Hai, namaku Kim Jennie, ralat Park Jennie umurku 18 tahun. Margaku berubah sejak ibuku menikah lagi dengan ayah baruku. Park Jiyong.
Aku cukup bahagia tinggal disini. Ayahku menyayangiku, perhatiannya tidak pernah teralihkan dariku dan aku tidak pernah kesepian disini.
Dan aku memiliki saudara dari Ayahku. Namanya Park Chaeyoung. Dia tak tinggal disini. Tapi di Aussie, bahkan aku tidak pernah berbicara apalagi mengobrol dengannya.
Setelah pernikahan orangtua kami, besoknya dia terbang ke Aussie untuk bersekolah. Disana dia tak tinggal sendiri. Ada nenek disana dan mereka hanya tinggal berdua. Tapi... Beberapa hari lalu nenek meninggal, jadi dia akan pulang. Aku rasa ini akan terasa canggung.
Ayah, ibu, dan aku sedang mempersiapkan rumah untuk menyambutnya.
Mobil pun sudah dipanaskan. Dan kami akan menjemputnya ke bandara.
Aku mengangguk. "Tentu. Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya." ucapku.
"Semoga nanti kalian akrab" ucap ayah dan diangguki olehku.
Oh ya, Chaeyoung satu tahun dibawahku. Tapi kami seangkatan, kelas 12. Itu karna otak pintarnya yang membuatnya lompat kelas.
Sedangkan aku? Aku hanya murid biasa yang sering kena remedial dan suka kesiangan. Kudengar dia menguasai beberapa ilmu bela diri. Yaa,,, walaupun sebagai eonnie aku merasa terlindungi karna aku memang sangat penakut.
Kami sampai di bandara. Kami mengedarkan pandangan kami. Aku tidak terlalu hafal wajahnya. Karna aku melihatnya terakhir kali saat pernihakan ayah dan ibu. Dan itu terjadi sekitar 8 tahun yang lalu.
Dan selama itu pula aku tidak pernah melihatnya. Terkadang dia mengirimiku pesan singkat. Kurasa dia agak dingin dan kaku.
"Ahh itu Chaeyoung" ucap ayah. Aku melihat orang yang ayah tunjuk.
Yeoja tinggi dengan rambut blonde? Itukah dia? Cool sekali...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku tak bisa berhenti menatapnya. Dia sangat mengagumkan...
Kuingat 8 tahun lalu tubuhnya sama tingginya denganku. Tapi sekarang? Kurasa Aussie bukan negri tirai bambu. Lalu dia kenapa bisa tinggi begitu?
"Chaengie?" panggil ayah.
Dia menoleh lalu berjalan kearah kami. Dan tersenyum. Senyumnya.... Ugghh
Dia memeluk ayah dan ibu bergantian. Dan saat berhadapan denganku, dia hanya
"Hai" sapanya.
"H-hai"
"Chaeng, peluk eonniemu. Dia sangat merindukanmu" ucap Ayah.