Just Sister

3.3K 349 70
                                        

Rose membuka matanya. Dia merasakan pusing dikepalanya.

"Dimana ini?"

Dia melihat sekeliling bukn kamarnya. Dia melihat tubuhnya. Baju lengan pendek? Seingatnya semalam dia memakai kemeja.

Pintu terbuka memperlihatkan Jennie dengan nampan di tangannya.

"Kau sudah bangun Rosie" ucap Jennie.

Rose mengangguk. "Kita dimana eonnie?"

"Di Villa"

"Sedang apa?"

"Kau lupa jika kemarin kau merengek minta lebih lama di pantai dan mabuk?"

"Aku? Mabuk?"

Jennie meletakkan nampannya di atas nakas. "Hmm, tanpa sengaja gelas minummu dan gelas soju Seulgi tertukar, jadi kau mabuk" jelas Jennie.

"Ohhh astaga, mabuk sangat menyebalkan" gumam Rose.

Dia melihat Jennie, tidak. Tepatnya tanda merah di lehernya. Di tempat tersembunyi karna Jennie menggerai rambutnya.

"Lehermu kenapa eonnie?"

Jennie memegang tanda itu. "Tidak apa-apa"

"Jangan berbohong, sini aku lihat" Rose menarik Jennie agar mendekat. Dan kini Rose bisa melihatnya dengan jelas.

"Ini... Apa sakit? Apa aku menyakitimu saat aku mabuk? Astaga, aku tidak sadar telah membuat tanda itu dilehetmu. Mianhae"

"Gwenchana, m-mungkin ini akan hilang dalam beberapa hari"

Rose mendengus. "Lain kali jangan bawa soju ke dekatku"

Jennie mengangguk. "Sarapan dulu, aku buatkan sup agar pusingmu hilang"

Rose mengangguk. "Suapi"

Jennie menyuapi Rose seperti bayinya. Baby, baby sugar?

Eh tobat!

Tiba lan Lisa dan Seulgi di kamarnya. "Hey nak, bagaimana keadaanmu?" tanya Seulgi.

"Aku pusing sekali" ucap Rose.

"Padahal hanya satu gelas, kenapa bisa mabuk begitu?" tanya Lisa.

"Ya... biasanya aku meminum susu Strawberri, tapi kalian mencekoki ku dengan soju. Jahat sekali" ucap Rose mengembungkan pipinya.

"Jangan sok imut. Berkemaslah, kita pulang siang ini" ucap Lisa.

Setelah makanan habis, Rose hendak bangun namun Jennie tahan.

"Kau mau kemana?"

"Berkemas lah eonnie"

"Kau masih pusing, berbaringlah. Biar aku yang berkemas"

Rose mengangguk. Memperhatikan Jennie yang sedang mengemasi barang mereka. Jennie dewasa sekali. Tapi tidak pernah terlintas difikirannya untuk melakukan adengan dewasa.

Sedangkan Rose? Wajah dan tingkahnya terkadang seperti anak-anak, tapi otak dewasa. Haha, ANJIM.

"Eonnie..."

"Hmm?"

"Jangan bilang pada ayah dan ibu kalau aku mabuk ya? Aku takut"

Jennie tersenyum lalu mendekati Rose setelah selesai dengan aktivitas nya. Dia duduk disamping Rose lalu mengelus rambutnya lembut.

"Tidak akan. Kau tahu kan kalau aku menyayangimu. Aku tidak mungkin membiarkan orang yang kusayang kesusahan"

Rose mengangguk lalu memeluk Jennie manja. "Aku juga... Mencintaimu."

Just Jennie & RosieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang