Votenya kok makin dikit ciiinnn...
Padahal udah mau ending*****
Meninggalkan kediaman Tan Romeo Handjojo, Rose segera menghela napas lega layaknya seseorang yang merasa aman setelah melakukan sebuah tindakan tidak terpuji.
Di dalam armada itu, Rose juga sempat melihat ke segala arah untuk memeriksa bahwa tidak ada siapapun yang melihat ia keluar dari rumah Romeo. Helaan napas lega itu kembali muncul ketika ia mendapati Romeo telah masuk ke dalam pagar rumahnya yang berdiri dengan kokoh.
Sayangnya, tanpa diketahui oleh Rose, seseorang yang telah mengikutinya sejak dari restoran tadi, sudah berhasil mengabadikan pertemuan rahasianya bersama Romeo.
Dalam perjalanan menuju rumahnya, Rose melihat masih ratusan notifikasi dari penggemar Alfa Romeo yang memberi komentar di beberapa fotonya. Ada banyak yang menyetujui hubungan mereka dan ada pula yang bersikap seolah-olah Alfa mengenal mereka. Dan Rose masih tidak percaya bahwa Alfaros Pakusadewa memiliki penggemar sebanyak ini. Jadi, apa ia termasuk perempuan beruntung atau sial?
Tetapi, apa yang sedang dilakukan Rose saat ini tidak lebih dari sebuah pengalihan perasaannya dari ucapan Tan Romeo Handjojo. Rasanya jantung Rose seakan mau meledak setelah mendengar suara Romeo yang begitu merdu ketika menyatakan perasaan padanya. Laki-laki tadi tidak sedang mengerjainya kan? Kenapa bisa secepat itu jatuh cinta?
Sejujurnya Rose merasa suka. Tapi dia juga ketakutan. Rose tidak mau mendengar hal seperti itu lagi. Karena bagaimanapun, ia dan Romeo tidak akan pernah bisa. Seperti yang dikatakan oleh Kakaknya, Tan Romeo Handjojo bukan hanya jalan buntu. Tapi sebuah jalan yang berujung jurang.
Lebih baik Rose segera membicarakan dan menyelesaikan masalahnya dengan Alfa. Lalu mencari tahu bahwa apa yang ia lihat pada malam itu benar-benar Alfa atau bukan. Supaya ia tidak terus terlarut dalam masalah yang sepertinya ia ciptakan sendiri.
***
Setelah menempuh perjalanan selama lebih dari empat puluh menit, Rose turun dari taksi yang berhenti tepat di depan rumahnya. Sang supir taksi pun sedikit kaget, karena baru kali ini melihat sebuah rumah yang berada di dekat danau.
Rose kembali menghela napas lega saat mengetahui mobil milik Papanya tidak ada di rumah. Pasti saat ini kedua orang tuanya sedang mengunjungi rumah Kakek. Jadi Rose tidak perlu berbohong dan berbohong lagi. Tapi Rose ragu kalau ia akan bisa membohongi Junior Soerya Tedja.
Pemuda tampan yang saat Rose membuka pintu rumahnya sudah berdiri di dekat meja makan sambil melipat tangan di depan dadanya. Rose juga tidak terkejut dengan tatapan Junior yang berusaha mengintimidasi dirinya. Meski sedikit menakutkan, tapi Junior tetap terlihat tampan dan menggemaskan.
"Darimana?" sapa Junior sambil berjalan mendekat.
"Emangnya darimana lagi." singkat Rose tanpa mau menatap wajah Junior.
"Itu sepatu baru?"
"Iya."
"Lihat struk pembeliannya."
"Hah?" Rose membelalak terkejut mendengar perintah itu. "Kamu apaan sih?" lalu tertawa pelan karena adiknya sudah bersikap di luar batas wajar.
"Kak Joshua bilang, suatu saat nanti Rose akan pulang sendirian naik taksi. Dan waktu itu, tanya apapun yang ada di tangannya. Kalau dia nggak bisa kasih barang bukti pembeliannya, buang! Sekalipun itu cuma satu bungkus sate."
Rose menatap Junior aneh. "Seriously?"
"Kakak mau aku ikutin setiap hari?"
"No way!! Udah gila ya kamu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Juliet & Romeo
Romance"Karakter, organisasi, tempat, perusahaan, pekerjaan dan kejadian dalam tulisan ini hanya fiktif." __________________________________ Untuk seseorang yang selalu terlihat dingin, siapa yang tahu jika sebenarnya ia cukup hangat. Dan untuk seseorang y...