Seminggu setelah hari dimana Dara mengatakan hal yang tidak terdugong itu, Jennie lebih banyak diam.
Ibunya akan menjodohkannya? Jinjja? Really? Yang asli ada badaknya. Jennie menjadi lebih pendiam, murung, tidur tidak selera, makan tak nyenyak. Suka-suka Jennie. Mamah tahu sendiri.
Jennie mencari keberadaan Mark di kampus. Dan dia sedang mengobrol bersama Teman-temannya.
"Mark!"
Mark menoleh. "Aku duluan"
Mark menghampiri Jennie. "Wae?"
"Ini gawat! Mark! Ini gawat!" teriak Jennie.
Mark menutup telinganya erat-erat. "Yak! Baru datang dimarahi, ngajak berantem?"
"Serius Mark! Ibu ingin aku menikah!"
"Lalu?"
"Mana kutahu, ibu hanya mengatakan itu, astaga... Aku takut jika calon suamiku nanti seperti kentang, pendek, hitam, jelek, iwwhh"
"Hey, tenang dulu. Jika begitu ibumu juga tidak mau menjodohkannya denganmu"
"Tapi... Bagaimana jika dia jahat? Psikopat?"
Mark menepuk jidatnya. "Astaga... Kau ini, kenapa tidak menolak saja?"
"MANA SEMPAT! IBUKU MEMATIKAN SAMBUNGAN TELEPON SAAT AKU BARU MENGATAKAN MWO!"
"Jadi kau mau apa?"
"Entahlah aku juga bingung. Aishh kenapa aku tidak menerima Rosie saja, huaaa aku menyesal... Mark! Tolong katakan pada Rosie untuk membawqku kabur ke Aussie!"
"Mana sempat! Keburu telat! Kau sudah menolaknya, tidak ada kesempatan kedua Jen"
"Hiks... Aku... Aku mau Rosie... Huaaaaa.... Aku merindukan wangi Strawberri dari tubuhnya, aku suka caranya bertingkah manja padaku, aku merindukan aromanya saat bangun tidur" tangis Jennie pecah.
Mark bergidik. "Iywhhh"
*****
"Aaku ingin membicarakan sesuatu ibu"
"Katakan, kau ingin bertanya apa?"
Dia menjilat bibirnya yang terasa kering. Kemudian dia kembali menatap ibunya.
"Aku.... Ingin... Melamar Jennie eonnie"
Dara menghentikan aktivitasnya. "Mwo? Melamar Jennie? Eonnie mu?"
Rose menunduk lalu mengangguk. "Nee. A-aku men-mencintai Jennie eonnie"
Helaan nafas terdengar dari Dara. "Sejak kapan?"
Rose bingung. "N-Nde?"
"Sejak kapan kau mulai menyukai eonniemu sendiri?"
Rose menatap ujung sepatunya sendiri. "Sejak... Sejak pertama kali aku melihatnya, dia orang yang baik dan lucu."
"Hanya itu? Kenapa kau mencintai Jennie?" tanya Dara dingin.
"Karna... Entahlah, jika aku punya alasan untuk mencintainya... Mungkin suatu hari nanti aku akan punya alasan untuk meninggalkannya, dan aku sama-sekali tidak mau berpisah darinya"
Dara mendengus tawa. "Kau bilang cinta tak ber alasan? Kau juga tahu diluaran sana banyak sekali orang diluaran sana yang meninggalkan pasangannya tanpa alasan. Aku ulangi, tanpa alasan"
Rose meneguk ludahnya kasar. Dimana ibu Dara yang lemah lembut padanya itu?
Dara melipat tangannga didepan. "Maaf nak, aku harus tegas kali ini. Apalagi jika menyangkut putri kandungku, aku tidak akan menyerahkannya ke sembarangan orang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Jennie & Rosie
Fanfiction"Aku menyayangimu Rosie" "Aku juga... Mencintaimu" Langsung baca aja ANJIM!