ANGKANA 07•

9.3K 526 9
                                    

Sebenarnya, apa arti adanya saya untuk anda? Pertanyaan yang sering terlintas namun tak pernah benar benar jadi'pertanyaan'.


Jika suka dengan cerita ini maka jangan lupa tinggalkan jejak kalian berupa vote atau pun komen, jangan di biasakan menjadi silent reader, hargai para author!

•••

Hari ini adalah hari ke dua sejak hari itu, hari dimana terjadi sebuah kejadian yang sama sekali tidak Angkasa nyangka sebelumnya, yaitu hari dimana ia merenggut mahkota seorang gadis yang tidak ia ketahui siapa, namun kemungkinan besar adalah Seyna, sahabatnya sejak kecil.

Selama dua hari ini tidak ada yang mengetahui kejadian itu, Angkasa tidak menceritakannya pada siapapun, apa lagi sudah dua hari ia tidak bisa bertemu dengan Seyna.

Hari itu saat ia datang ke rumah keluarga Andrean, ia tidak menemukan siapa pun disana, rumah yang cukup besar itu terlihat sangat kosong, dan ia tidak tau kemana perginya keluarga Andrean.

Dan sudah dua hari pula ia tidak melihat keberadaan si bajingan Reyga, lalu tepat pada hari ini, Angkasa mendapat kabar bahwa Reyga pindah keluar negeri, yang membuatnya semakin pusing.

Brak!

Dengan keras Angkasa memukul meja, tanpa sadar bahwa saat ini ia masih berada di dalam kelas dan masih dalam masa pembelajaran.

Maka, sontak seluruh penghuni kelas menoleh padanya, semua menatapnya dengan tatapan bingung terkecuali guru yang sedang berdiri di depan papan tulis itu.

"Apa maksud kamu menggebrak meja seperti itu, Angkasa?" Tanya Bu Titin dengan santai namun terdengar sedikit penekanan.

Angkasa pun langsung tersadar saat mendengar teguran dari Bu Titin, ia menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. "Maaf Bu, saya tidak sengaja." Balas Angkasa, ia menundukkan wajahnya.

Bu Titin melangkah ke arah tempat Angkasa duduk, "kamu tidak suka dengan pelajaran Ibu?"

"Nah, loh.." Citra meringis melihat Angkasa yang terintimidasi oleh Bu Titin.

Sontak Angkasa mendongkak, ia menggeleng dengan keras. "Enggak, saya suka kok dengan pelajaran Ibu!" Ungkap Angkasa dengan panik.

"Itu bagus.." Bu Titin menghentikan langkahnya. "Tapi saya tidak suka dengan orang yang mengacau saat saya tengah mengajar."

"Jadi kamu pergi keluar dan hormat bendera hingga bel istirahat." Perintah Bu Titin tegas.

"Tapi Bu–"

"Tidak ada tapi-tapian, sekarang kamu cepat hormat bendera!" Tegas Bu Titin menyela ucapan Angkasa.

Angkasa menghela nafas pasrah, ia bangkit dari duduknya dan mulai melangkah untuk keluar dari kelas.

"Semangat!" Kata Citra menyemangati.

Angkasa menoleh, ia tersenyum singkat pada Citra lalu ia kembali berjalan keluar dari kelas. Ia pun melihat sebentar ke arah bawah karena letak kelasnya yang di atas. Ia semakin lesu saat melihat keberadaan anak kelas 11 yang tengah berolahraga di lapangan.

Lalu dengan terpaksa ia berjalan turun ke lantai 1, ia sangat lesu sekali karena hingga hari ini ia tidak bisa bertemu dengan Seyna juga tidak bisa menghubungi Reyga, ia ingin meminta pertanggung jawaban atas semua yang telah terjadi pada cowok itu.

ANGKANA [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang