ANGKANA 46•

961 29 2
                                    

Happy Reading!


Seyna terlihat cantik mengenakan
Kebaya Modern, hiasan wajah yang tidak terlalu tebal, lalu rambut yang ia cepol menggunakan penjepit rambut yang indah. Sore ini mereka semua heboh untuk bersiap-siap, karena 20 menit lagi acara Kelulusan akan segera di mulai.

Pasti yang terlihat heboh dan rempong adalah pihak perempuan, karena mereka harus Makeup dengan waktu yang singkat tapi tidak mau menghasilkan riasan yang jelek.

Untunglah Seyna sudah bersiap sejak pukul 15.00, jadi sekarang ia hanya menatap teman sekamarnya yang heboh sendiri, bahkan ia merelakan beberapa peralatan Makeup-nya di oper sana-sini, karena beberapa dari mereka ada yang tidak lengkap alat untuk merias wajahnya itu.

Seyna sudah menyuruh Angkasa untuk bersiap-siap saat pukul 15.20 tadi, karena cowok itu malah asik bermain dengan teman-temannya di area kolam renang, membuat Seyna hampir menghampiri Angkasa jika saja cowok itu tidak menurut padanya.

Gadis berbadan dua itu menatap teman-temannya yang masih sibuk, bibirnya ia tarik membentuk senyum simpul.

Hari ini akhirnya tiba, hari dimana mereka menghadiri acara kelulusan, hari dimana mereka terakhir kalinya kumpul bersama, hari dimana mereka membagi tangis dan tawa untuk terakhir kalinya.

Karena besok mereka akan pergi ke kunjungan yang terakhir, yaitu kunjungan ke Candi Borobudur. Yang artinya setelah itu mereka akan kembali ke Jakarta, pulang ke rumah masing-masing dan melakukan kegiatan seperti semula.

Tapi setelahnya mereka tidak akan lagi bertemu di sekolah, mereka akan memilih jalan mereka masing-masing, ntah itu Kuliah, Kerja, atau pun menikah muda seperti Seyna.

Banyak melamun membuat Seyna tak sadar jika setetes air matanya jatuh membasahi pipi, dan sebuah tangan lembut mengusap air itu.

"Lo kenapa nangis?" tanya Citra dengan lembut, ia menatap sang Bumil yang menatapnya dengan sendu.

Seyna menggeleng kecil, "enggak. Gua cuman membayangkan kehidupan kita setelah kita semua lulus."

"Ahh.." Siti langsung cemberut mendengarnya, padahal sedari tadi ia mencoba untuk tidak memikirkan hal yang sama dengan Seyna. "Akh, lo mah. Jangan bikin gua sedih dong."

Dian pun turut mengangguk, menyetujui ucapan Siti. "Gua belum selesai dandan, ya, Na. Jangan bikin makeup gua luntur gara-gara nangis."

Marsya menghetikan gerakan memakai lipcream, ia sedikit mendelik. "Na? Yang bener aja? Gua udah coba gak mikir itu loh, masa lo malah ngingetin sih."

Seyna tersenyum lembut, lalu tak lama ia terkekeh pelan mendengar protesan tiga temannya. "Sorry, gua gak bakalan bahas lagi, sekarang buruan kalian lanjutin, nanti kita telat."

"Gua lanjut makeup dulu, lo gak usah berpikiran yang sedih-sedih dulu, itu mah nanti bareng-bareng pas acara aja." gurau Citra seraya berjalan menuju tempatnya semula.

Seyna hanya terkekeh sebagai jawaban, lalu ia memilih mengambil ponsel miliknya, di sana ada notif yang belum ia lihat, dan itu dari Angkasa.

Kasaaa❤️

|Sayang, di koper kamu ada kemeja putih aku apa enggak?
15.45

|Sayang?
15.45

ANGKANA [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang