ANGKANA 43•

1.1K 33 1
                                    

Happy Reading!


Pada pukul 21.30 mereka sampai di Rest Area Tol Cipali KM 166. Mereka di bebaskan keluar dari dalam Bus, entah untuk pergi buang air, sholat, jajan, atau jika ada yang mau langsung makan bisa meminta makanan pada Ania.

Angkasa berniat untuk sholat isya terlebih dulu sebelum mengambil makanan, ia sudah menyuruh Varo, Adrian dan Citra pergi ke Mushola terlebih dulu karena Seyna masih tertidur pulas.

"Sayang, bangun yuk." Angkasa menepuk-nepuk pelan pipi Seyna.

Untung Seyna bukan tipe orang yang sangat sulit di bangunkan jika sudah tertidur, jadi sekarang gadis itu sudah membuka kedua kelopak matanya.

"Ugh.." Seyna mengeluh pelan, lengannya ia arahkan untuk mengusak mata.

"Hei.." Angkasa menahan lengan Seyna, lalu mengecup kening gadisnya. "Jangan di kucek matanya, nanti tambah merah."

"Kenapa sayang?" tanya Seyna dengan suara yang serak.

Angkasa mengelus lembut rambut Seyna. "Bangun yuk, kita sholat isya."

Seyna mendongkak, menatap Angkasa dengan wajah yang masih mengantuk. "Kita udah sampai dimana?"

"Rest Area, sayang." balas Angkasa.

"Hm." Seyna mengangguk kecil, lalu ia mulai bangkit di bantu Angkasa.

"Pelan-pelan, takut pusing." peringat Angkasa, ia takut Seyna pusing jika langsung berdiri sedangkan gadis itu belum benar-benar sadar.

"Ayo sayang, yang lain udah turun." ajak Seyna setelah ia memfokuskan pandangannya, menatap sekeliling Bus yang sudah sepi.

Angkasa tersenyum lembut, ia bangkit lalu keluar dari area bangku, baru menarik pelan lengan Seyna. "Citra sama yang lain udah aku suruh ke Mushola duluan." seru Angkasa saat Seyna menatap kursi yang di duduki oleh Citra.

Seyna hanya mengangguk sebagai jawaban, ia mengikuti langkah Angkasa untuk keluar dari dalam Bus.

"Pelan-pelan." Angkasa mengeratkan genggaman tangannya dengan Seyna saat mulai menuruni tangga Bus.

Dengan langkah pelan dan hati-hati Seyna melangkah turun, lengan kirinya memegang bagian bawah perut agar tidak terguncang saat melangkah turun.

"Sebentar." tahan Angkasa saat ia sudah di luar Bus.

Angkasa meletakan kedua lengannya di bawah ketiak Seyna, lalu mengangkat gadis itu dari dalam Bus dan di turunkan di atas aspal.

Seyna tak bisa menahan senyumnya karena di perlakukan begitu lembut oleh Angkasa, ia merangkul lengan kiri sang suami lalu melangkah menuju Mushola.

"Kenapa? Kamu masih ngantuk?" tanya Angkasa saat Seyna mengandarkan kepalanya pada lengan Angkasa.

Seyna menggeleng, "enggak, aku udah seger banget."

"Aku kira masih ngantuk." ungkap Angkasa lalu mengelus singkat pucuk rambut Seyna.

"Nanti gerakan sholatnya pelan-pelan, juga hati-hati, ya?" pesan Angkasa, ia takut perut gadisnya terguncang.

ANGKANA [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang