ANGKANA 29•

5.7K 400 31
                                    

Aku ada bukan hanya untuk menemanimu berbahagia. Tapi juga untuk menemanimu dalam segala masalah yang tak bisa kau katakan pada dunia.

•••


Seyna menatap Angkasa yang baru saja masuk ke dalam Apartemen, "pantes aja lo semudah itu bilang mau ngurus perceraian sama gua, ternyata lo balikan sama Maura." sarkas Seyna yang mampu menghentikan langkah Angkasa.

Angkasa menghadap Seyna yang duduk di sofa, menatapnya dengan tatapan tajam. "Maksud lo apa ngomong begitu?" ia tak suka di tuduh seperti itu oleh Seyna.

"Gausah pura-pura gak tau, lo." Seyna bangkit, ia berjalan ke hadapan Angkasa. "Puas ciuman sama mantan di mobil? Enak? Gimana rasa bibir mantan?" cemooh Seyna.

Ah, Angkasa paham. Sepertinya ada yang mengkompori Seyna tentang kejadian tadi di mobil Maura.

"Lo salah paham." Angkasa maju selangkah lebih dekat. "Gua sama Maura gak ciuman, gua tau lo pasti dapet foto gua sama Maura di mobil, kan?" seru Angkasa, siapapun yang mengirimkan foto itu pada Seyna semoga saja harinya selalu buruk.

"Itu lo tau gua dapet fotonya, jadi lo gak usah ngelak lagi." Seyna bersedekap dada, ia mendongkak menatap marah Angkasa.

Angkasa menghela nafas lelah, ia capek selalu ribut dengan Seyna. "Gua bukan ngelak, tapi emang kenyataannya gua sama sekali gak ciuman sama Maura, itu cuman Angel kamera yang nipu."

"Oke, katakan, lah, lo gak ciuman sama Maura. Tapi kenapa lo bisa berduaan di mobil malem-malem di tempat sepi pula, lo having sex sama dia? Lo mau punya anak dari dia soalnya kalo sama gua gak dap–

"SEYNA!" bentak Angkasa, matanya memerah. Ia tidak suka dengan segala tuduhan gadis itu.

Seyna mengepalkan kedua lengannya di samping tubuh, ia menatap Angkasa dengan mata berkaca-kaca, ini pertama kalinya Angkasa membentak dirinya. "Apa? Benerkan apa yang gua omongin? Lo sama dia having sex buat dapetin anak, soalnya lo sama gua gak bisa dapetin itu. Lo marah sama gua karena gua gak hamil, jadi lo mau ngelak apa lagi, Sa?" hardik Seyna dengan segala tuduhannya.

"Lo gila?" tekan Angkasa, "Stop bahas gua yang marah karena lo gak hamil, karena gua sama sekali gak marah karena hal itu." geram Angkasa, ia sudah sangat muak dengan prasangka itu.

"Terus kalo lo marah karena apa, hah? Emang lo pikir gua bisa tau lo marah karena ala kalo misalnya lo cuman diem aja?!" sentak Seyna kesal, Angkasa sama sekali tidak menjelaskan kenapa dia bisa marah dan cuek pada Seyna sejak awal.

"Gimana gua mau jelasin kalo lo selalu marah dan nuduh gak jelas ke gua, hah?!" sungut Angkasa.

"Gua nuduh apa? Toh emang kenyataannya gitu, lo ngediemin gua pas tau gua gak hamil, udah gitu sekarang lo malah berduaan sama Maura, ntah ngapain!" murka Seyna, dengan mata yang berkaca-kaca ia masih bisa menatap tajam Angkasa.

"Gua cuman mau bantu Maura yang mobilnya mogok, gak ada niat buruk apapun, gua gak ada niat balik lagi sama Maura apa lagi sampai having sex. Lagian gua sama lo cuman ngelakuin itu sekali, jadi wajar kalo lo gak hamil, jelas gua maklumi hal itu. Tapi kalo lo berpikir gua kayak gini karena lo gak hamil aja.." Angkasa menjeda ucapannya, ia dengan cepat menggendong tubuh Seyna di depan tubuhnya, ia menatap wajah kaget Seyna. "Ayo kita ulangi hal itu dalam keadaan sama-sama sadar, kita lakuin sampai lo hamil anak gua!"

ANGKANA [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang