Chapter 15

630 30 0
                                    

"Setidaknya nasib gue ga kayak lainnya. Gue masih punya Zeddy yang masih ngehargai perasaan gue. Iya kan?"
-Sheina Clarissa-

 Iya kan?"-Sheina Clarissa-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JANGAN LUPA VOMENTNYA!


=====

Okey Sheina sudah siap untuk menuju dapur dan menyiapkan keperluan suami. Namun saat ia hendak membuka kenop pintu, ia langsung tersentak ketika kakinya tak sengaja menginjak benda aneh yang membuat orang geli. Apalagi ia sangat parnoan.

APA JANGAN-JANGAN KECOAK????! MENJIJIKKAN!

"AAAAA!" Sheina berteriak dan loncat-loncat dengan kedua mata tertutup.

"KECOAK! ZEDDY! GUE NGINJEK KECOAK!! HUHUHUHU! ANJIR! SUMPAH!! ZEDDYYY KECOAMH-

Teriakan Sheina langsung terhenti saat mulutnya terbungkam. Bukan dengan tangan, bukan juga dengan bibir Zeddy.

Sheina membuka matanya pelan saat merasakan sentuhan aneh pada bibirnya.

"KYAA!" Teriak Sheina semakin menjadi dan langsung menjauh dari ketiak Zeddy.

Kurang aja bukan? Membungkam mulut istri sendiri menggunakan ketiak. Kejam!

"ANJIM! Lo kurang ajar banget sih! Sumpah! Ngeselin!" Gerutunya pada Zeddy dengan jiwa barbarnya. Nah itu baru Sheina.

"Hahahaha! Lagian sihhh ga diliat dulu apa yang diinjek. Udah main hakim sendiri sama si kecoa. Ga kasian apa" cibir Zeddy sambil menoel ujung hidung Sheina.

Sumpah dari tadi Zeddy tidak kuat menahan tawanya. Kini ia terbahak-bahak melihat Sheina yang gelagapan, kesel, dan malu. Lucu sekali. Kata Zeddy dalam hatinya.

Sheina yang menyadari sikapnya tadi, hanya menghentakkan kakinya kesal dengan muka cemberut, dan segera keluar dari kamar. Membiarkan Zeddy yang baru saja mandi itu tertawa menang di dalam kamar.

"Huaa! Bego' bego'! Kenapa sih gue teriak-teriak. Bego'!!! Malu banget kan jadinya. Sialan." Gerutu Sheina pada dirinya sendiri. "Lagian sih! Zeddy make acara nyumpal mulut sama ketiak. Resek deh ah. Tapi wangi sih!" Lanjutnya sambil terkekeh.
Ada-ada saja.

Sheina menarik nafasnya dalam-dalam. Lalu buang perlahan. "Pokoknya gue harus jadi istri yang baik." Ujarnya lalu memulai menyiapkan sarapan roti untuk Zeddy.

Gila! Pagi ini Sheina merasa dirinya lenyap. Ingin sekali tidak muncul di hadapan Zeddy. Demi apapun ia hanya ingin berubah menjadi istri yang bersifat pada umumnya. Kalem, ibu-able, istri-able, dan patuh. Tapi karena kejadian tadi, jiwa aslinya malah muncul. Bar bar, suka teriak, dan sifat yang sudah berhasil ia tinggalkan. Dengki.

=====

Spaghetti bolognese buatan Sheina sudah jadi. Susah payah ia belajar memasak itu. Apalagi ditambah bumbu rasa cinta. Eaak...

SheinaZeddy [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang