Demi kenyamanan dan kebahagiaan kita bersama, silakan vote dan komen yang buanyaaakkk
❤️🌹❤️*****
"Tapi sepertinya tidak berlaku untuk keluarga Handjojo dan Soerya Tedja." jawab pria tampan itu dengan lugas dan percaya diri, seolah-olah ia ikut serta dalam penulisan takdir yang menyangkut namanya.
Tapi, begitulah kenyataan yang terjadi di antara keluarga Handjojo dan Soerya Tedja. Romeo masih mengingat dengan jelas saat para orang tua dan saudara-saudaranya, saling berlomba untuk menceritakan kejelekan dan kebusukan keluarga Soerya Tedja saat mereka sedang mengadakan acara keluarga.
Kenyataannya, Romeo sudah diajarkan untuk membenci keluarga perempuan itu sejak ia masih sangat kecil. Ibunya memang salah. Romeo tahu bahwa perempuan yang sudah melahirkannya itu, telah dianggap gila. Jalang tidak tahu diri. Dan yang paling buruk adalah seorang pembunuh. Romeo sangat tahu semuanya.
Tapi, kenapa Jeremy Soerya Tedja tidak disalahkan? Mengapa hanya ibunya yang harus hidup menderita? Kenapa dunia sangat tidak adil kepada ibunya?
Awalnya Romeo sangat membenci keluarga Soerya Tedja. Siapapun yang memiliki nama belakang Soerya Tedja adalah musuhnya. Seseorang yang harus ia hancurkan, seperti ketika nama itu menghancurkan kehidupannya.
Tapi, keadaan mulai berubah ketika ia beranjak dewasa. Romeo berpikir bahwa hidupnya terlalu singkat bila ia gunakan untuk membenci. Kehidupannya terlalu berharga bila ia gunakan untuk menghancurkan kehidupan orang lain. Dan perempuan yang sedang duduk sendirian itu, membuatnya ingin mengetahui lebih banyak tentang nama Soerya Tedja.
Tanpa bicara lagi, Romeo mengambil langkah mendekati perempuan yang sepertinya sedang memikirkan banyak hal itu. Dan dalam langkahnya mendekati Rose, Romeo jadi teringat akan satu hal lagi yang membuat jarak mereka semakin jauh.
Alfaros Pakusadewa. Pembalap tampan itu jelas memiliki perasaan yang cukup dalam terhadap Juliet Rose. Romeo juga tahu kalau mereka berdua sudah menjalin hubungan cukup lama. Dan cerita singkat itu membuat Romeo semakin penasaran. Kira-kira, siapa yang lebih brengsek di antara Handjojo dan Soerya Tedja?
"Juliet," panggil Romeo setelah ia sampai di samping tempat duduk Rose.
Perempuan itu menekan kelopak matanya sejenak, karena ia tahu siapa yang telah memanggilnya dengan nama Juliet. Seseorang yang tidak lain adalah Tan Romeo Handjojo.
Rose mendongkakkan wajah, lalu menatap Romeo sekilas sebelum kembali mengalihkan pandangan ke tempat sebelumnya. Yaitu menatap kosong taman di hadapannya.
Tidak mendapat penolakan, itu berarti ia diizinkan untuk duduk di sampingnya. Maka tanpa membuang waktu dan bertanya hal yang tidak perlu, Romeo menaruh pantatnya.
Sudah lebih dari tiga menit berlalu, dan mereka berdua tetap terdiam. Jujur saja, saat ini Romeo sedang mencari topik obrolan apa yang pantas untuk dibicarakan dengan musuh besarnya. Berbeda dengan Rose tidak berminat untuk membicarakan hal apapun.
Apalagi mengenai kejadian yang menimpa Jasmine. Rose tahu kalau ia dan Romeo tidak sedekat itu sampai mereka harus bertukar pikiran dan perasaan.
Drrttt... Drrttt... Drrttt...
Romeo bisa mendengar suara getaran itu. Sedetik kemudian, ia melihat saat Rose mengambil ponsel dari dalam tasnya. Lalu menatap layar ponsel itu sejenak, sebelum menerima panggilan itu.
"Rosie..."
"Ya, Al?"
Saat itu juga, Romeo tersenyum simpul. Ternyata hubungan mereka berdua memang sedekat itu, sampai saling berbagi kabar melalui panggilan telepon.

KAMU SEDANG MEMBACA
Juliet & Romeo
Romance"Karakter, organisasi, tempat, perusahaan, pekerjaan dan kejadian dalam tulisan ini hanya fiktif." __________________________________ Untuk seseorang yang selalu terlihat dingin, siapa yang tahu jika sebenarnya ia cukup hangat. Dan untuk seseorang y...