Who cares?

4.5K 330 71
                                    

Vernon terjambab ke aspal dan dia melihat seorang Yeoja menatapnya dingin. "Don't touch my Girl"

Vernon tertawa remeh. "Who cares?"

Rose menggertakkan giginya. Dia sangat kesal pada orang ini, kenaa Jennie mau menjadi pacarnya?

Rose menarik kerah bajunya lalu memukul perutnya. Vernon membalas, dia memukul wajah Rose eh tapi boong, Rose menahan tangannya lalu memutarnya membuat Vernon merasakan nyeri.

"Wajahku, hampir saja... Kau akan merusak wajahku huh? Sebentar lagi aku akan menikah tahu!" Rose mendorong Vernon hingga kembali terjatuh.

Vernon bangkit lalu melayangkan pukulannya lagi namun Rose kembali menangkisnya dan membalikkan pukulannya.

Vernon sudah babak belur dan terduduk ditanah menatap Rose sengit.

Rose mengeluarkan sesuatu dari balik jasnya. Vernon membulatkan matanya saat dia melihat pisau lipat disana.

"Dasar Gila!" ucapnya lalu pergi kabur dari tempat itu.

"Dia kenapa?" gumamnya. Dia menekan tombol di alat itu dan muncullah sisir. Dia menyisir rambutnya yang agak berantakan.

Dia menghampiri Jennie yang sedang tak karuan.

"Gwenchana?"

"Yak! Kenapa baru datang!"

"Maaf, ada beberapa kendala disana"

Rose membawa Jennie ke apartemennya. Jennie terus menggigit bibir bawahnya menahan gejolak dalam dirinya.

Rose mendudukkan dirinya diatas kasur lalu membuka sepatunya. Dia melihat Jennie yang menutup matanya seperti menahan mules. Author masih mules masa?

"Kenapa kau pergi dengannya? Kau kan sudah punya tunangan, apa yang terjadi jika aku tidak datang disaat yang tepat?"

"Berhentilah mengoceh, setidaknya bantu aku"

"Bantu apa? Bukankah hal biasa jika kau melakukan itu dengan kekasihmu?"

Jennie kesal lalu menarik Rose untuk berbaring disampingnya. Jennie menindih Rose.

"Oh ya? Itu adalah hal biasa untukku. Bisakah kau melakukan hal biasa itu untukku?" tanya Jennie sensual.

Dia mengusap dada Rose lalu menyibakkan Jas kerjanya.

"Kau menantangku?"

Jennie bersmirk. Dia menemukan dasi disana.

Jennie mencium Rose dengan terburu-buru. Tangannya bergerak mengikat tangan Rose dengan dasi yang dia temukan. Rose mengecup kening Jennie. Sebel melakukan hal itu.

"Mianhae, Jeongmal mianhae" Rose memeluk Jennie dari samping, menyembunyikan wajahnya diceruk leher Jennie.

*****

Keesokan harinya, Rose sedang menatap Jennie yang masih tertidur. Dia mengusap rambut hitamnya lembut.

"Mianhae" gumamnya.

Jennie membuka matanya. "Ashh"

"Kenapa eonnie?" tanya Rose panik.

"Sakith"

"Apanya yang sakit?" tanya Rose.

Mata Jennie melirik ke bawah. Rose mengerti. "Mianhae, ini pasti sakit, kau mau mandi? Aku siapkan air mandinya eoh?"

Jennie mengangguk. Rose menyiapkan bak mandi untuk Jennie.

Setelah itu dia mengangkat Jennie dan meletakkannya disana. Rose menyabuni Jennie seperti bayi.

"Aku bisa sendiri. Pergilah" ucap Jennie.

Rose menggeleng. "Kau begini karena aku eonnie, maafkan aku"

"Hey? Kau minta maaf terus, aku yang memintanya Rosie, tidak apa-apa"

Rose memajukan bibirnya. "Tapi eonnie, aku pasti mengecewakan ibu" ucap Rose.

"Tidak sayang, ibu sudah merestui kita. Apapun yang terjadi dia akan terus merestui kita, karna hanya kau yang bisa menerimaku apa-adanya, apalagi sstelah kejadian ini"

"Aku tidak akan meninggalkanmu Eonnie. Aku berjanji" ucap Rose menatap Jennie pasti.

"Aku percaya padamu."

Jennie meneruskan mandinya.





Rojeh main kasar ih suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rojeh main kasar ih suka




Tripleks up 😅

Yang komen "next thor" ribut yok!

Just Jennie & RosieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang