Juliet & Romeo ― 24

645 164 20
                                    

Heeyy...
Dua part lagi heeyy 🙂

*****

Selesai menjalani sesi latihan yang cukup melelahkan, Alfa merasa lega setelah sampai di hotel dan membersihkan tubuhnya. Sembari berusaha mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk di tangannya, Alfa berjalan mendekati sofa yang berada di dekat ranjang.

Pria yang masih mengenakan bathrobes itu meraih ponsel yang tergeletak di atas meja, sebelum menghempaskan tubuhnya di sofa. Baru dua minggu mereka berpisah, tapi rasanya ia sudah sangat merindukan perempuan yang kurang dari empat bulan lagi akan menjadi istrinya itu.

Sembari menatap layar ponselnya, Alfa mulai kebingungan karena sejak sore tadi Rose sama sekali tidak memberi kabar padanya. Dia juga merasa aneh karena Rose juga tidak membalas pesan terakhir yang ia kirimkan ataupun menjawab panggilan teleponnya. Kemana perempuan itu?

Tut... Tut...
The number you're have calling is not active or out of coverage area ... please try again in a few minutes...

Alfa kembali memeriksa platform pesan yang berisi obrolannya dengan sang calon istri. Sejak terakhir kali, sudah ada beberapa pesan yang ia kirimkan dan belum dibalas oleh Rose.

"Kamu kemana sih Rose." gumam Alfa sambil mengetikkan pesan baru untuk Rose.

[Kamu baik-baik aja kan Rose?]

Drrtt... Drrtt...

Alfa sedikit kecewa karena getaran itu bukan berasal dari kontak Rose. Tetapi dari sebuah nomor tanpa nama yang baru saja mengirimkan beberapa pesan bergambar. Tanpa ada perasaan ragu, dalam sekali gerakan, Alfa membuka pesan itu.

Setelah melihat pesan yang dikirim oleh seseorang yang jelas ia ketahui siapa. Alfa meremas kuat handuk di tangannya merasakan jantungnya seperti dihujam berkali-kali dengan sebilah pedang tajam.

Seluruh tubuhnya bergetar hebat dan Alfa mulai kesulitan bernapas normal. Dadanya bergemuruh penuh dengan amarah, hingga tanpa membutuhkan alasan lain, buliran air mata mulai menetes dan berjatuhan melalui ujung hidung mancungnya.

Pada malam itu Alfaros Pakusadewa merasakan kekalahan paling menyakitkan dan paling pahit selama dua puluh delapan tahun hidupnya.

***

"Gimana Pa? Apa Rose udah ketemu?"

Mendengar pertanyaan dan suara yang terdengar sedih itu, Jeremy Soerya Tedja menekan kelopak matanya sejenak, berharap ia bisa membawa kabar baik untuk istrinya. Sayang, dia tidak dapat melakukan itu karena putri mereka masih belum ditemukan.

"Maaf Ma ... kami masih berusaha mencari."

"Jangan minta maaf Pa ... tolong temukan Rose. Jangan minta maaf..." tangisan Manda kembali pecah.

"Pasti Ma ... pasti... Aku pasti akan menemukan anak kita."

Manda sudah menangis pilu di dalam pelukan Kirana Via Widjaya. Sedangkan Carlissa masih berusaha menenangkan adik iparnya itu dengan mengusap-usap punggung Manda perlahan, sembari menatap Joseph yang mulai gusar.

Mereka semua tidak mengerti, kenapa setelah Jasmine Widjaya Tedja, kejadian seperti ini harus kembali menimpa Juliet Rose Soerya Tedja.

"Bagaimana Josh? Apa Rose sempat keluar dari Bandara?" tanya Joseph pada Joshua.

"Sempat Pa. Aku udah check cctv di beberapa titik, dan Rose keluar dari Bandara. Aku juga udah coba hubungi temen-temen yang ada di sini."

"Kalau hotel bagaimana?" tanya Jonathan yang ikut mendengarkan obrolan itu.

Juliet & RomeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang