ANGKANA 25•

6.8K 331 5
                                    

Jangan gampang percaya sama pujian, ingat banyak nyamuk mati karna tepuk tangan.

•••

Sebulan lebih 2 hari setelah pernikahan terasa begitu melelahkan untuk Seyna yang dulu apa-apa di siapkan oleh ART di rumah keluarganya. Rasa lelah, lemas, pusing dan sedikit mual pun Seyna rasakan saat ini.

Dengan tubuh yang rebahan di atas kasur dan juga tubuh yang di selimuti oleh selimut yang sedikit tebal, Seyna mencoba tidur kembali, tadi ia sudah selesai sarapan bersama Angkasa, tapi tak lama ia izin kembali ke kamar untuk istirahat karena mengeluh capek.

Angkasa memakluminya, jadi ia yang membereskan bekas makan mereka berdua, ia juga membereskan Apartemen yang sedikit berantakan, setelah selesai ia merebahkan dirinya di atas sofa seraya menonton film.

Cowok yang kini hanya mengenakan kaos oblong dan juga celana jeans pendek itu berpikiran bahwa Seyna hanya ingin beristirahat, karena gadisnya itu berkata bahwa ia capek, dan tidak berkata bahwa ia pusing, lemas dan sebagainya.

Tapi, sejam setelah Angkasa membiarkan Seyna beristirahat di kamar, tiba-tiba pintu kamar Seyna di buka secara kasar, lalu di susul oleh Seyna yang berlari kecil ke arah wastafel, itu membuat Angkasa panik bukan main.

Angkasa bergegas bangkit dan menghampiri Seyna yang kini tengah berusaha memuntahkan sesuatu dari dalam perutnya yang mendesak untuk keluar.

"Lo kenapa, Na?" Angkasa dengan sigap memegang rambut Seyna, menyatukannya agar tidak membuat risih Seyna, sebelah tangannya juga mengurut leher gadis itu.

Seyna menggeleng lemas, ia berusaha mengeluarkan muntahan yang mendesak, tapi hanya cairan bening yang ia muntahkan.

"Mual." lirih Seyna, matanya berkunang-kunang, kepalanya terasa berat dan perutnya terasa sangat mual.

Tak tega melihat Seyna yang sangat pucat, Angkasa pun memeluk Seyna dari belakang, ia mengelus lembut perut sang istri.

"Cuci dulu mulutnya." titah Angkasa dengan lembut.

Seyna memajukan wajahnya, dan Angkasa membantu membuka keran lalu menyodorkan ia dengan bantuan tangannya.

Angkasa memiringkan wajahnya, menatap wajah Seyna. "Udah bersih?" tanya Angkasa.

Dengan lemah Seyna mengangguk sebagai jawaban, ia sudah tidak ada tenaga untuk membuka suara.

"Yaudah, ayo ke kamar lagi." ajak Angkasa, dengan sigap ia menggendong Seyna ala bridalstyle.

Seyna tak menolak, ia mengalungkan lengannya pada leher Angkasa, menyandarkan wajahnya pada dada bidang sang suami.

Angkasa tersenyum hangat melihat respon Seyna, ia berjalan perlahan menuju kamar Seyna. Setelah di kamar, ia dengan hati-hati meletakan tubuh Seyna ke atas kasur.

"Lo istirahat lagi gih," suruh Angkasa, ia menarik selimut agar menutupi tubuh mungil istrinya. "Gua temenin sampai lo tidur." katanya yang langsung duduk di samping tubuh Seyna.

Tak membantah, Seyna langsung memejamkan matanya, mencoba untuk tidur. Dan, Angkasa yang melihat dahi Seyna yang berkerut jadi tidak tega, pasti Seyna saat ini merasa sangat pusing.

ANGKANA [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang