Juliet & Romeo ― 8

762 211 31
                                    

Pencet bintangnya dooong ❤️
komen juga doong ❤️

*****

Tanpa ada niat bertanya kepada staf atau siapapun dimana letak taman Grand Poudretteite, Rose menuruti langkah kakinya saja sampai ia melihat sebuah jalan setepak yang diapit oleh kolam berukuran kecil di sebelah kanan dan sebelah kirinya.

Rose semakin tertarik dengan jalan setapak itu, karena adanya puluhan air mancur yang berada di dalam kolam kecil itu, dan dihiasi dengan lampu. Jadi membuat kolam itu tampak seperti sebuah aliran sungai yang dihiasi oleh lilin-lilin kecil.

Maka tanpa pikir panjang, Rose memutuskan untuk mengarahkan kakinya menyusuri jalan dengan lilin-lilin itu. Tanaman yang berada di sekitar juga tidak terlalu banyak, namun amat terawat. Sampai Rose bisa mencium aroma daun dan bunga-bunga yang ada di samping kanan dan samping kirinya.

Rose tidak mengerti ia sedang berada dimana atau sedang mengarah ke tempat apa. Namun ia tidak begitu terlalu khawatir, karena taman ini masih berada di dalam Grand Poudretteite luxury hotel, kebanggaan keluarga Ararya.

Dan Rose tidak bisa berbohong kalau kakinya semakin terasa sakit. Apalagi jalanan yang dihiasi oleh pepohonan ini tidak kunjung berakhir, sedangkan Rose sudah sangat merindukan tempat duduk.

Selang beberapa langkah, senyuman Rose mengembang setelah ia melihat sebuah tempat duduk dengan bantal dan meja kecil di sampingnya. Apa tempat ini masuk dalam area restoran? Kenapa ada bantal? Bagaimana kalau hujan? Ah, karena terlalu gelap Rose baru melihat bila ada sebuah payung berukuran besar melindungi tempat duduk itu.

Rose harus mengakui bahwa tempat ini benar-benar sempurna. Kabarnya, dua saudara sepupu Raras banyak menuangkan ide dalam mendesain hotel ini. Saudaranya yang berambut pirang dan sepupu yang pernah disukai oleh iparnya itu. Hansa dan Raksaka.

Dengan senyuman sumringah, Rose mempercepat langkah untuk segera menaruh pantatnya duduk di tempat itu. Rose juga menghela napas lega setelah punggungnya bertemu dengan sandaran kursi.

Rasanya sangat nyaman hingga Rose memutuskan untuk memejamkan matanya selama beberapa saat. Di sini, tidak akan ada hantu kan?

***

"Rose ke mana?" tanya Alfa pada Joshua.

Joshua yang tahu bila Rose sedang membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri, menggelengkan kepalanya pelan.

"Nggak tahu. Ke toilet mungkin."

"Kok lama banget ya?"

"Sakit perut mungkin." singkat Josh sebelum meninggalkan pembalab tampan itu untuk menemui sang istri yang baru saja melambaikan tangan, karena ada seseorang yang ingin ia kenalkan.

Sepeninggal Josh, Alfa kembali mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan ballroom itu, mencari-cari sosok Rose yang tidak terlihat sama sekali batang hidungnya.

Kemana perginya perempuan itu? Apa Rose marah gara-gara ia terlalu sibuk dengan beberapa orang tadi? Kenapa Rose harus marah?

Maka tanpa membuang waktu, Alfa berjalan keluar dari ballroom berniat menghubungi ponsel Rose. Namun, ketika jemarinya berniat menghubungi Rose, ponsel yang ada di tangannya itu bergetar karena panggilan lain. Alfa tak punya pilihan untuk menjawab panggilan itu.

***

Setelah sang Tuan Rumah sudah mengetahui bahwa ia hadir dalam pesta yang mereka adakan. Romeo tak punya alasan lagi untuk tetap tinggal. Romeo yang sudah terlalu malas berada di ruangan itu, memutuskan untuk keluar mencari udara segar lalu pulang.

Juliet & RomeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang