Acara malam perpisahan SMA akan dilaksanakan. Semua siswa harus berpasangan. Suzy sudah menyerah dengan hubungannya dan membiarkan Rose yang mengatur semuanya.
Namun Rose sendiri masih belum memutuskannya. Dan itu membuat Suzy bingung.
Sedangkan dirumah kediaman Park, mereka sedang sarapan. Rose hanya diam dan tidak minat dengan obrolan kecil keluarganya.
"Chaengie, kenapa kau diam saja?" tanya Jiyong.
"Nothing"
"Hey? Bukannya kita sudah membicarakan tentang penggunaan bahasa asing di rumah?"
"Memangnya kenapa? Kalian setiap saat keluar negeri, pasti mengerti. Dan eonniw akan pergi ke New Zealand, mustahil kalian tidak mengerti apa yang aku ucapkan" ucap Rose tanpa menatap lawan bicaranya.
"Chaeng, kenapa kau begini? Tatap lawan bicaramu, itu tidak baik"
"Maaf ayah, ayah sendiri mengambil keputusan tanpa menatapku"
Jiyong menghela nafas. "Oke, maafkan ayah, tapi itu kemauan eonniemu sendiri"
"Tapi apa salahnya menanyakan padaku lebih dulu, apa aku bukan bagian dari keluarga ini lagi?"
"Bukan begitu maksud ayah, tapi..."
"Ayah, kami barusaja bertemu, kami baru saja dekat. Dan kau mau menyekolahkannya jauh-jauh kesana?"
"Tapi Chaeng ayah-"
"Ayah..." suara lembut Jennie menghentikan ucapannya.
"Rosie, bisa kita bicara?" ucap Jennie lembut.
"Kita sedang bicara" ucap Rose ketus.
"Chaeng!" bentak Jiyong. Dara menahan suaminya.
Rose menarik Jennie ke kamar mereka.
"Sudahlah, biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka" ucap Dara.
Di kamar, Rose duduk di kursi belajarnya sedangkan Jennie duduk di ranjang Rose.
"Seharusnya kau tidak bicara seperti itu pada ayah" ucap Jennie.
"Maaf"
Jennie menghela nafas. "Maafkan aku atas keputusanku, aku hanya... Ayolah Rosie, aku tahu perasaanmu saat melihatku. Aku tidak mau menyakitimu"
"Tapi aku juga hancur saat mengetahui kau akan pergi. Apalagi jika kau pergi nanti? Mungkin aku akan menjadi Zombie dan menyerang kereta api menuju Busan"
Jennie sedikit tertawa dengan hal konyol yang diucapkan Rose. "Jangan begitu, kau pasti akan terbiasa"
"Eonnie, aku tidak bisa jauh darimu" ucap Rose menunduk.
Jennie bangkit lalu memeluk Rose. Rose memeluk pinggang Jennie erat menyembunyikan wajahnya di perut Jennie.
"Aku tidak akan meninggalkanmu"
"Kau pergi. Kau jahat"
Jennie mengusap rambut adiknya. "Maafkan eonnie,"
Rose melepaskan pelukannya. "Jadilah pasanganku malam ini" ucap Rose.
"Tapi... Bagaimana dengan kekasihmu?"
"Kekasihku sudah mengetahui perasaanku. Dia akan mengerti"
Jennie mengangguk walau ragu. "Kajja, kita harus membeli gaun untukmu nnti malam"
"Kurasa tidak perlu"
"Harus. Hari ini adalah hari terakhir kita. Besok kau akan pergi. Jadi ijinkan aku untuk membuat kenangan indah bersamamu hari ini, malam ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Jennie & Rosie
Fanfic"Aku menyayangimu Rosie" "Aku juga... Mencintaimu" Langsung baca aja ANJIM!