ANGKANA 40•

12.2K 394 17
                                    

Berpisah memang menyakitkan, tapi bertahan pada hubungan yang hancur di setiap harinya itu lebih menyakitkan.

•••

Angkasa keluar dari dalam toilet dengan tubuh yang terbalut dengan seragam kerja. Lalu ia berjalan menuju Line tempatnya bekerja, yang jaraknya tidak terlalu jauh dari toilet.

Seharusnya ia pergi ke loker terlebih dulu untuk menaruh ponsel yang sedari tadi ia pegang, tapi sore ini ia tak mau meletakan benda pipih itu karena takut tiba-tiba Seyna atau Mamah Vina menelepon dirinya.

Sebenarnya tadi ia hendak cuti kerja sehari saja, ia takut tiba-tiba Azam datang ke Apartment dan mencari surat-surat motor, mobil, bahkan Unit Apartmet, dan mereka berdua tidak bisa menghalau pria itu, apa lagi kalau sampai Azam main tangan, itu hal yang sangat Angkasa takutkan.

Tetapi Seyna dan Vina membujuk dirinya agar tetap pergi bekerja, dengan syarat mereka berdua akan langsung menelepon Angkasa dengan cepat jika Azam memaksa untuk masuk ke dalam Apartment.

"Kenapa muka lo? Tertekan amat kayaknya, mikirin utang lo?" tanya Kevan, cowok itu memang satu Line dengan Angkasa dan Deon.

Deon mendekati Angkasa dan Kevan, "tau butek banget tuh muka, gua liat-liat."

Mereka berdiri berdampingan, dengan Angkasa yang berada di tengah-tengah Kevan dan Deon.

"Ya, biasa ada masalah di rumah." balas Angkasa seraya menghela nafas lelah.

"Masalah apaan dah?" tanya Deon penasaran.

"Kagak usah kepo lo!" sembur Kevan, gak semua orang mau cerita masalah keluarga mereka ke orang lain, jadi Kevan tidak akan se-kepo Deon.

"Ck," Deon berdecak kesal. "Reflek aja gua nanya begitu."

"Laras gimana?" tanya Angkasa mengalihkan pembicaraan.

Kevan menoleh sekilas ke arah Angkasa, karena mereka menunggu barang yang akan melewati mereka melalui mesin. "Kata Gio sih, dia keluar dari pabrik karena kontraknya udah habis."

"Gua harap dia gak ngebocorin fakta gua sama Seyna udah nikah." harap Angkasa, ia tak mau kelulusan dirinya dan Seyna terganggu.

Deon menepuk dua kali bahu kiri Angkasa, "tenang aja, tuh bocah udah di ancem sama Gio."

Angkasa menatap Deon, lalu menaikan satu alisnya. "Buset, kok sampe di ancem begitu, padahal di peringatin aja udah cukup."

"Gio masih gak enak sama lo soal dia yang ngebentak Seyna, jadi dia mau ngebantu lo sama istri lo itu." jelas Kevan seraya terkekeh geli saat mengingat Gio yang mengatakan bahwa ia masih tak enak hati sama Angkasa.

"Lah, padahal mah santai aja, istri gua aja udah biasa aja sama dia." ungkap Angkasa, sedikit berlebihan tindakan Gio tapi boleh juga sebagai antisipasi tindakan Laras.

"Gio tau rahasia Laras, dia waktu itu gak sengaja ngedenger ucapan Laras sama orang lain di telepon, jadi Gio ngancem kalo dia sampe bocorin rahasia lo, nanti Gio bakalan bocorin juga rahasia dia." kata Deon. Gio pernah sedikit cerita pada Deon dan Kevan masalah itu, tapi mereka berdua tidak di beritahu apa rahasia Laras.

ANGKANA [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang