Chapter 20

678 28 16
                                    

"I don't want the hurt happens between us with a liar feeling."
-Zeddy Rivanno-

"-Zeddy Rivanno-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


====

Terlihat awan putih menyelimuti langit Kota London dengan hawa yang sangat menyejukkan hati para penghuni bumi. Sama seperti hati seorang wanita bernama Sheina Clarissa yang sedang berkutat di dapur pagi ini.

Setelah mendatangi rumah Kakek-Nenek sang suami, hatinya sangat lega. Seolah beban hidupnya perlahan berkurang. Tak dipungkiri jika dirinya diterima dengan baik. Karena hal itu, asa dalam mempertahankan pernikahan semakin besar. Ia yakin, jika Zeddy akan terus bersamanya, melupakan Dyah dan mencintainya.

Ah tidak sabar hari esok, dimana ia dan Zeddy akan mengadakan pesta pernikahan pertamanya. Ah tidak sabar! Kemarin mereka berdua menghabiskan waktu untuk fitting baju bersama Nenek Lisa, dan semuanya sudah beres. Nenek Lisa sangat baik. Jadi, masalah Sheina saat ini tinggal dua. Pertama perasaan Zeddy, dan yang kedua hubungannya dengan sang mertua.

Sheina menarik tissue lalu mengelap keringat di dahinya. Sebentar lagi Steam Ikan Salmon- nya jadi. "Yes! Finish!" Seru Sheina sambil menuangkan olahan Salmon di mangkok. Tak lupa ia lumuri dengan disteam- nya.

"Morning!" Sapa Zeddy dengan tangan kekar yang merangkul pundak Sheina, tak lupa ia memberi kecupan di puncak kepala Sheina.

Sheina hanya tersenyum lebar. Hatinya sungguh baik hari ini. "I cook Steam Salmon for you!" Ujar Sheina memperlihatkan hasil masakannya di hadapan Zeddy.

Zeddy mendekatkan hidungnya pada masakan Sheina untuk mencium aroma lezat yang sangat mengunggah selera. "Sure it! It's the delicious cooking."

"Udah yuk makan. Keburu dingin nanti." Mereka berjalan menuju meja makan dengan mesra. Zeddy merangkul Sheina, sedangkan tangan Sheina memeluk erat pinggang sang suami.

"Aku lega Nenek nerima aku." Ujar Sheina disela-sela sarapan pagi mereka.

Zeddy tersenyum lebar. Ia juga tak kalah lega, setidaknya bebannya ikut berkurang. "Aku juga Shei. So, take enjoy. Kita jalani semua bersama, okay. Kamu jangan mikir yang berat-berat ya."

Tangan Sheina beralih menggenggam tangan Zeddy. "Aku ngerti. Intinya kita saling terbuka aja. Aku tau, semua bakal lebih indah pada waktunya." Kata Sheina pada Zeddy yang menatapnya lekat.

Zeddy melihat banyak ketulusan di mata sang istri. Sejenak ia juga menemukan rasa sedih di mata istrinya. "Sorry me. Aku udah terlalu sering buat kamu sakit hati. Tapi aku ga bisa mengelak perasaan ini. Kalau aku membohongi perasaan pada keadaan, maka semuanya akan semakin hancur Shei. I don't want it happen between us with a liar feeling."

"Aku ngerti Zeddy. Perasaan yang jujur itu lebih baik, walaupun membuat salah satu antara kita sedih." Sheina memajukan tubuhnya lalu membelai lembut pipi kanan Zeddy. "Hold me on you Zeddy,"

I will love you soon, Zeddy hanya membalas dalam hatinya.

====

"ZEDDY!!" Teriakan Sheina di dalam kamar menggema.

SheinaZeddy [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang