"Apakah masih belum cukup untukmu melihatku harus bermain-main terus dengan kematian?"
_QUEENIE AMANDA CAITLIN.Amanda berjalan memasuki rumahnya jangan tanya kondisinya saat ini, baju yang kotor, rambut yang berantakan, dan wajah yang penuh dengan luka. Ia membuka pintu rumahnya dengan sangat hati-hati, berharap bahwa orang rumah belum ada yang pulang. Dengan langkah yang pelan ia memasuki rumahnya, ia melihat kesekeliling, berharap bahwa ayahnya belum pulang jika tidak ia akan habis ditangan ayahnya.
Baru ditangga keempat rambut Amanda tiba-tiba ditarik seseorang membuatnya terjatuh, tanpa mempedulikan Amanda yang terjatuh laki-laki itu menyeret Amanda kedalam ruangan yang sangat Amanda takutkan, karna diruangan itu Amanda akan bermain-main dengan kematiannya.
"Kemana saja kamu, saya tidak suka jika ada yang tidak tepat waktu " Ujar Yudha~ Papah Amanda.
"Maaf pah, tadi aku pingsan disekolah " Ujar Amanda jujur.
"Kamu pikir saya peduli, Yang saya mau semua orang yang tinggal disini harus menaati peraturan yang saya buat, kamu sudah tahu saya paling membenci pemberontak " Ujar Yudha, mengambil cambuk andalannya.
Brukk
Brukk
Brukk
Brukk"T....to..tolong maaf kan saya, saya.....mo...mohon am...ampun Pah " Ujar Amanda merasa kesakitan akibat cambukan dari Yudha.
"Saya membenci pemberontak " Ujar Yudha masih terus mencambuk Amanda.
"Pah tolong maafin aku, Pah aku mohon, Sa...... Sa.......sa.....ki..tt " Ujar Amanda.
"Saya tidak peduli " Teriak Yudha. Dia menghentikan cambukannya.
"Setiap saya liat kamu, saya teringat akan penghianatan ibu kamu, saya benci wanita jalang itu, saya benci " Teriak Yudha marah, Ia langsung mengambil sebuah vas dan langsung memukul kepala Amanda, setelah itu dia menendang perut Amanda berkali-kali, tak merasa puas ia mengambil sebuah pisau dan langsung menggoreskannya berkali-kali kepunggung Amanda membuatnya semakin merasa kesakitan, tak sampai itu dia mengambil lagi cambukannya dan terus mencambuki tubuh Amanda yang sudah tergeletak lemas.
"T......to.........tt......to.......ll.........lo.....ng, Mm.......ma.....af.....k....kan..........a......aku....Pa....h..." Ujar Amanda terbata-bata. Yudha langsung menghentikan penyiksaannya, dia menatap Amanda yang sudah tergeletak mengenaskan, Yudha langsung membuang cambuknya dan melangkah keluar ruangan tersebut, sedangkan Amanda ia sudah bernapas lega karna Papahnya masih memiliki hati nurani karna tidak menyiksanya sampai ia mati.
Amanda berusaha bangun namun rasanya tubuh dia seakan remuk, Dengan sisa tenaganya ia berusaha lagi untuk bangun namun ia tidak bisa.
"Aaaaaawwww, Mamah " Jeritnya Kesakitan.
"Hiks......hiks.....hiks...hiks.....t...tt...to..lo..ng " Ujar Amanda dengan suara yang begitu pelan.
Namun bukan Amanda namanya jika dia menyerah, dia memegang sebuah meja berusa untuk berdiri, dan yap dia berhasil namun keseimbangannya goyah dia terjatuh mengakibatkan darah segar keluar dari lukanya.
"Aw, Ayo Amanda kamu pasti bisa, masa baru gini aja kamu udah nyerah sih, kamu itu kuat, kamu udah terbiasa sama luka kek gini " Ujar Amanda menyemangati dirinya sendiri.
Dengan sekuat tenaganya ia berusaha bangun dan yap ia berhasil, dengan pelan-pelan ia melangkah keluar ruangan itu, ia menahan rasa sakit akibat lukanya, ia menatap setiap anak tangga yang akan membawa dirinya kekamarnya, ia menghela napas lelah.
"Ayo Amanda kamu pasti bisa, semangat " Ujar Amanda lagi, berusaha menaiki anak tangga, baru beberapa tangga ia sudah terjatuh dan darah kembali keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tolong💔
Roman pour Adolescents(Budayakan Follow sebelum membaca) Apakah salah jika dia juga ingin merasakan kebahagiaan? Apakah salah jika dia juga ingin merasakan udara segar? Apakah salah jika dia juga ingin merasakan kasih sayang? Apakah salah jika dia juga ingin merasakan ba...