Juliet & Romeo ― 20

750 194 52
                                    

Ada 2600 lebih words...
Silakan vote dan komen yang buanyaaakkk!

❤️❤️❤️

*****

Rose menarik napas dalam saat Alfa membuka pintu mobil yang ada di sebelahnya, lalu keluar dan berjalan menuju pintu yang ada di samping Rose.

"Ayo," ajak Alfa setelah membuka pintu.

Tanpa bicara, Rose menjawab uluran tangan pria tampan itu. Dengan tangan yang saling bertautan, mereka berdua mulai berjalan mendekati pintu rumah bergaya modern itu.

"Sandinya masih sama, hari ulang tahun kamu." kata Alfa sembari menekan beberapa angka dengan jadi telunjuknya.

Sebenarnya bukan hanya sekali dua kali Rose mendengar kalimat barusan. Tapi tetap saja, pengakuan Alfa telah berhasil membuat bibir Rose merekah senang, karena pria itu selalu membuatnya berpikir kalau dia adalah perempuan paling beruntung di dunia.

Rose lupa kapan semuanya dimulai. Mungkin sejak dua atau tiga tahun terakhir, Alfa selalu menggunakan hari ulang tahunnya sebagai sandi di semua tempat yang diperlukan. Maka tidak heran bila pada malam itu Rose bisa dengan mudah masuk ke dalam apartemen milik Alfa. Malam yang menghancurkan semua impiannya tentang Alfa.

Memasuki bangunan luas milik Alfaros Pakusadewa, senyuman wanita itu mengembang saat mendapati interior rumah Alfa yang sebagian besarnya telah berubah berwarna pastel yang lembut.

"Kamu ganti sofa, Al? Kapan?" Rose mendongkak dan menatap wajah Alfa.

"Tadi siang. Tiba-tiba aja aku inget waktu kamu bilang kalau di rumah ini terlalu banyak warna biru." jawab Alfa tanpa lupa memberi belaian di wajah Rose.

"Jadi gara-gara aku ya?"

Alfa tersenyum kecil. "Iya Sayang."

Rose menggigit tipis bibir bawahnya, merasa gemas pada dirinya sendiri karena tanpa diketahui oleh siapapun―kecuali Junior―dia sempat bermain hati dengan pria lain di belakang Alfa.

"Tunggu di sini sebentar." ucap Alfa sembari memegang kedua bahu Rose, meminta agar perempuan cantik ini tetap berdiri di tempatnya.

"Kamu mau ke mana?"

"Sebentar Rosie." Alfa tersenyum lagi, sebelum menunduk dan memberi kecupan singkat di kening Rose.

Sambil tersenyum malu, Rose memperhatikan pria yang mengenakan kaos berwarna hitam dan celana jeans itu masuk ke dalam kamarnya. Saat itu juga, Rose merasa deja vu. Ia mengingat mimpi yang dia lihat beberapa hari lalu. Pria yang berjalan di depannya, sepertinya memang benar-benar Alfa.

Sembari menunggu, Rose mengedarkan pandangan melihat ke segala penjuru rumah itu. Ruangan luas tanpa ada sekat, hingga ia bisa dengan bebas melihat dapur, meja makan enam kursi, dua pintu kamar lain, lalu deretan pintu kaca yang memperlihatkan taman belakang dengan lapangan basket. Belum lagi ruangan lain di luar, tempat Alfa menyimpan alat-alat olah raganya. Benarkah dia akan menjadi istri dari pemilik rumah ini?

"Rosie..."

Rose mengangkat wajahnya dan terperangah kaget saat melihat Alfa yang sudah berganti pakaian keluar dari kamarnya. Bukan setelan rapi dan sebagainya seperti yang telah Rose bayangkan, karena pria itu malah mengenakan baju tidur barwarna abu-abu.

"Ngapain kamu pakai baju tidur?"

"Tadinya mau pakai jas, tapi lihat deh baju kamu."

"Makasih..." Rose mengangguk memahami maksud dari Alfa.

Juliet & RomeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang