⛔EXTRA PART ?⛔

1.1K 33 3
                                    

¶¶¶

Ada yang kangen sama Zevan, gak? Hayo, sini! Siapa nih, yang masih nyimpen cerita Sheina Zeddy?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang kangen sama Zevan, gak? Hayo, sini! Siapa nih, yang masih nyimpen cerita Sheina Zeddy?

Nih, bonusnya! Lagi?

¶¶¶


Sore ini, tepatnya setelah pulang kerja, Zeddy langsung ke rumah Sheina. Dan sekarang, pria yang baru berstatus duda itu tengah asyik bermain pesawat terbang dengan putra sulungnya di kamar Sheina, sedangkan Sheinanya lagi mandi. Walaupun sudah bercerai, tapi keduanya tetap berperan baik sebagai orang tua. Yah, walau Zeddy lebih sering membuat Sheina jengkel. Apalagi pria itu hampir setiap saat tidak berhenti untuk menggoda Mommy Zevan itu.

"Bentar, Daddy! Gantian Ze yang nerbangin pesawat!" Zevan langsung merampas pesawat terbang yang baru dibelikan oleh Daddynya itu. "Wussshhh! Ngenggggg! Ngeng!!" Seru Zevan bersuara bak pesawat.

Zeddy terkekeh. "Ze. Masak suara pesawat terbang gitu? Ngeng-ngeng? Kayak suara sepeda motor deh!"

Zevan langsung memanyunkan bibirnya. "Tau ah! Daddy mah katrok!" Cibir anak itu. Membuang asal pesawatnya.

"Aduh Ze. Jangan di lempar dong... Kalau dilempar nanti pesawatnya rusak. Terus, Ze gak punya pesawat lagi, nangis deh." Tegur Zeddy lalu memangku putranya yang suka sekali manja padanya.

Balita itu menempelkan kepalanya di dada sang Daddy. "biarin, nanti Daddy belikan yang baru."

"Ze. Daddy, kan, udah bilang, kalau kita itu harus jadi orang yang hemat. Biar apa, coba?"

Zevan tampak berpikir sejenak, mengingat ucapan yang sering Zeddy pesankan padanya. "Kata Daddy, hemat itu pangkal kaya. Jadinya, biar Ze kaya terus."

"Nah! Itu anak Daddy pinter! Sekarang, Ze jaga mainan-mainannya ya. Kalau sudah bermain, diberesin lagi. Kasian sama Mommy yang capek beresin mainan Ze. Okay?"

Zevan mengangguk mantap. "Nanti Daddy gak pergi lagi, kan? Ze kesel sama Daddy yang selalu ilang setiap Ze bangun. Padahal, kan, Ze mau tidur bareng Mommy sama Daddy." Bocah itu kembali merajuk saat mengingat bahwa Zeddy yang selalu tidak ada di rumahnya saat pagi.

Zeddy menciumi wajah putranya yang makin hari, semakin mirip dengannya. "Daddy harus ke kantor. Ze, kan, kalau bangun pasti siang. Makanya, besok-besok harus bangun pagi ya?" Katanya sambil merasakan kesedihan di hati Zevan.

Zeddy merasa gagal dalam hidupnya. Padahal ia sangat menghargai sebuah keluarga. Dulu, dirinya benar-benar menyayangi kedua orangtuanya, dan sangat menjaga keutuhan keluarga supaya tidak terjadi perceraian. Sampai-sampai, ia salah dalam menyelesaikan masalah kedua orangtuanya dulu. Tapi apa? Kini, dirinya lah yang terjerumus dalam perpisahan perceraian dengan Sheina.

Zeddy yang sudah gagal dalam menjaga keutuhan keluarga kecilnya.

Zevan mengangguk semangat, lalu mencium hidung Daddynya. "Siap bos! Besok pagi Ze bangun shubuh! Ze mau main olahraga sama Daddy besok!" Serunya antusias, membuat Zeddy tersenyum kecil.

"Pinter banget anak Daddy yang satu ini. Tadi, Ze tidur siang gak?"

"Tidur dong! Kata Daddy, kan, harus tidur siang. Abis itu boleh main lagi."

Zeddy lega mendengarnya. Setidaknya, ia bisa memantau perkembangan putranya kali ini. "Nanti belajar gambar sama Daddy atau Mom—

"Sama Mommy! Gambaran Daddy kamu jelek Ze." Potong Sheina yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan bathrobe di tubuhnya.

Melihat mantan istrinya itu Zeddy jadi langsung traveling. Sialan emang, di fase gini otaknya selalu mesum. "Shei. Jahat banget kamu ke aku. Gak ada baik-baiknya deh selama ini."

Sheina membalikkan badannya dengan tangan yang sibuk mengeringkan rambut menggunakan hairdryer. "Ck. Buktinya bener, kan? Gambaran kamu itu terlalu abstrak buat Zevan pahami. Mana lagi gambar kelinci matanya besar banget." Cibirnya berdecak pinggang di hadapan Zeddy.

Bukannya fokus dengan omelan Sheina, duda itu malah fokus dengan tubuh Sheina yang mengunggah hasratnya. "Body Mama muda emang aduhay. Apalagi janda. Balik, yuk!"

PLAK!

Sheina memukul kepala Zeddy dengan bantal. "Sintingnya kambuh!!"

Zeddy langsung menahan lengan Sheina yang hendak kembali menuju kamar mandi itu. "Shei. Sekarang aku serius. Kamu beneran gak mau memperbaiki hubungan kita? Kita masih bisa kembali Shei." Ujarnya serius pada Sheina yang masih tak membalikkan badannya itu.

"Udah deh! Lepasin aku. Mending jangan bahas itu dulu. Soalnya, aku denger dari author, kalau cerita kita naik cetak. Jadi, aku mau lanjutin di sana ya." Sheina meninggalkan Zeddy yang tercengang.

Naik cetak?

Okey! Sepertinya ia harus mengubah jalan hidupnya di sana saja.

Zeddy tersenyum lebar. "Jangan lupa! Nabung buat cerita gue dan Sheina."

####

NAH LOH😭🤣 SERIUSAN, AKU GAK SENGAJA BUAT EXTRA PART GAJE GINI!

INTINYA ITU KEJUTAN DARI AKU DI CERITA INI YA!

DOAKAN LANCAR YEY!!

MASIH ADA SATU KEJUTAN LAGI!!!!

T. B. C

SheinaZeddy [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang