ANGKANA 39•

7.5K 399 64
                                    

Guys, cerita ini pas awal sebelum di revisi, end-nya part 40, tapi sesudah di revisi ternyata gak cukup kalau sampai 40 part, pasti lebih😊

Tolong beri aku semangat banyak-banyak😭🤍

•••

Waktu tidak akan menunggu siapa pun, jadi hargai waktu dan kebersamaanmu dengan orang yang kamu sayang.

•••


Angkasa berlutut di depan Vina yang duduk di atas sofa, ia mengusap lembut lengan sang Mamah. "Udah, Mamah tenangin diri dulu, nanti kalau udah tenang baru cerita sama Angkasa."

Saat hendak tidur bersama Seyna, mereka berdua di kejutkan oleh pintu Apart yang di ketuk dengan kencang, saat Angkasa membuka pintu ia langsung terkejut melihat Vina yang terlihat panik dan nafas yang tersengal seperti orang yang habis berlari.

"Mamah gak bisa buang-buang waktu." kata Vina dengan tergesa.

"Mamah ada apa? Jelasinnya pelan-pelan." timpal Seyna yang datang dari dapur seraya membawa air minum.

Vina menatap Angkasa dan Seyna bergantian, "pokoknya kalau Azam manggil kalian malam ini, atau besok dia berusaha ketemu sama kalian, kalian hindari aja, jangan mau ngomong sama dia." tukasnya dengan tegas.

Angkasa menaikan satu alisnya bingung, ia saling menatap dengan Seyna yang kini duduk di samping Vina, lalu tak lama ia kembali menatap Vina dengan lembut.

"Mamah bisa ceritain dulu masalahnya apa? Biar aku sama Seyna gak bingung." pinta Angkasa, kalau Vina masih tergesa, panik dan tidak memberi penjelasan bagaimana mereka berdua bisa tau apa yang terjadi.

"Gini." Vina menatap Angkasa serius, ia menggenggam erat lengan cowok itu. "Waktu itu kamu ngomong kalau misalnya Samira sama Cheryl pindah ke London tapi gak sama Azam, kan?"

Seyna dan Angkasa secara serempak mengangguk.

"Ternyata itu ada penyebabnya, Azam gak ikut pindah ke London, karena Samira milih bercerai sama Azam karena perusahaan milik Azam terancam bangkrut dengan kerugian yang besar, dan hutang yang gak kalah besar juga, jadi Samira nyari aman dengan ninggalin Azam." lanjut Vina menjelaskan.

Mereka berdua tak bisa menutupi keterkejutan mereka, mereka terdiam beberapa saat dengan pikiran mereka masing-masing. Banyak hal yang mereka tanyakan di dalam hati dan pikiran mereka berdua.

"T-terus, gimana keadaan Papah Azam sekarang?" tanya Seyna sedikit terbata, ia tak menyangka masalah demi masalah menghampiri keluarga mereka.

Vina menoleh ke arah Seyna, ia menggenggam salah satu lengan menantunya. "Nah, itu. Azam sekarang lagi kelimpungan pusing nyari uang dua puluh lima miliar buat nutupin utang dan Azam pusing karena mengalami kerugian sampai lima belas miliar."

"Hah?" Angkasa menatap tak percaya Vina, mulutnya sampai terbuka lebar sangking terkejutnya. "Mamah gak lagi bercanda, kan?"

"Enggak, ngapain Mamah bohong. Tadi Azam sendiri yang telepon ke Mamah buat minta bantuan, perusahaan punya dia udah mau di sita sama Bank, tapi itu belum cukup buat nutupin utang dia sama Bank, dia harus nyerahin rumah, mobil, motor dan barang berharga lainnya." papar Vina. Ini salah satu penyebab dirinya nekat malam-malam datang ke Apartment Angkasa yang jaraknya lumayan dari rumah milik Omahnya Angkasa.

"Kenapa perusahaan Papah Azam bisa tiba-tiba bangkrut, Mah?" tanya Seyna penasaran.

Selama beberapa bulan sebelum dan sesudah menikan dengan Angkasa yang Seyna tau perusahaan milik keluarga Adhitama itu baik-baik saja, masih cukup terkenal tapi kenapa tiba-tiba anjlok seperti ini?

ANGKANA [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang