Juliet & Romeo ― 19

692 171 26
                                    

Demi kenyamanan dan kebahagiaan kita bersama, vote dooong.... Komen juga dooong...

❤️❤️❤️

*****

Bertengkar dengan Junior memang sudah sering terjadi dalam kehidupan Juliet Rose. Bahkan perdebatan yang terjadi di antara mereka bisa dikatakan sebagai hal yang wajar.

Tetapi, baru kemarin Rose mendengar adiknya yang manis itu berbicara kasar dan berteriak sambil memukul meja lalu menendang kursi. Junior bahkan menyebutnya Rubah.

Rose marah. Tapi ia tidak bisa melakukan hal apapun karena dia memang melakukan kesalahan. Rose juga tidak bisa mengadu ke siapapun, karena tidak akan ada yang mau membelanya.

Termasuk si Manis Jasmine. Ngomong-ngomong, apa bulan madu pasangan suami istri itu lancar? Kenapa Jasmine sama sekali tidak menghubunginya? Ah, Jasmine pasti sedang sibuk dengan Jerrald.

Sampai di rumah kira-kira dua jam yang lalu, Rose memilih menghabiskan waktu di dalam kamarnya. Duduk di ambang pintu menuju taman belakang, sembari menarik garis di dalam buku sketsa yang ada di pangkuannya.

Perlahan tapi pasti, tangan perempuan cantik itu mulai membentuk pola wajah seseorang yang ia harapkan untuk hadir dan menemaninya. Rose ingin memeluk Manda, meski ia tidak bisa menceritakan apapun kepada ibunya tercinta.

Memandangi wajah cantik Manda yang mulai tergambar jelas, air mata Rose kembali menetes. Rose kembali menyesali keputusan bodohnya yang dengan sengaja malah mendekat dan menciptakan hubungan rumit dengan Tan Romeo Handjojo.

Ucapan yang Junior katakan padanya
padanya adalah benar. Romeo memang tidak mengetahui hal apapun. Romeo juga bukan seseorang yang melakukan kesalahan itu. Tetapi, melihat wajah Romeo, hanya akan mengingatkan Mandara dengan Grace. Dan nama Grace, akan kembali membuka luka lama keluarga mereka saat kehilangan Junior Soerya Tedja.

Untung saja, Rose segera mengakhiri semuanya.

"Bodoh." gumam Rose sambil mengusap wajahnya. "Kamu beneran bodoh, Rose."

Tok Tok Tok

Rose menoleh ke pintu kamarnya yang baru saja diketuk oleh seseorang, sebelum menjawab panggilan itu tanpa berniat bergerak dari tempatnya. "Aku nggak makan Bik."

Perempuan yang sedang duduk di ambang pintu itu memilih mengurung diri, daripada ia harus berhadapan dengan Junior yang mungkin masih akan mengingatkan Rose dengan rasa bersalahnya setelah membohongi semua orang.

Cklek

"Kalau aku suapin gimana?"

Menatap wajah pria tampan yang baru saja muncul dari balik pintu yang baru saja terbuka, senyuman Rose mengembang bersamaan dengan manik mata yang mulai berkaca-kaca. Entah mengapa, sifat lemahnya selalu hadir bila ia berhadapan dengan Alfaros Pakusadewa. Seperti berpura-pura tidak melihat apapun pada malam itu.

"Al..."

"Rosie, kamu kenapa?" Pria yang membawa kantong kertas di tangannya itu berjalan mendekat lalu menempatkan diri di samping perempuan cantik yang kembali meneteskan air mata.

Mungkin dari semua orang yang ia harapkan, hanya Alfa yang akan memeluknya. Meskipun bila Alfa mengetahui hal bodoh apa yang sudah ia lakukan dengan pria lain, Alfa pasti akan jauh lebih marah dari siapapun karena merasa dikhianati. Seperti yang sudah ia lakukan pada Alfa selama enam bulan terakhir. Jadi, apa Rose sudah pantas disebut penghianat?

"Berantem sama Junior lagi?" kali ini Alfa bertanya sembari memeluk dan mengusap-usap punggung Rose perlahan.

Rose mengangguk di dalam pelukan Alfa yang sedang tersenyum karena perempuan ini sudah mau membalas pelukannya. Apa itu artinya mereka sudah berdamai?

Juliet & RomeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang