Dispenser

2.5K 335 122
                                    

Pagi hari, Jennie sedang membaca buku di kamarnya, hingga suatu ketukan mengalihkan fokusnya.

Jennie melirik kearah pintu dan dia melihat Rose sedang berdiri disana. "Bisa aku masuk?"

"Tidak"

Rose mengangguk lalu masuk ke kamar yang memang tidak ditutup.

"Yak! Sudah kubilang aku tidak mengijinkanmu masuk"

"Kau hanya mengatakan 'tidak' wifey. Lagipula ini juga kamarku" ucap Rose merebahkan dirinya dikasur Jennie.

"Sembarangan, kamarmu sudah pindah"

"Tapi dulu ini kamarku juga. Oh iya, bagaimana malammu? Apa kau tidur nyenyak? Tidak ada yang memperhatikanmu dari sudut kamar bukan?"

"Aku tidak akan percaya dengan ucapanmu" ucap Jennie.

"Tentu harus Wifey, kau harus mempercayai Hubby mu"

"Berhenti memanggilku Wifey, aku bukan istrimu"

"Memang bukan. Tapi nanti..." ucap Rose.

"Cih, aku kan belum menerimamu" ucap Jennie.

"Kau juga tidak bilang kau menolakku" ucap Rose.

"Kau yakin? Aku ini international playgirl" ucap Jennie memajukan wajahnya.

"I don't care, yang penting kau harus jadi istriku" ucap Rose lebih memajukan lagi wajahnya hingga kini hidung mereka bersentuhan.

"Kekasihku ada 40" ucap Jennie.

Rose terkejut. "Astaga... Kau mengencani 40 pria tanpa mencintai satupun dari mereka? Jahat sekali kau Jen"

"Hey, Aku Eonnie mu"

"Tapi aku harus berlatih untuk memanggilmu Sayang untuk setelah menikah nanti"

"Aku terlalu dewasa untukmu Rosie, kau tahu? Aku sudah tidur dengan semua kekasihku Rosie... Kau terlalu polos untukku" ucap Jennie menelusuri pipi hingga leher Rose dengan jarinya.

"Ya, dan itu semua karna kau sudah aku polosi."

Jennie terkejut. Namun dia kembali ke mode nakalnya.

"Jadi? Siapa yang polos? Nona Park?" ucap Rose mengusap Rambut Jennie meletakkan rambutnya ke belakang telinganya agar dia bisa lebih jelas melihat Jennie.

"Kau panas sekali hari ini" bisik Rose.

"Dan kau dingin Rosie"

"Jangan-jangan anak kita nanti dispenser" ucap Rose membuat Jennie tertawa.

"Dasar tupai" ucap Jennie lalu kembali tertawa.

Rose tersenyum melihat tawa Jennie. "Kau cantik" ucap Rose.

Jennie terdiam dari tertawanya. Sedikit berdehem, entah kenapa dia jadi gugup begini.

"Ada apa kau kemari?" tanya Jennie.

"Oh iya, sampai lupa. Aku ingin mengajakmu membeli cincin tunangan kita"

"Hah? Secepat itu?"

Rose mengangguk. Dia meraih tangan Jennie. "Katanya kau sedang kuliah? Setelah kita bertunangan, kau bisa lanjutkan kuliahmu, agar istriku pintar dan nyambung ketika aku ajak bicara. Oh iya,,, jangan lupa, putuskan ke 40 kekasihmu." ucap Rose menyentil hidung Jennie pelan.

"Yak! Kau mengataiku bodoh? Orang bodoh mana yang bisa mengencani 40 pria tanpa diketahui siapapun?"

"Iya, Jennie tidak bodoh, tapi suka di Remedial" ucap Rose lalu tertawa

Just Jennie & RosieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang