Juliet & Romeo ― 25

784 168 44
                                    

Seperti yang aku bilang di Instagram...
Are you ready??

*****

Sampai di sebuah kawasan tempat tinggal yang terbilang cukup sepi, Romeo segera turun dari mobil ditemani Wildan dan disambut oleh seseorang yang telah ia tugaskan untuk mengikuti Rose sejak siang tadi.

Tanpa harus meminta izin kepada siapapun, seorang pria berbadan besar yang berdiri di samping Romeo mendobrak dan membuka secara paksa pintu rumah yang ada di hadapan mereka.

Si penghuni rumah yang sedang tertidur pulas di sebuah sofa terkejut setelah melihat kehadiran Tan Romeo Handjojo di hadapannya.

"Romeo?" pria itu tergagap ketakutan.

Kenapa Romeo bisa tahu tempat ini?

Romeo tak perlu berurusan dengan pria yang pernah ia lihat dari sebuah artikel yang menuliskan jika Juliet Rose Soerya Tedja sedang berkencan dengan Alfa Romeo. Pria yang tidak ia ketahui namanya ini benar-benar seperti sampah.

"Pak, kita apakan dia?" tanya Wildan.

"Kenapa kamu tanya aku? Lakukan saja seperti biasanya." singkat Romeo.

Ketika Ethan harus berurusan dengan Wildan dan pria berbadan besar itu, Romeo membuka pintu sebuah kamar yang dikunci dari luar. Tak perlu membutuhkan tenaga, Romeo sudah bisa membuka pintu itu dan menemukan Juliet Rose Soerya Tedja yang sedang duduk di kursi dengan tangan dan kakinya diikat.

"Ya Tuhan..."

Hati Romeo mencelos terasa sangat sakit setelah mendengar tangisan Rose pecah dibalik lakban yang menutupi tubuhnya. Belum lagi kondisi tubuh Rose yang cukup kacau. Detik selanjutnya, Romeo bergegas membuka tali yang mengikat kaki dan tangan Rose. Romeo juga melepaskan jaketnya untuk menutupi tubuh Rose yang terluka.

Meski tubuhnya sudah terbebas, tapi Rose masih kehilangan tenaganya setelah ia disekap selama belasan jam. Rose pasrah dan membiarkan pria tampan ini membuka lakban yang menutupi bibirnya.

"Romeo..."

"Iya. Aku di sini, Juliet." Romeo mencoba tersenyum sebelum membawa Rose ke dalam gendongnya. "Kita ke rumah sakit sekarang."

Sambil membawa Rose yang sudah memejamkan mata. Romeo keluar dari kamar gelap itu, lalu meminta Wildan untuk ikut bersamanya.

"Ayo Wil."

"Ke mana Pak?"

"Kenapa masih tanya? Kamu nggak bisa lihat lukanya Wil?"

"Baik. Rumah sakit terdekat Pak."

Di dalam mobil, Romeo terus mengamati dan membisikkan kalimat-kalimat penguat supaya perempuan cantik itu tetap bersamanya. Meski Romeo tahu kalau Rose masih sadar setelah bergumam satu nama.

"Alfa..."

Ya. Kesalahan terbesar dalam hidupnya adalah menyakiti perempuan ini. Perempuan yang ia sukai, namun mencintai pria lain. Bukankah dia cukup pengecut karena tidak bisa menerima kenyataan?

"Apa Rose baik-baik saja Pak?"

"Untungnya. Sepertinya laki-laki tadi masih punya rasa takut pada keluarga Soerya Tedja."

"Saya sempat melihat, dia sudah beberapa kali mengambil foto Bapak saat dengan Rose."

"Biarkan saja." Romeo menatap lekat wajah Rose yang terlihat kacau dan terluka. Suhu tubuh perempuan itu juga tinggi. Mungkin karena Rose masih mengalami shock berat.

Juliet & RomeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang