan rambut sepanjang ini.

Angkasa langsung terkekeh mendengar nada bicara istrinya. "Santai aja, gua cuman ngungkapin aja kalo gua seneng ngeliat lo rambut sepanjang ini. Jadi kalo lo mau potong rambut ya silahkan aja, gua tau lo pasti susah banget ngurus rambut sepanjang itu." ujar Angkasa penuh perhatian.

Tin!

Mereka tersentak kaget karena tiba-tiba ada yang membunyikan klakson kepada mereka berdua, mereka langsung menatap kesal pada pelaku.

"Pacaran jangan ngalangin jalan motor keluar dong, nyet." celetuk Varo, pelaku yang membuat Angkasa dan Seyna tersentak kaget.

"Heh babi, gua udah di pinggir parkiran ya monyet. Lo aja yang sirik, gak bisa liat orang pacaran." maki Angkasa. Mereka berdua beneran berada di pinggir parkiran, sama sekali tidak menghalangi motor yang hendak keluar dari parkiran.

ANGKANA [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang