11

9.7K 1.2K 148
                                    

Buah durian, buah mangga
Jangan baca bernada soalnya saya cuma absen buah. Abaikan

Selamat membaca....

Winwin menatap ayahnya penuh selidik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Winwin menatap ayahnya penuh selidik. Ia sudah merahasiakan hal ini dengan sangat rapat, sampai hanya beberapa orang saja yang tahu. Tapi, kenapa ayahnya bisa mengetahui hal itu.

Mulut pemuda bermarga Dong itu seakan memiliki lem. Winwin tidak bisa berkata-kata lagi. Hal ini terlalu mengejutkan baginya.

"Kenapa diam saja, Sicheng? Aku tanya sekali lagi, siapa mereka berdua?" Tanya Zitao, gaya bicara laki-laki itu memang kelewat santai namun Winwin dapat menangkap nada intimidasi didalamnya.

Entah kemana otak pintar Winwin sekarang, kepalanya sangat kosong. Tidak ada lagi rangkaian kata yang biasanya ia lemparkan pada orang lain saat menanyakan siapa Rose dan Doyun.

"Kau tidak ingin menjawabnya? Baiklah biar aku saja yang menjawabnya. Roseanne Park menemukan seorang anak kecil itu ditaman bermain didekat gedung unitnya. Malamnya ia bertemu denganmu bukan? Dan entah kenapa kau malah mau membantunya merawat anak itu. Lagi pula," Zitao menggantung kalimatnya.

"Aku mengizinkan ke Korea bukan untuk merawat anak kecil, Dong Sicheng."

Winwin menghela nafasnya lelah, ia tidak bisa berbohong lagi. Tidak ada cara lain selain mengakui semuanya dihadapan sang ayah.

"Aku benarkan, anakku?" Lanjut Zitao, ia menatap anak bungsunya itu tajam.

Winwin menganggukkan kepalanya, "Ya, apa yang ayah katakan benar." Sahut Winwin.

Hening, tidak ada yang membuka suara. Sampai Winwin memecah keheningan itu.

"Apa yang akan ayah lakukan?" Tanya Winwin penuh selidik, ia sangat mengenal ayahnya. Ia tahu laki-laki itu akan melakukan sesuatu yang tidak bisa ia bayangkan.

"Menurutmu? Sebelum aku bertindak lebih jauh. Lebih baik kau membiarkan gadis Park itu merawat anak itu sendirian." Sahut sang Ayah santai.

Winwin mengeram kesal. Matanya menatap Zitao tajam. Ia sudah berjanji akan melindungi keduanya, sekalipun harus melawan sang ayah Winwin tidak akan takut. Karena keduanya memang tanggung jawabnya sejak awal.

"Maksud ayah, aku harus membiarkan Rose merawat Doyun sendirian begitu?!" Tanya Winwin kesal. Ia tak habis pikir dengan langkah yang diambil ayahnya itu.

Zitao tersenyum tipis. "Tentu. Memangnya apa lagi?"

"Aku tidak akan melakukan hal itu! Aku tidak akan meninggalkan mereka!" Sahut Winwin cepat.

Zitao tersenyum sinis mendengar ucapan Winwin. "Kenapa kau begitu bersikeras mempertahankan mereka?" Mata Zitao menatap anak bungsunya itu bingung.

"Mereka tanggung jawabku, Ayah! Aku tidak bisa meninggalkan mereka, mereka membutuhkanku!"

Tidak, Winwin tidak akan membiarkan Ayahnya memisahkan ia dengan Doyun ataupun

After Meet Baby ; WinroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang