Juliet Rose Soerya Tedja tahu betapa menyebalkannya ketika dengan terpaksa dia harus memakai stiletto heel yang selalu berhasil membuatnya merasa tidak nyaman dan menyakiti kakinya. Mungkin rasa tidak nyaman itu sudah berubah jadi benci.
Ya. Rose sangat membenci ketika benda yang membuat tubuhnya tegap sempurna itu melekat di kakinya. Karena semahal apapun sepatu dan se-terkenal apapun brand dari sepatu yang ia kenakan, sekalipun Rose tidak pernah tidak merasa kesakitan.
Tetapi, itulah seni dari hidup. Seperti yang pernah Rose dengar dari ibunya, kadangkala manusia harus melakukan sesuatu yang mereka benci untuk tetap bertahan hidup.
"Apakah menikahi Papa termasuk Ma?"
"Awalnya." Mama tersenyum simpul. "Tapi Mama nggak bisa melakukan apapun waktu Mama jatuh cinta lagi dengan Jeremy Soerya Tedja."
Ahh ... Roman picisan sekali kisah cinta orang tuanya. Dari benci menjadi cinta. Bukankah akhirnya sangat bisa ditebak? Tentu saja saat ini mereka hidup dengan bahagia. Buktinya, sudah ada dia dan Junior, adiknya.
Lalu bagaimana dengan kisah cinta Rose?
Lupakan dulu. Karena saat ini Rose sedang berjuang untuk menyukai sepatu hak tinggi yang tidak berhenti menyiksa di kakinya. Terlahir sebagai seorang perempuan dengan nama Soerya Tedja, Rose juga tidak punya pilihan lain selain memakainya.
Menyedihkan? Sebenarnya tidak terlalu. Karena Rose tahu, untuk sesuatu yang terlihat lebih indah, kadang-kadang memang harus terasa menyakitkan.
Kakaknya―Joshua Wirya Tedja―pernah mengatakan, bila keluarga Soerya Tedja tidak akan pernah membiarkan seorang perempuan menduduki posisi tertinggi di perusahaan mereka. Karena itu, Joshua menjadi pewaris utama perusahaan milik keluarga mereka dan keluarga Mahawirya. Lalu Junior menempati posisi kedua dengan nama Soerya Tedja.
"Lalu bagaimana dengan aku dan Jasmine?"
Lagi-lagi, Rose melihat sebuah senyuman simpul. Karena jawaban Joshua cukup sederhana saja. Namun berhasil menjungkir balikkan dunia Rose.
"Menikah Rose."
"Maksudnya perjodohan?"
"Tepat sekali." Joshua mengangguk sambil tersenyum kecil. "Tapi kamu nggak perlu terlalu khawatir. Karena kita masih diperbolehkan untuk memilih Rose."
"Apa bedanya? Perjodohan ya tetap perjodohan. Kisah cinta yang disengaja Kak."
"Memangnya orang-orang seperti kita ini mengenal cinta pada pandangan pertama?" Joshua tertawa pelan. "Lihat aja nanti, kakak akan menikah dengan perempuan terbaik."
"Siapa? Raras Lalita Danapati?" Rose mencibir ucapan Josh yang secara tidak langsung ingin membawa nama satu-satunya cucu perempuan di keluarga Ararya itu.
"Iya." bukannya malu, Josh malah mengangguk setuju. "Cantik kan? Dia juga sangat cocok menjadi pendamping hidup Kakak."
"Terserahlah...." Rose mengibaskan tangannya. "...kenapa juga aku harus mikirin soal pernikahan di saat umurku masih belum genap dua puluh tahun."
"Persiapkan diri kamu mulai dari sekarang Rose. Supaya kamu nggak terlalu kaget ketika mulai mendengar pertemuan dengan nama-nama yang sudah diatur oleh Kakek atau Paman."
"Apa Kakak udah dimulai?"
"Enggak. Karena dari awal aku sudah menentukan pilihan."
"Raras?"
"Hem." Josh mengangguk. "Seenggaknya kamu masih beruntung, karena punya satu Kakek. Aku punya dua keluarga yang harus dipuaskan."
"Bicaramu menyebalkan sekali Kak! Aku udah tahu, kalau kamu memang sekaya itu!" Rose tersenyum miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juliet & Romeo
Romance"Karakter, organisasi, tempat, perusahaan, pekerjaan dan kejadian dalam tulisan ini hanya fiktif." __________________________________ Untuk seseorang yang selalu terlihat dingin, siapa yang tahu jika sebenarnya ia cukup hangat. Dan untuk seseorang y...