Chapter 2

1K 53 1
                                    

HARAP BACA CERITA SEBELUMNYA. _1KM

Kalian kangen ga? Jujur, aku kangen kalian hehe. Kalian yang tidak bisa di spesifikkan. Hehehe.

-------

"Dicerita ini, kalian akan belajar. Belajar menerima keadaan yang berbalik fakta dengan perasaan kalian."
-Sheina Clarrisa-

=====

Zeddy dan Sheina sudah berada di London. Tadinya waktu di bandara, Sheina masih berat untuk meninggalkan Indonesia. Ia sempat meminta Zeddy berpikir dua kali, tapi Zeddy bersih keras untuk tetep pindah ke London. Dan Shiena pasrah. Karena alasan Zeddy, demi kebaikan dirinya kedepannya nanti.

Kini sepasang suami istri itu sudah tiba di apartemen yang terletak di kota London yang sudah dipersiapkan oleh kakeknya. Lagipula letak apartemennya yang tidak jauh dari kampusnya- Cambridge university dan juga perusahaannya yang sudah diatur sesuai jadwal mata kuliahnya. Iya, kemungkinan besar Zeddy sangat sibuk. Untung saja direktur perusahaan kakeknya sendiri. Jadi Zeddy masih bisa mengatur waktu dengan keluarga.

Apartemen mereka cukup mewah dengan gaya modern classic yang keseluruhan berwarna putih dipadu dengan abu-abu. Terdapat dua master kamar tidur beserta kamar mandi dalam dengan pemandangan kota London, dan juga terdapat banyak jendela lebar yang memperlihatkan pemandangan kota London. Sehingga penghuni apartemen tidak merasakan kejenuhan. Oh iya, apartemen ini memiliki privacy lift dan juga ada ruangan movie teater loh. Sangat cocok untuk pasangan atau pengantin baru.

"Shie, apa gue panggil ART aja? Biar lo ga kecapean," ucap Zeddy saat mereka berdua beres-beres di kamarnya. Sheina yang sibuk melipat baju mereka, sedangkan Zeddy sibuk mengelap meja dan nakas yang sudah berdebu.

"Ga usah Zeddy. Biar aku aja yang urus apartemennya." Jawab Sheina santai. Karena urusan baju beres, Shiena mengambil penyedot debu dan membersihkan karpet kamarnya.

"Biar gue aja. Lo rapiin sprei aja," kata Zeddy mengambil alih tugas Sheina, dan Sheina menurut "apa lo ga mau kuliah juga? Gue ga bakal ngelarang lo buat kuliah kok Shei. Lo gini, juga gara-gara kecerobohan gue kan," ucap Zeddy sambil fokus membersihkan karpet yang masih terlihat bagus.

Sheina menelan salivanya, tawaran Zeddy membuatnya ingin mengatakan iya. Tapi bagaimana dengan janin dalam perutnya? Tidak. Ini harus dipikirkan sangat matang. Seolah harapan Sheina untuk kuliah itu berkurang. "aku masih ga mikir itu Zeddy,," jawab Shiena yang lagi menata bantal, lalu duduk ditepi ranjang sambil melihat gerak-gerik suaminya membersihkan karpet dengan telaten.

Zeddy melihat kearah Sheina. Rasa bersalahnya kembali muncul, bahkan ia tidak tau harus melakukan apa. "Shei, bilang aja ke gue apa keputusan lo. Biar gue itu ga ngerasa bersalah ke lo,"

Jadi ini karena buat balas kesalahan kamu? Bukan tulus dari hati kamu ya Zeddy? Mikir apa Lo sih Shei, Zeddy itu belum sepenuhnya nerima Lo jadi istrinya!. Monolog Sheina dalam hatinya.

Shiena menggeleng pelan, lalu tersenyum. "Aku mau fokus sama kandungan dulu Zeddy. Masalah itu aku pikirkan nanti aja ya,, dan kamu ga usah ngerasa bersalah. Ingat, ini udah skenario kita." Jawab Sheina menatap lekat ke arah Zeddy.

Zeddy meletakkan pembersih debu dipojok lemarinya, lalu ikut duduk disebelah Sheina. "Ya udah kalo itu mau lo, gue ga maksa. Tapi lo butuh pembantu ga?"

"Ga usah, biar aku ngerjain tugas yang harus seorang istri kerjakan." Lagi-lagi Shiena berdebar saat ditatap lekat oleh Zeddy. Dan mulai saat ini, ia akan berjanji akan terus berusaha untuk membuat Zeddy mencintainya dengan tulus.

SheinaZeddy [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang