Heeyyyy...
Tinggal 3 part lagi lohhh...
Ayok, vote dan komen yang buanyaaakkk ❤️*****
Perempuan cantik itu terkekeh pelan saat tangannya dikecup sekilas oleh pria yang duduk di sampingnya. Tak mau kalah, Rose juga ikut mengusap-usap tangan Alfa yang terus menggenggam tangannya.
"Kamu hati-hati ya Al."
Entah sudah yang ke berapa kali ia mengucapkan pesan itu, tapi Rose masih belum puas mengingatkan kalau Alfa harus menjaga diri saat mereka berjauhan. Sementara Alfa membalas kekhawatiran itu dengan memeluk perempuan yang dalam beberapa bulan lagi akan jadi istrinya.
"Aku pasti hati-hati Sayang." bisiknya.
Sedangkan pria lain yang berada di dekat mereka, hanya bisa tersenyum miring dan berusaha untuk tidak peduli dengan tingkah laku pasangan yang sedang dimabuk cinta itu.
Alfa dan Rose bahkan tidak peduli lagi saat ada beberapa orang yang secara terang-terangan mengambil foto mereka berdua. Terlepas dengan status sosial mereka, Alfa dan Rose hanya mencoba untuk bersikap jujur bila mereka saling mencintai.
"Nanti kalau udah sampai rumah, kamu kabari aku ya?" ucapnya sembari membelai kepala Rose perlahan.
"Iya. Aku pasti kabari kamu." Rose mengangguk dengan senyuman kecil. "Kalau kamu udah sampai Jerman, kamu juga kabari aku ya."
"Pasti Sayang. Aku pasti kabari kamu. Kamu beneran nggak pa-pa pulang sendirian?"
"Nggak pa-pa. Aku udah biasa sendirian."
"Tapi kamu harus hati-hati." Alfa meremas pelan tangan Rose, merasa sedikit ketakutan.
Padahal saat ini bukan pertama kalinya mereka berpisah, tapi entah mengapa Alfa terus merasakan debaran aneh dalam dadanya. Sesuatu yang begitu mengganggu perasaannya.
"Iya Al. Aku akan hati―"
"Alfa Romeo?"
Seseorang telah berhasil memotong kalimat Rose. Mendengar namanya dipanggil, seketika Alfa dan Rose menoleh ke arah suara. Tanpa ada perasaan apapun, Alfa tersenyum kecil, saat menemukan seorang pria tampan yang sedang berdiri di dekatnya.
Berbeda dengan Rose yang membelalak tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya. Benarkah pertemuan mereka saat ini hanya sebuah kebetulan?
Alfa beranjak dari tempat duduknya, lalu mengulurkan tangannya berniat menjabat tangan pria yang sudah menyapanya.
"Tan Romeo."
Dengan senyuman, Romeo membalas uluran tangan Alfa sembari melirik perempuan cantik yang ikut berdiri di samping sang calon suami. Saat ini, Romeo merasa sangat iri pada Alfa yang bisa dengan bebas menggenggam tangan Rose. Sayang sekali kesempatan untuknya sudah tidak ada lagi.
Bukan hanya Alfa dan Rose, tapi Luki ikut mendekat dan mereka mulai membicarakan hal-hal yang hanya dimengerti oleh para pria itu. Sedangkan Rose hanya berdiri di samping Alfa sambil berusaha menyembunyikan rasa takut dalam dadanya. Romeo tidak akan melakukan sesuatu yang aneh kan?
"Calon istrinya ya?"
Rose tersenyum amat tipis setelah mendengar pertanyaan itu. Sebelumnya Rose berpikir kalau Romeo adalah pria yang baik. Nyatanya pria itu cukup pantas disebut licik. Calon istrinya? Bukankah Romeo sudah memberi selamat pada malam pertunangannya bersama Alfa?
"Iya." Alfa tersenyum bangga sambil memberi usapan lembut di bahu Rose. "Rosie, calon istri saya."
Rose menggigit tipis bagian dalam bibirnya setelah ia melihat seringai tipis seorang Tan Romeo Handjojo. Belum lagi saat dengan sengaja Romeo mengulurkan tangannya ke hadapan Rose dan membuat Alfa sedikit kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juliet & Romeo
Romance"Karakter, organisasi, tempat, perusahaan, pekerjaan dan kejadian dalam tulisan ini hanya fiktif." __________________________________ Untuk seseorang yang selalu terlihat dingin, siapa yang tahu jika sebenarnya ia cukup hangat. Dan untuk seseorang y...