Chapter 17

542 27 3
                                    

“You make me happy in the hurt”

“You make me happy in the hurt”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

=====

"Kamu makin ke belakang makin agresif ya Shei. Salut aku Shei ARGH—

Ucapan Zeddy terpotong karena Sheina yang menahan malu itu menarik dasi suaminya.

Ya pagi ini Sheina sedang merapikan penampilan suami sebelum menyelesaikan urusan kantornya.

"Bisa ga sih jangan bicara kayak gitu. Aku malu Zeddy,"

"Ngapain malu. Toh kita suami-istri."

Shiena berdecak. Selalu saja Zeddy berhasil menggodanya. "Dahlah. Kamu ngeselin." Ketus Sheina melengos keluar kamar saat dasi Zeddy benar-benar rapi.

"Dih ngambek nih?" Zeddy mengikuti Sheina dari belakang. Akhir-akhir ini hobby Zeddy itu membuat Sheina merona seperti itu. Lucu gitu.

"Ck. Diem Zeddy. Sekarang cepet makan! Udah jam delapan." Titah Sheina mengolesi selai di roti Zeddy dengan ketusnya.

Sebelum duduk, Zeddy mencium pipi kanan Sheina dengan gemas. "Buat istri ngambek emang seru ya,"

"Makan. Ga usah jahil dulu."

Zeddy menerima roti dari Sheina."kamu ga mau ikut ke rumah kakek? Mereka nanya kamu,"

Tanya aku atau tanya Dyah?

Sheina masih berfikir. Rasanya ia belum siap menghadapi keluarga Zeddy. Tunggu, ia lupa sesuatu. "Oh aku ga bisa kalo hari ini. Ada temen kelas di sini. Jadinya kami mau meet up. Besok lusa aja gimana?" Bukan beralibi memang fakta Cara mengajaknya bertemu kemarin.

"Okey deh. Tapi ga ada yang kamu sembunyikan?"

"Gak ada Zeddy, kamu tenang aja"

Zeddy mengangguk. Lalu mereka menikmati sarapan pagi tanpa berbicara.

=====

Zeddy sudah tiba di kantor kakek Kay. Ia melihat kerumunan di depan ruangan direktur utama. Tepatnya ruangan kakeknya.

"Hey! What happen?" Tanya Zeddy pada salah satu karyawan.

"There were a big problem in this office. And Mr. Kay was shocking."

"Fucking it!"

Zeddy terbelalak mendengar ucapan karyawan tersebut. Dengan rasa khawatir, Zeddy langsung menerobos masuk ruangan kakek Kay.

Benar saja. Ia langsung mendapati kakek Kay yang pingsan dan dibantu oleh beberapa karyawan. "Kakek! Apa yang terjadi?!" Seru Zeddy sambil mengambil alih kakek Kay dan ia segera menyuruh body guard kakek Kay menyiapkan mobil untuk segera ke rumah sakit.

"We have to go now!" Teriak Zeddy lantang.

Zeddy benar-benar panik. Padahal kemarin tidak ada tanda-tanda ada masalah dalam perusahaan kakek Kay.

SheinaZeddy [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang